Hari Ini Aku Sadar Bahwa Kamu Memang Wanita Paling Tegar yang Pernah Kutemui

Jagalah selagi ada sebab ketika ia hilang rasa kehilangan itu akan terasa nyata

Kala itu, dunia tak seburuk ini, malamku tak semenakutkan ini, kamarku tak seberantakan ini. Iya, ini terjadi disaat kamu memutuskan untuk pergi setelah berjuta-juta menit kita habiskan berdua. Kita habiskan dengan merangkai kata-kata pujangga, kita habiskan untuk menuangkan beribu rencana dalam bejana harapan yang kita anggap akan nyata nantinya.

Advertisement

Kala itu, deringmu selalu menemaniku. Menemani pagiku, siangku, soreku, malamku, bahkan hingga pagiku kembali menumbuh. Tanpa bosan rutinitas ini kita lalui, bukan sehari dua hari, sebulan dua bulan, tapi berpuluh-puluh bulan hingga aku tak tahu berapa banyak rangkaian kata yang pernah aku tuliskan di layar kaca. 

Kala itu, kita bahagia.

Aku bahagia memilikimu, kau pun mungkin bahagia memilikiku. Angkringan, susu segar menjadi tempat favorit kita, tempat favorit untuk mengutarakan segala penat dan keluh kesah kita. Tempat paling nyaman hanya untuk sekedar bercengkrama tanpa makna tapi sebenarnya sarat makna.

Advertisement

Tapi, kala itu aku sering menanggalkanmu, menanggalkan harapan hanya untuk sekedar duduk bersama menikmati segelas susu segar, menanggalkan harapan hanya untuk sekedar duduk bercengkrama, menanggalkan hal-hal yang membuatmu bahagia, walau sederhana. Inginmu sederhana, kamu hanya ingin aku berusaha, berusaha mengikat rasa yang sebenarnya telah terikat. Kamu hanya ingin aku memberimu kata-kata sederhana, mengucapkan kata-kata canda, dan mengungkapkan perasaan cinta.

Namun, kala itu aku lebih sering bercengkrama bersama teman sebaya. Menikmati kopi dan obrolan tak bermutuku dari pada bersamamu. Aku lebih suka duduk sembari sesekali menghirup asap cerutu, aku lebih sering diam daripada mengucapkan kata sayang. Pahamku, kita akau selalu bersatu, walau aku begitu, kau akan selalu bersamaku. Iya, kala itu pahamku seperti itu, kala itu aku yang selalu menanggalkan harapanmu.

Advertisement

Hari ini, aku mengerti bahwa kamu yang dulu adalah hal terindah yang pernah singgah. Hal termewah dari yang paling mewah. Hal termakna dari banyak makna.

Hari ini, aku mengerti bahwa ternyata aku telah mengesampingkan banyak hal tentang kita, tentang kita, iya tentang kita. Tentang rencana kita, tentang bait lagu tentang kita, tentang perjalanan hidup, dan semua tentang kita.

Kali ini, kamu memutuskan pergi.

Kukira kau takkan berani, tapi nyatanya ini terjadi. Kukira kau akan selalu menemani, tapi nyatanya menghindari. Bukan salahmu, tapi salahku. Aku yang terlalu menganggap ini mudah, aku yang selalu menganggap ini sederhana, nyatanya tak semudah dan tak sesederhana ini.

Kau memutuskan untuk pergi atas semua yang telah kita lalui, kau memutuskan untuk pergi dengan membawa segumpal kekecewaan dihati dan kau memutuskan untuk pergi dengan sebongkah sakit dihati.

Kali ini aku paham, cinta tak semudah yang aku arti, cinta tak semudah yang aku pahami dan cinta tak semudah kata-kata puisi. Penyesalan selalu melanda hati, kenapa kala itu aku mampu berimajinasi tanpa adanya reaksi. Aku sadar, kau telah diujung kendali dengan segala rasa yang aku beri, kau telah diujung margin tertinggi untuk mampu menerima yang kuberi, kau telah melewati batas hati dengan apa yang kita lalui.

Aku sadar diriku saat ini tak berarti, diriku saat ini tak mengerti mengapa kala itu aku begitu berani. Berani menyiakan orang yang pernah berjuang sekuat hati. Terima kasih atas semua yang pernah kita lalui bersama. Aku sadar, kehilanganmu sungguh terasa nyata bagiku. Aku meyakini pula bahwa kau adalah wanita tertegar, terbaik, dan akan selalu seperti itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta ketinggian, pecinta kopi dan pecinta curhat diatas awan.

CLOSE