Hari Gini Masih Menilai Kekayaan Seseorang dari Merk Handphone-nya? Let’s Fix Your Mindset!

Teknologi telah berkembang sangat pesat terutama di bidang telepon genggam.

Di era modern ini, teknologi telah berkembang sangat pesat terutama di bidang telepon genggam. Tidak heran apabila sekarang ini terdapat banyak sekali merk telepon genggam yang beredar di pasaran dengan berbagai model dan spesifikasi yang berbeda-beda dan tentunya juga dengan harga yang berbeda. Mulai dari ratusan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah. Orang-orang tentunya dapat memilih jenis telepon genggam yang disukai dan sesuai dengan bujet masing-masing.

Advertisement

Akhir-akhir ini telepon genggam kerap menjadi bahan pembicaraan ataupun perdebatan di media sosial. Banyak sekali orang-orang yang membicarakan tentang lebih bagus Android atau iPhone. Tak hanya sampai di situ, pembicaraan tentang ini juga merembet ke pembicaraan lain yang lebih sensitif, yakni tentang iPhone adalah telepon genggamnya orang kaya sementara Android adalah telepon genggamnya orang miskin.

Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan kicauan di Twitter yang membicarakan tentang orang kaya yang memakai Android dan orang miskin yang memakai iPhone. Kurang lebih kicauannya seperti ini,

“Ada teman yang gajinya di atas rata-rata, tapi nggak punya iPhone. Sedangkan ada karyawan yang gajinya hanya UMP/K selalu punya iPhone keluaran terbaru”.

Advertisement

Hmm menarik, batin saya kala membaca kicauan tersebut.

Dari awal saya tahu bahwa kicauan tersebut akan menjadi viral dan benar sekali, kicauan tersebut mendapat ribuan balasan dalam waktu kurang dari satu hari. Lalu saya pun tertarik untuk membaca balasan-balasan yang ada di kicauan tersebut dan saya sedikit tercengang dengan balasan-balasan yang ada. Tentunya balasan-balasan di sana terdapat yang bermuatan positif dan juga negatif.

Advertisement

Balasan positif yang ada di sana kebanyakan seperti ini,


“Lah ya biarin, suka-suka mereka, uang-uang mereka juga, ngapain diributin”.


Tidak banyak orang yang tertarik dengan balasan positif seperti ini, buktinya balasan yang seperti ini cenderung sepi like, reply, dan retweet. Berbeda dengan balasan negatif yang ada di kicauan tersebut, tentunya balasan yang negatif lebih ramai dan banyak yang menanggapi.

Balasan-balasan negatif contohnya seperti ini,


“Orang sekarang mah pakai iPhone ngejar gengsi doang atau Cuma biar dikira kaya, padahal mah ‘kere’ hahaha” atau

“Yang pakai iPhone sekarang tuh kebanyakan aslisnya miskin wkwk”


Nah balasan tersebut mendapat banyak balasan lagi seperti,


“Iya tuh, orang yang beneran kaya mah nggak akan norak dengan gonta-ganti iPhone” atau

“Hahaha bener banget, padahal sekarang itu iPhone nggak menjamin kekayaan”.


Dan masih banyak lagi balasan-balasan yang terdapat pada kicauan tersebut.

Saya pribadi tentunya sependapat dengan orang-orang yang memberikan balasan positif. Mengapa? Karena kita tidak bisa menilai kekayaan seseorang hanya dari merk telepon genggam mereka saja. Kita juga tidak sepatutnya menjustifikasi orang tersebut dari merk telepon genggam yang mereka pakai. Entah seseorang itu kaya atau tidak, kalau memang ia ingin membeli Andoid atau iPhone atau bahkan keduanya, ya silakan. Itu hak mereka untuk memilih dan membeli telepon genggam yang mereka inginkan.

Saat kita mengenal seseorang dan tahu bahwa dia bukan merupakan orang yang kaya, tetapi dia memiliki iPhone, kita tidak bisa langsung menjustifikasinya. Kita tidak tahu dia bisa memiliki barang tersebut dari mana. Bisa saja dia menang giveaway, membeli iPhone bekas, atau memang sengaja dibelikan orang tuanya sebagai hadiah karena telah mencapai sesuatu atau bisa saja dia sudah menabung sejak lama untuk membeli telepon genggam tersebut sebagai self-reward.

Lagipula, setahu saya tidak ada klasifikasi telepon genggam, seperti iPhone untuk orang kaya dan Android untuk orang miskin. Tidak ada. Perusahaan pembuat telepon genggam juga tidak pernah membuat aturan bahwa produknya merupakan produk khusus orang miskin atau khusus orang kaya. Hanya saja karena harga yang dibandrol, masyarakat mengklasifikasikannya sebagai produk untuk orang miskin dan produk untuk orang kaya. Masyarakat secara tidak sadar kerap sekali membuat standar sosial yang nantinya akan menjadi boomerang bagi mereka sendiri.

Yah bagaimanapun itu, akan lebih baik jika dalam membeli telepon genggam atau barang apapun itu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan ekonomi kita. Jangan membeli sesuatu hanya karena gengsi atau iri pada seseorang. Kalau ada yang mengejek atau mencela kita karena merk telepon genggam kita, biarkan saja. Kita tidak bisa mengontrol mulut dan pikiran orang lain. Jika itu menyakitkan, yang bisa kita lakukan adalah mengabaikannya atau menghindarinya.

Kita sebagai orang yang paling tahu kemampuan diri kita sendiri harus bisa menentukan prioritas kita. Mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak. Mana yang harus dibeli dan mana yang tidak. Kita bisa memulainya dengan membuat daftar prioritas dan daftar kebutuhan beserta hal-hal lain seperti bujet yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jangan menyiksa diri sendiri dan jangan merepotkan orang lain atau orang tua hanya untuk memuaskan ego dalam diri kita. Karena pada dasarnya manusia tidak akan pernah puas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE