Sebuah Opini: Bisakah Kita di Indonesia Hidup Tanpa Plastik Sekali Pakai?

hidup tanpa plastik sekali pakai

Indonesia merupakan negara dengan produksi sampah nomor 2 tertinggi di dunia setelah Tiongkok. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap masalah lingkungan ini menjadi kendala utamanya. Meskipun di beberapa titik di setiap sudut kota di Indonesia sudah tersedia tempat sampah, akan tetapi masih banyak ditemukan sampah yang dibuang di selokan ataupun sungai-sungai.

Advertisement

Dari data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahunnya Indonesia menghasilkan sampah plastik 64 juta ton setiap tahunnya, hal ini harus menjadi evaluasi masyarakat serta pemerintah untuk mengurangi angka yang fantastis tersebut.

Tidak bisa dipungkiri, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, kegiatan manusia tidak terlepas dari plastik. Mulai dari belanja di pasar tradisional atau supermarket, kantong plastik merupakan hal yang wajib digunakan. Membeli makanan/produk rumah tangga juga sama, menggunakan plastik sekali pakai sebagai kantong belanjanya. Padahal plastik membutuhkan ratusan tahun untuk terurai dengan sempurna.


Dampak plastik sekali pakai bukan hanya terhadap lingkungan saja, tetapi juga membahayakan tubuh manusia, diantaranya:


Advertisement

Memakan makanan dalam keadaan panas yang diletak dalam wadah plastik seperti Styrofoam dapat menyebabkan pembengkakan hati. Menghirup asap yang berasal dari pembakaran sampah plastik, dapat mengganggu sistem pernapasan.

Beberapa kota di Indonesia seperti, Bogor, Bekasi, Semarang, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin dan terakhir Provinsi DKI Jakarta sudah mengupayakan gerakan mengurangi plastik sekali pakai. Pemprov DKI Jakarta sudah mengeluarkan Pergub DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat yang diresmikan pada 1 Juli 2020 lalu.

Advertisement

Dengan adanya peraturan tersebut, masyarakat harus membawa kantong belanja sendiri, dan para penjual mau tidak mau juga harus menyediakan kantong belanja ramah lingkungan. Pemprov DKI Jakarta juga memberikan intensif bagi pengelola yang memberlakukan pengaturan ini.


Lantas, bagaimana dengan kota kota lain di Indonesia?


Kesadaran terhadap kebersihan lingkungan merupakan hal utama. Menghapuskan penggunaan plastik 100% merupakan hal yang belum bisa dicapai saat ini. Tetapi ada beberapa cara untuk menguranginya, dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), serta mendaur ulang plastik (recycle). Dan terakhir, perlu regulasi dari pemerintah dalam mengatasi meningkatnya pemakaian plastik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE