Hindari Kebiasaan Self-Diagnosis dari Internet yang Dapat Membahayakan Psikologis Kamu

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi untuk mendapatkan informasi dapat kita peroleh dengan mudah. Salah satunya yaitu informasi tentang kesehatan fisik maupun mental yang dapat kita peroleh hanya dengan men-searchingnya di situs-situs internet maupun di sosial media, seperti twitter dan  instagram.

Advertisement

Hal ini tentunya memiliki sisi positif dan juga negatifnya, jika dilihat dari sisi positifnya tentu saja ini dapat membantu orang-orang dengan mudah mengetahui sebab-akibat dari penyakit yang dideritanya. Akan tetapi, kita juga dapat melihat sisi negatif nya, dimana kebenaran informasi tersebut tidak dapat kita pastikan. 

Hal diatas biasanya juga dapat memicu seseorang untuk melakukan self diagnosis. Dimana self diagnosis merupakan tindakan mendiagnosis diri sendiri mengidap sebuah gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri.

Fenomena ini sudah banyak terjadi dikalangan masyarakat, terutama yang sering melihat-lihat informasi atau berita dari handphone atau media elektronik lainnya. Mereka biasanya melakukan self diagnosis dan menetapkan langsung bahwa dirinya terkena penyakit tersebut dan tanpa mengkonsultasikannya kepada dokter-dokter atau psikolog yang memang ahlinya. 

Advertisement

Fenomena self diagnosis yang sekarang sering terjadi salah satunya adalah mudah mendiagnosis diri mereka terkena gangguan atau penyakit mental, seperti mendiagnosa bahwa dirinya menderita Depresi, Bipolar, Skizofrenia, OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan berbagai gangguan mental lainnya.

Orang-orang dapat melihat informasi tentang penyakit tadi dengan hanya men-searchingnya di google, atau mengikuti akun-akun yang membahas seputar psikologis di instagram atau twitter. 

Advertisement

Menurut saya sendiri melakukan self-diagnosis merupakan bukan hal yang salah apabila diagnosis yang telah kita lakukan, selanjutnya kita konsultasikan ke psikolog atau orang yang lebih ahli lainnya. Juga kita tidak akan tahu apakah informasi seputar gangguan mental yang kita cari dapat dipastikan kebenarannya dan apakah informasi tersebut didapat dari sumber terpercaya.  Karena saya yakin yang mencari atau melihat informasi terkait gangguan mental bukan hanya orang dewasa, anak-anak dibawah umur juga dapat mengakses informasi tersebut. Dan mereka biasanya hanya menelan mentah-mentah terkait informasi yang telah mereka dapatkan. 

Menghindari hal-hal yang menurut kita meragukan sepertinya lebih bagus daripada mengikutinya tanpa tahu akan resiko atau dampak yang akan ditimbulkan. Seseorang yang harusnya sehat secara mental, akan terjebak dalam self-diagnosis nya sendiri hanya karena dia mencoba mengikuti trend yang sedang populer di sosial media. Yang mengakibatkan dirinya malah benar-benar terkena penyakit mental, contoh kecilnya seperti depresi.

Jadi alangkah baiknya kita dapat menjadi orang-orang yang bijak dalam menanggapi trend dan informasi yang didapat dari internet maupun sosial media.

Periksakan diri ke psikolog jika memang menurutmu sedang mengalami gangguan mental.

Jika tidak ingin menjumpai psikolog secara langsung, atau jika di sekitar rumah tidak terdapat praktek psikolog. Sekarang kita juga dapat melakukan konsultasi dengan psikolog secara online.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE