Ghosting yang Sempat Viral di Sosial Media : Fakta atau Mitos?

Memahami Fenomena Ghosting

Ghosting sempat viral di sosial media dan menjadi perbincangan utamanya pada kasus Kaesang dan kekasihnya, yaitu Felicia. Hal ini dikarenakan Felicia sebagai pacar dari Kaesang ditinggal begitu saja tanpa ada kabar apapun, bahkan Felicia sampai mengirimkan surat kepada Jokowi selaku ayah Kaesang, namun juga tak kunjung mendapat kabar (Sari, 2021). 

Advertisement

Hubungan merupakan kunci utama pada diri seseorang membutuhkan adanya kelekatan dengan orang lain. Maslow mengatakan pentingnya suatu hubungan dalam teori hirarki kebutuhannya bahwa terdapat lima kategori, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta, dihargai, dan aktualisasi diri (Boulerice, 2020). Banyak cara orang memulai hubungannya, juga banyak cara orang mempertahankan hubungannya. Dush & Amato, 2005 (dalam Farooqi 2014) menyebutkan bahwa kualitas hubungan yang tinggi melibatkan pengalaman yang subjektif seperti afeksi, keintiman, dan pengasuhan, sedangkan kualitas hubungan yang rendah digolongkan menjadi konflik, gangguan, dan antagonisme. 

Konflik dapat menjadi indikasi kualitas hubungan yang rendah yang harus diselesaikan dengan suatu solusi, bila tidak diselesaikan baik maka akan menuju pada pemutusan hubungan. Beberapa model secara umum menjelaskan bahwa pemutusan hubungan adalah suatu tahap yang dimulai dari suatu asumsi bahwa kerusakan hubungan adalah suatu hasil dari proses yang diperpanjang (Millings et al., 2020). Ghosting menjadi salah satu jenis dari pemutusan hubungan. Ghosting ada kemungkinan menunjukkan strategi pemutusan hubungan, yaitu menghindar, namun konteks yang telah di mediasi memberikan nuansa dalam pemberlakuannya (LeFebvre et al., 2019b). 

Ghosting menjadi pembahasan yang menarik di kalangan anak muda saat ini. Ghosting menurut Urban Dictionary (2006) dapat diartikan sebagai tindakan atau perilaku menghilang terhadap teman tanpa adanya peringatan atau pembatalan dalam suatu perencanaan dengan sedikit pilihan atau sama sekali tidak ada pilihan (LeFebvre et al., 2019a). 

Advertisement

Ghosting atau menghindari kontak yang telah termediasi secara teknologi dengan seorang pasangan daripada memberikan suatu penjelasan dalam mengakhiri suatu hubungan, saat ini telah muncul sebagai suatu strategi pengakhiran suatu hubungan yang relatif baru pada hubungan romantis yang modern (Koessler et al., 2019). Perilaku yang khusus menghindar akan mencakup tidak menanggapi panggilan telepon atau pesan teks, berhenti mengikuti (unfollowing), tidak berteman (unfriending), atau memblokir di platform media sosial, seperti Tinder, Facebook, Instagram, Snapchat (LeFebre, 2017 dalam Koessler et al., 2019).

Bila ditinjau dari sisi psikologis, maka akan berkaitan dengan masa lalu pelaku ghosting. Sisi psikologis yang ditinjau dari masa lalu pelaku dapat dijelaskan melalui teori psikoanalisis, yaitu Karen Horney dan Sigmund Freud. Horney, 1950a (dalam Solomon, 2006) memaparkan terdapat tiga struktur atau trend karakter utama dan solusi yang mengikutinya. Pertama adalah tindakan gerakan menuju orang dan solusi dari penyesuaian dan penghapusan diri. Kedua adalah bergerak melawan orang dan solusi dari agresi dan keluasan. Ketiga adalah menjauh dari orang dan solusi dari melepaskan atau kebebasan. 

Advertisement

Pada kasus ghosting ini, tipikal individu yang menjadi pelaku ghosting adalah mereka yang tergolong pada struktur karakter ketiga, yaitu menjauh dari orang. Sigmund Freud memberikan penjelasan terkait mekanisme pertahanan ego dengan cara menghindar. Siswantoro, 2005:102 – 113 (dalam Piliang, 2018) membagi mekanisme pertahanan diri ke dalam tiga kategori, sehingga pada kasus ghosting ini masuk ke dalam kategori yang kedua, yaitu withrawal reaction atau dapat dikatakan reaksi menghindar yang kemudian terbagi menjadi represi, fantasi, dan regresi.

