#HipweeDaebak-Ada Lollipop Ada Bolu, K-POP I LOVE U!

Cerita sederhana tentang seorang penggemar dan idola beda negara

Kata orang dulu, benci itu bisa jadi cinta. "Ah, nggak mungkin, nggak bakal aku suka sama sesuatu yang dari awal gak aku suka." Kurang lebih itu yang ada di pikiranku sebelum aku memasuki fase per-korea-an ini.

Advertisement

Sejak SD sebenarnya aku sudah mengenal dunia K-Wave. Salah satunya lewat drama paling menggelegar kala itu. Siapa sih, yang gak tau Boys Over Flowers? Kim Bum dengan senyum manisnya yang memikat, Lee Min-Ho dengan vibes "orkay" yang kental, dan disertai dengan SHINee sebagai pengisi OST-nya tentu selalu bisa diingat dengan mudah sebagai gambaran bagaimana hype-nya BOF saat itu. Tapi meski begitu, aku tetap tidak merasa tertarik pada hal-hal berbau Korea. Saking gak sukanya, aku sampai bilang, "geli banget deh sama yang suka Korea!'

Namun apa daya, rasanya seperti anda menjilat ludah sendiri! 

Berawal pada 2015, aku iseng nonton Youtube. Di beranda Youtube waktu itu ada salah satu music video OST yang bikin aku tertarik untuk liat. Sewaktu nonton, "duh, kok jadi tertarik sama yang nyanyi ya?" pikirku saat itu. Aku langsung buka google dan cari tahu siapa sih orang ini. Suaranya indah luar biasa, tampannya gak bikin bosan, dan senyumnya manis banget! Hayo tebak, siapakah dia??

Advertisement

Google menjawab pertanyaan aku dengan memunculkan nama Chen EXO di layarnya. "Owalah.. dia toh." Sejak saat itu, aku terus menerus searching tentang EXO. Membernya siapa saja, lagu-lagunya, asal agensi mana, dll. Mulai dari detik itu juga aku langsung jatuh cinta sama group ini. 2015 adalah tahun perubahan besar dalam selera musik dan banyak aspek di hidup aku setelah terjun di per-Korea-an. 

Problem utama sebagai K-Popers newbie adalah kesusahan buat bedain mana si A, mana si B. Karena di mata newbie yang masih awam semuanya sama, ya gak sih? Tapi seiring waktu dengan terus ikutin perkembangan K-Pop jadi bisa sendiri. Sampai sekarang setelah Chen, aku juga biasin Kai di EXO. Terjun untuk menyukai entertaiment Korea juga bikin aku jadi tertarik sama budaya Korea termasuk makanan, life style, bahkan hal-hal kecil seperti kebiasaan yang ada di K-Drama, aku terapin di rumah.

Advertisement

Bersyukurnya adalah ketertarikan itu membawa aku pada suatu perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Salah satunya adalah aku jadi lebih produktif untuk mempelajari sesuatu. Kok bisa? Ya bisa. Semenjak kenal Korea beserta dengan K-Drama, K-Pop, culture-nya, dan lain-lain, aku selalu jadikan itu sebagai motivasi aku untuk sukses. "Pokoknya harus sukses, biar bisa beli tiket konser EXO pake uang sendiri. Biar bisa beli merch K-Pop pake uang sendiri, tanpa harus liat harga, tanpa harus bimbang beli apa engga, dan tanpa harus mikirin ongkirnya mahal apa nggak." 

Di Indonesia sekarang ini lagi rame-ramenya orang ngomongin bad things about K-Popers. Nggak sedikit juga dari netizen yang mengeluarkan kata-kata yang tidak mengenakan kepada K-Popers. Kalau omongan itu mereka tujukan untuk K-Popers yang terlampau berlebihan dalam membela idolanya (re: bikin fan war) mungkin masih masuk akal. Tapi jangan sampai mengeneralisasikan semua K-Popers seperti itu ya, teman-teman netizen. 

End of the story, nggak semua omongan orang tentang K-Popers di luar sana itu benar. Orang bilang K-Popers alay, lebay, rusuh, dan terkesan kampungan. Padahal mereka nggak tahu, K-Wave itu bisa jadi salah satu sumber sukacita buat orang lain. Apapun yang orang bilang, aku pribadi tetap bangga menjadi seorang penganut K-Wave. Semangat ya, teman-teman sepergolonganku. Yuk, tetap tunjukan entitas kita sebagai K-Popers yang bijaksana dan punya nilai positif!

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini