Hari yang Sama untuk Kepergian Keduanya, Turut Berdukacita atas Kehilanganmu

kehilangan istri dan anak


"Sebaik apapun rencana manusia, rancangan Tuhan tidak bisa ditebak."


Suami mana yang mau kehilangan untuk selamanya dalam waktu yang bersamaan, istri juga calon bayinya yang sudah dinantikan kelahirannya?

Aku tahu ini pukulan sangat keras buatmu kawan. Aku memang tidak mengenal istrimu. Namun, semenjak kalian pacaran sampai akhirnya menikah dan akan dikaruniai seorang anak, rumah tangga kalian setahuku tak pernah ada masalah apapun. Bulan kemarin, baru saja kalian berdua merayakan hari jadi pernikahan. Sambil terus mengelus perut istrimu yang semakin membesar, dan akan segera datang wakutnya untuk melahirkan, kamu selalu memanjatkan doa agar proses persalinannya berjalan lancar.

Namun, pagi hari ini, ketika aku membuka status Whatsapp adikmu, betapa terkejutnya aku, ketika mendapatkan kabar bahwa istri dan calon bayimu harus kembali ke tangan Yang Maha Kuasa secepat ini. Aku yang bukan keluargamu saja sangat tak percaya dengan kabar duka yang mengejutkan ini. Bahkan masih tak percaya, karena kemarin aku masih melihatmu juga istrimu meskipun di foto medsosmu, bahwa begitu senangnya kalian menantikan kelahiran malaikat kecil ke dunia. Namun, Tuhan justru berkehendak lain.

Aku tak bisa membayangkan apa yang kamu rasakan saat ini seperti apa. Pastinya sangat hancur dan tidak bisa dikatakan dengan kalimat apa pun. Kalimat motivasi dari manapun tak bisa menguatkanmu saat ini. Mungkin kamu bahkan berpikir tak sanggup lagi menghadapi kenyataan ini. Karena bagaimanapun kehilangan orang yang kamu cintai itu bukan suatu hal yang kamu inginkan secepat ini terjadi.


Rasanya sesak dada ini, menatapmu dari foto yang dikirim adikmu, ketika kamu berada di sisi-Nya, menemaninya untuk yang terakhir kali. Melihatmu menatap istri dan bayi yang masih di dalam perut istrimu.


Maaf, kawan. Aku tidak bisa menghiburmu secara langsung karena keadaan. Doaku dari sini semoga kamu dan juga keluarga besarmu diberikan kekuatan dari Tuhan.

Kejadian ini lantas membuatku tersadarkan, bahwa semua manusia punya waktu masing-masing untuk lahir, tumbuh, dan bahkan mati.

Karena akhir-akhir ini, tidurku rasanya tak nyenyak. Setiap mau tidur aku selalu kepikiran dengan kalimat orang terdekat bahkan oragngtuaku sendiri yang menceritakan, bahwa teman serta saudaraku sudah pada menikah. Sedangkan pacar saja belum ada di usia seperempat abad ini. Aku sudah berusaha memberikan pengertian pada mereka, bahwa setiap manusia hidup bukan bertanding dengan orang lain. Aku masih memperjuangkan impianku. Ini pun juga aku lakukan untuk mereka. Setiap manusia memiliki jatah waktunya sendiri-sendiri. Inginnya manusia seperti itu, tapi Tuhan kehendaknya seperti ini.

Bukan untuk mengasihani diri sendiri. Tapi apa yang terjadi ini nyata adanya. Tidak semua hal di dunia ini bisa kukendalikan seenakku sendiri. Bahkan aku juga tidak tahu, apakah nanti aku akan kembali kepada Yang Maha Kuasa sudah menikah, akan punya anak, atau masih dalam pacaran, tunangan? Aku juga tidak tahu. Semua masih menjadi rahasia Tuhan.

Yang jelas, ketika aku melihat belum lama ini ada kabar berita seorang perawat yang meninggal bersama dengan janin dalam perutnya karena berjuang sebagai tenaga medis untuk COVID-19 ini. Juga ada lagi berita seorang suami yang harus melihat istrinya meregang nyawa bersama calon bayi dalam perutnya karena tertabrak sebuah mobil. Mengingatkanku tentang semua hal yang tak bisa aku bayangkan akan terjadi tanpa pernah diduga sebelumnya. Tak bisa diungkapkan bagaimana posisi batin dan fisik dari suaminya seperti apa. Sambil menghela nafas berat aku berkata: "Ya, Tuhan." Mengingatkanku pada perjuangan seorang wanita, bukan untuk dirinya sendiri tapi juga untuk anak yang dikandungnya.

Kawan, istrimu sudah berjuang untuk merawat janinnya sampai akhirnya dia harus kembali bersama anakmu ke sorga. Sekali lagi, semoga badai ini segera reda. Dan Tuhan sendiri yang selalu memberi kekuatan lebih untukmu. Selamat jalan untuk istri dan juga adik bayi yang masih dalam perut istrimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.

Editor

Not that millennial in digital era.