#HipweeDaebak-Curhatan Seorang ELF Jalur Karma. Ada Juga yang Begini?

Fangirl jalur karma

Annyeong, Yeorobun.

Advertisement

Di kesempatan yang baik ini, saya berterima kasih kepada Hipwee sebab telah memberikan wadah bagi fangirl seperti saya untuk bercerita perihal kegemaran berbau khas negeri ginseng. Sebelum memulai cerita, alangkah baiknya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu (meskipun tidak terlalu penting). Oke, langsung saja. Perkenalkan nama saya Eris, dengan kebiasaan khusus yaitu mengkhayalkan salah satu member Super Junior, Lee Donghae. Barangkali sudah tidak asing lagi dengan fangirl yang hobi berkhayal perihal bias. Bagi yang belum mencoba, percayalah, sensasinya luar biasa.

Cerita di mulai.

Pada suatu hari, ketika saya sedang rebahan (saving mode), layar televisi tengah menyiarkan sebuah video klip dengan sekumpulan pria berwajah imut didalamnya. Tanpa sadar saya sudah berkata lirih, “Kenapa pria berjoget-joget seperti itu? Tidak jelas.” Lantas dengan entengnya mengganti program tayangan tersebut. Beberapa hari setelahnya, kakak saya tengah asik bersenandung dengan bahasa yang tidak saya mengerti. Ketika saya bertanya, beliau menjawab dengan raut wajah yang sangat senang—terlalu senang hingga terlihat menakutkan—sembari memperlihatkan layar ponsel dengan sekumpulan lelaki seperti yang tempo hari saya lihat di televisi. Aduh, lagi-lagi. Saya pergi dari hadapannya, tanpa memerdulikan perihal kesukaan anehnya itu.

Advertisement

Tidak tinggal diam, kakak terus memperkenalkan satu persatu member dari boygrup yang saat itu baru terungkap dengan pasti namanya, yaitu ‘Super Junior’. Aneh, begitu pikiran yang pertama kali melintas kala mendengar namanya. Hingga pada suatu hari, program televisi berjudul ‘Klik’ lagi-lagi menayangkan video klip yang sama. Sebab saat pertama pun, saya melihatnya dengan malas di sana. Namun, kali ini berbeda. Tidak serta merta langsung terganti dengan tayangan lain. Kali ini saya melihatnya dengan menaruh sedikit perhatian. Entahlah. Mungkin saya telah tertular racun yang berada di tubuh kakak.

Lama menatap, tanpa sadar sebuah senyum telah merekah dengan sempurna. Bukan di wajah kakak, melainkan saya. Hm, tidak buruk juga, pikiran melesat berubah arah. Saat itu, ego masih menahan diri untuk tidak segera berselancar di media, bahkan untuk bertanya pun enggan rasanya. Namun tanpa harus bersusah payah, Dewi Fortuna memihak saya dengan menggiring kakak untuk memberitahukan kembali satu persatu member meskipun tanggapan saya masih sama seperti sebelumnya; diam. Atensi terdalam diri saya jatuh pada satu nama, yaitu Choi Siwon. Dengan tubuh atletis, senyum manis, dan kulit eksotisnya, saya dibuat terpana atau mungkin jatuh cinta.

Advertisement

Waktu bergulir dengan cepat, kini umpatan berubah menjadi rasa hangat. Beranda  di gawai pun telah terisi penuh dengan situs tentang lelaki dengan tatapan tajam rupawan. Dimulai dengan mencari tahu tentang profil pribadi, keluarga, pendidikan, hingga berakhir dengan menyimpan kenangan pribadinya melalui sebuah gambar dua dimensi. Tidak hanya itu, saya juga mulai menaruh atensi penuh pada boygrup tempat lelaki tampan itu berada; Super Junior. Sedikit demi sedikit saya mulai menyukai kebiasaan dan fantasi ini. Hingga pada akhirnya, saya berani berkata dengan bangga bahwa saya adalah seorang ELF (Ever Lasting Friends); sebutan bagi penggemar Super Junior.

