#HipweeCerpen — Rindu, Apa Kabar?

Ketika mencoba memulai kisah baru, namun masih mengingat masa lalu. Rena tidak pernah melupakan teman yang dikenalnya sejak sekolah dasarnya yaitu Raka. Tiada hari tanpa Rena bertemu dengan Raka di sekolah, kakak kelasnya yang selalu membantu saat Rena tidak bisa mengerjakan tugas matematika. Berbeda dengan Rena yang selalu remedial dipelajaran matematika, Raka selalu mendapat nilai tertinggi matematika di sekolah. 

Advertisement

Umur mereka tidak berbeda terlalu jauh, saat Rena kelas satu SMA maka Raka kelas dua SMA.Tempat tinggal mereka juga berdekatan sehingga Rena sering main kerumahnya sampai orang tua Raka sudah menganggap Rena seperti anak sendiri. Raka jarang membawa teman kerumahnya karena Raka anak yang pendiam. Rena juga sering datang kekelas yang beda satu lantai hanya untuk sekedar membawa makan siang atau bertanya tentang pelajaran sekolah.

Rena tersadar pada suatu hari bahwa ia telah memilki perasaan lebih pada Raka. Sifatnya yang terkenal dingin tetapi kadang Raka menunjukan kehangatannya. Pernah suatu ketika hujan hari itu Rena sedang bekerja kelompok dengan teman-temannya. Ternyata Raka sedang menunggu di ujung jalan dekat toko dekat rumah mereka. Rena dapat mengenalinya langsung walau dari kejauhan. 

Raka selalu memakai celana jeans dan baju polos warna kesukaannya yaitu warna biru. Raka yang tidak pernah suka hujan membasahi sepatunya tapi Raka menunggu Rena hari itu. Raka memegang payung terlihat menengok ke kiri dan ke kanan seperti menunggu seseorang. Rena yang sedang memeluk tangannya sendiri karena kedinginan tersenyum tipis menandakan rasa senang bahwa ternyata Raka menunggunya.

Advertisement

Setiap hujan mengingatkan Rena pada kenangan indah tetapi sekarang jadi berbeda. Hari ini tepat enam tahun sudah tidak ada lagi yang menunggu Rena ketika hujan turun. Ternyata rindu perlahan-lahan menjalar masuk terus menerus tanpa Rena sadari sudah diam dan menetap. 

Saat kamu rindu padaku, aku harap kamu tahu dimana menemukanku, aku masih berdiri ditempat yang sama saat aku melihatmu menunggumu gumam Rena dengan suara pelan sendirian di bawah hujan. Tidak ada kabar dari Dafa seakan memang ingin menghilang dari jangkauan dan penglihatan.

Advertisement

Rena berharap yang ada disampingnya adalah Raka, tetapi yang ada disisinya adalah Dafa, orang yang sudah beberapa tahun ini mengisi hari tanpa mengisi hati. Dafa merupakan teman satu kampusnya. Dafa selalu ingin sekelas dengan Rena bahkan ingin satu kelompok. Kalau tidak sekelas Dafa selalu menunggu sampai kelas selesai. Dafa juga ikut dengan Rena dalam satu organisasi. Dafa selalu membantu dan ada dikala dibutuhkan Rena.

Rena sering bercerita tentang dirinya termasuk tentang Raka. Walau kadang perbincangan mereka tidak nyambung karena Rena sama sekali tidak tertarik mendengarkannya. Seakan hanya mendengarkan televisi, karena tidak ada hubungan dari kedua arah. Tidak ada.

Saat pergi disebuah acara malam keakraban organisasi untuk setiap anggota lebih dekat yang diadakan di Puncak. Ketika semua anggota tertidur dan hanya sisa mereka berdua di ruang makan. Dafa dengan suara pelan bilang


Gue sering bareng sama lu dan gue ada rasa sama lu


Rena hanya terpaku dengan menatap Dafa karena tidak menyangka ternyata Dafa menyukai Rena.  Dafa melanjutkan kalimatnya


Kapan kamu dan aku menjadi kita? Aku tahu mungkin kamu masih suka sama teman SD kamu tapi bolehkah kamu mencobanya dengan aku. Nggak ada salahnya untuk coba sama orang baru kan.



Iya, tapi lu tahu kan gimana rasanya kalau pacaran tapi orang yang lu pacarin masih inget-inget masa lalu? Itu sama aja lu bawa mobil tapi yang lu liat kaca spion ke belakang terus, bisa entah nabrak atau hal-hal yang ga lu pengen itu terjadi hanya itu yang bisa Rena jawab.



Aku nggak masalah, menurut aku itu masa lalu kamu, kalau kamu mau kita coba bareng-bareng dan serius aku rasa bisa jawabnya.


Oke, kalau kamu bilang mau coba jalanin dulu putus Rena tiba-tiba, entah ini keputusan yang benar atau suatu saat Rena akan menyesalinya. Rena menjalani kehidupan seperti biasa sekarang sudah beberapa tahun pacaran dengan Dafa. Seperti ada yang salah karena Rena masih mencari keberadaan Raka sampai saat ini.

Rena bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta Selatan. Tim kami akan bekerja sama dengan bagian IT yang ternyata salah satu anggota tim IT nya adalah Raka. Saat melihat wajahnya Rena hanya bergeming tidak dapat mengeluarkan kata-kata. Sampai Nala menyenggol tangan Rena untuk mengucapkan salam kepada tim IT yang baru. Tanpa sadar Rena berbicara pelan Ternyata ini rindu, apa kabar?

Halo mencoba mengeluarkan suara yang lebih tenang.

Halo juga Raka menatap Rena sambil tersenyum seperti senang bertemu dengan Rena.

Sudah beberapa hari Rena menghindari Dafa seolah hanya menatap Raka seorang. Raka dan Rena sering makan siang bareng, walau hanya membahas pekerjaan atau menanyakan kabar satu sama lain. Memang dihati Rena hanya ada Raka sejak awal. Rena akhirnya memberanikan diri untuk bilang ke Dafa.


Dafa, kita nggak bisa lanjut, ini uda ga sehat. Selama ini aku masih mencari Raka sekarang dia muncul sekarang. Aku coba untuk jujur malah yang ada aku malah menghindari kamu. Baru sekarang aku bisa bilang ke kamu. Aku minta maaf.


Dafa menantapku bingung kemudian tersenyum.


Aku ngerti kok, semoga kamu selalu bahagia dengan pilihanmu. Kalau dia nyakitin kamu ada aku disini selalu buat kamu


Raka langsung berbalik pergi sambil melambaikan tangan.

Ketika pulang kerja Rena memang sering melewati ujung jalan dekat toko rumah tempat Raka pernah menunggu dulu. Hari itu juga hujan seolah mengingatkan kembali Rena pada Raka walau Rena baru aja putus dari Dafa.

Sungguh seperti tidak punya perasaan sama sekali. Tanpa sadar ada seorang sedang berdiri tepat dimana Raka dulu berdiri memakai kemeja berwarna biru. Memang benar ternyata dia adalah Raka yang Rena tunggu selama ini. Raka tersenyum sambil memanggil Rena.

Saat mata mereka bertemu merekapun tersenyum. Mencoba memendam kerinduan selama ini untuk berakhir di pelukannya seperti hari ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis yang menuangkan isi pemikirannya

Editor