Ghosting dapat menyerang siapapun, mulai kalangan muda hingga kalangan tua, bahkan ghosting tidak hanya menyerang hubungan percintaan, hubungan dalam bekerja, berteman, keluarga pun dapat menjadi korbannya. Beberapa orang yang telah mengalaminya akan kebingungan dengan cara menghadapinya. Tanda – tanda yang muncul memang tidak dapat diprediksi, namun kita dapat mengenali dari orang – orang yang tiba – tiba menghindar dari hadapan Anda atau Anda pernah melakukan chatting dengan seseorang, itu dapat dikenali dengan cara tiba – tiba mereka tidak membalas chat Anda atau tiba – tiba melakukan blokir kepada Anda. 

Cukup pahami terlebih dahulu bahwa Anda telah ditinggalkan oleh seseorang tersebut, namun jangan salah sangka ya karena terkadang orang yang meninggalkan belum tentu bertujuan untuk meng-ghosting Anda, bisa jadi orang tersebut sedang sibuk atau mengalami kendala. Maka dari itu, pahamilah terlebih dahulu dan pastikan kondisi mereka dengan cara bertanya terkait kondisi atau keadaannya, bila tidak mendapatkan jawaban juga atau hanya dibaca, maka Anda dapat berpikir bahwa Anda telah di ghosting. Ghosting yang telah terjadi dan telah kita pahami di awal bahwa kita telah menjadi korban ghosting, jangan terburu-buru melakukan pengiriman pesan ulang atau mengirim pesan berupa ping yang berarti sengaja kita kirim hanya agar orang tersebut membaca atau membalas.

Saran yang dapat Anda lakukan adalah sadari ketika Anda benar – benar telah mendapat konfirmasi bahwa Anda telah dighosting. Kedua, rileks kan tubuh Anda dengan mencari hiburan yang menyenangkan, seperti menonton film, keluar bersama keluarga atau teman, bermain permainan yang menjadi kesukaan Anda. Ketiga, mulai jalanilah kehidupan dengan sangat hati – hati terutama dalam berelasi. Relasi menjadi poin yang sangat penting sebagai wadah dalam berbagi cerita dan pengalaman yang kita alami. 

Anda dapat melakukan curhat kepada teman, keluarga atau mungkin tetangga Anda. Anda tidak akan pernah menduga sebelumnya bahwa kelak kita tidak akan pernah tahu dari mana penyelesaian itu muncul yang datangnya mungkin dari tetangga, teman ataupun keluarga. Penyelesaian itu dapat muncul dari pengalaman seseorang yang telah mengalaminya terlebih dahulu, sehingga dapat memuncul strategi dalam menghadapi kasus ghosting yang kita alami. Kuncinya juga bersabar, semua pasti membutuhkan proses ya, tidak bisa tiba – tiba masalah terselesaikan. 

Perlu waktu, kesabaran, bahkan pengorbanan. Seperti di awal dikatakan bahwa jangan terburu – buru melakukan pengiriman pesan secara berulang, agar si pelaku tidak semakin memunculkan aksi yang lain. Pahami yang sedang terjadi, bisa jadi si pelaku sedih karena ucapan atau perilaku Anda, mungkin juga karena sedang jengkel dengan Anda, banyak yang bisa kita lihat dan pahami. 

Setelah paham betul terkait masalahnya, segera selesaikan agar hubungan Anda tidak bertambah buruk. Bila semua usaha telah dilakukan namun si pelaku tetap saja tidak ada respon, tinggalkan saja karena percuma kita menunggu untuk seseorang yang tidak ingin berkomunikasi dengan kita kembali. Ke depan, mulailah untuk berhati – hati sangat dalam berucap dan berperilaku, karena yang kita anggap wajar belum tentu orang lain menerima begitu juga

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sedang menempuh studi Magister (S2) Psikologi Sains Universitas Surabaya (UBAYA)

CLOSE