 Menjadi seorang ELF melalui  jalur "karma", tidak menjadikan saya berbeda. Tetap sama seperti penggemar pada umumnya, saya juga mulai mendambakan momen di mana bisa bertemu dengan ketiga belas member. Meski saya tahu, umur saya saat itu masih amat belia. Namun hal itu tidak berarti apa-apa, sebab uang yang diberikan orang tua selalu saya sisihkan demi pertemuan berharga nantinya. Entah di konser andalan bernama ‘Super Show’, entah di kala SM Entertainment mengadakan konser ternamanya ‘SM Town’, entah di pertemuan-pertemuan hebat lainnya. Namun ironis, hingga saat ini masih saja hanya tergolong wacana. Dengan alasan yang mungkin saja banyak pula dirasakan oleh kaum hawa, yakni perizinan. Sebagai anak yang baik atau mungkin menjaga nama agar tidak keluar dari kartu keluarga, keinginan itu terus saja saya tahan. Entah sampai kapan, doakan saja secepatnya, Aamiin.

Pertama kali Super Junior terlibat dalam sebuah movie berjudul, ‘Attack On the Pin-Up Boys’, entah bagaimana saya seperti terhipnotis sebab beberapa alasan. Saya merasa menemukan fakta-fakta baru dibalik sosok yang dengan luar biasanya membawakan sebuah lagu dengan menari; tentu itu luar biasa sebab tidak setiap orang mampu melakukannya. Di dalam movie tersebut, terdapat beberapa pelajaran bahwa terkenal tidak selalu  berjalan menyenangkan. Dikemas dengan menarik dan beberapa lelucon yang membuat perut menjerit geli, drama ini berhasil meningkatkan rasa dalam dada terhadap mereka.

Di tahun-tahun selanjutnya, saya mulai membeli buku-buku terkait dengan fakta-fakta boygrup kenamaan negeri ginseng ini. Tidak lupa mencari pula poster-poster yang sedikit demi sedikit mulai memenuhi surga pribadi di rumah ini, apalagi kalau bukan kamar pribadi. Ketika buku setebal 499 halaman karya Lulu Eonni berhasil memasuki singgasana buku-buku saya, tiada hari tanpa membacanya. Entahlah, sebab saya merasa sedang berhadapan langsung dengan mereka tanpa rencana, tanpa tergesa, tanpa terpaksa tentunya. 

Saya pun teringat kala pertama kali membaca buku tebal itu. Ketika part menunjukan nama salah satu member, yakni Lee Donghae, ada satu fakta mengejutkan. Ternyata Donghae pernah merasa iri dengan kekayaan member lainnya, yaitu Siwon. Jelas saja, terlahir dengan kekayaan orang tuanya, pun ditunjang dengan keahliannya di berbagai bidang, Siwon tentu menjadi sasaran empuk bagi rasa iri bersemayam. Apalagi dituliskan dalam buku tersebut bahwasannya bagaimanapun Donghae bekerja, tetap saja ia tidak dapat melampui kekayaan Siwon tersebut. Saat itu saya tertawa saja sebab bias utama saya adalah Siwon.

Dua ribu sebelas, ketika drama berjudul ‘Skip Beat’ menyandang nama Choi Siwon dan Lee Donghae sebagai pemeran, saya teramat antusias untuk menyaksikannya. Karena saat itu belum terlalu banyak media yang mempermudah dalam menonton drama, akhirnya saya memutuskan untuk membeli kaset drama tersebut. Sungguh menyenangkan menyaksikan idola memerankan sebuah drama. Saya sangat antusias melihat peran mereka berdua di sana. Hingga ketika drama berakhir, rasa yang tertuju hanya pada satu titik kini beralih. Tidak pada boygrup lain, masih member dari Super Junior, yaitu Lee Donghae.

Berangkat dari drama tersebut, saya memutuskan untuk meninggalkan status ‘siwonest’ menjadi ‘fishy’ tanpa mengurangi kecintaan saya pada Siwon sebagai member dari Super Junior. Bahkan ketika memutuskan untuk menjadikan Donghae sebagai bias utama, saya memiliki ketertarikan baru pada ikan. Hal ini disebabkan tempat kelahiran Donghae melekatan ‘sosok’ ikan pada dirinya. Hingga entah bagaimana dengan melihat ikan, saya seperti berada dekat dengannya. Aneh, tentu saja. Namun sekali lagi saya tekankan, saya senang dengan kebiasaan ini, dengan fantasi ini.

Bagi para haters perkoreaan, hati-hati terjebak dalam karma yaaaa.!!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fangirl pecinta ikan.