#HipweeDaebak-Milenial Mengolah Halu untuk Terus Maju

halu adalah bahan bakar untuk terus maju

Zaman semakin maju dan berkembang. Perubahan mencolok salah satunya terlihat dari segi bahasa. Milenial menggunakan bahasa yang kekinian agar tidak di cap ketinggalan zaman. Lalu apa kalian pernah mendengar kata "halu"? Lalu bertanya-tanya apa itu halu? Kata yang aneh namun sering digunakan. Halu ternyata berasal dari kata halusinasi yang artinya mengkhayal atau berkhayal. 

Advertisement

Beberapa milenial menggunakan kata "halu" jika berhubungan dengan hal-hal berbau Korea. Misalnya untuk mengagumi boy band, girl band, dan sebagainya. "Halu" (halusinasi) dapat bermakna buruk jika berkitan dengan gangguan mental. Maka dari itu, penggunakan kata "halu" harus disesuaikan dengan arah pembicaraan. 

Ada dua macam halu, yaitu positif dan negatif. Halu yang positif adalah khayalan yang tidak berlebihan, tidak fanatik, dan tidak menutup kita dari dunia nyata. Halu semacam ini membuat kita bersemangat melakukan hal-hal baik yang berguna untuk diri sendiri dan sesama. Sebaliknya, halu yang negatif adalah khayalan yang berlebihan hingga mengakibatkan halusinasi. Misalnya, jika menyukai boy band atau girl band maka jangan fanatik, cukup menjadi penggemar yang mengapresiasi karya-karyanya. 

Nah, apa kalian tahu jika halu sangat diperlukan? Tapi untuk apa? Kita perlu halu sebagai motivasi untuk terus berkembang dan maju. Halu digunakan sebagai dorongan agar kita tidak bermalas-malasan. 

Advertisement

Jadi bagaimana kita mengolah halu agar menjadi bahan bakar kita untuk maju? Yang pertama adalah tentukan tujuan. Apasih tujuan untuk kedepan? Misalnya kalian ingin belajar ke Korea, maka halu dan usaha kalian harus besar agar dapat menimba ilmu disana. Yang kedua dengan menyiapkan hal apa saja yang diperlukan. Misalnya kalian akan mengikuti lomba menulis artikel. Nah, saat akan mengikuti lomba tersebut, kalian perlu menyiapkan seperti laptop ataupun handphone, kuota internet, pengetahuan yang mencakup tema artikel, dan sebagainya. Yang terakhir adalah berdoa dan berserah. Ingat, sesuatu yang dilakukan dengan berlebihan juga tidak baik. Maka dari itu, setelah mengolah halu menjadi pendorong agar maju, otomatis kalian telah melakukan usaha sesuai kemampuan untuk mencapai apa yang kalian inginkan. Selanjutnya adalah berdoa agar terwujud dan berserah kepada Tuhan. 

Jika seandainya kalian gagal, itu bukan berarti jalan untuk mencapai tujuan tertutup.  Kalian memiliki banyak sekali jalan dari Tuhan untuk mencapai apa yang kalian inginkan, mungkin dengan proses yang tidak sebentar, mungkin pula dengan cara-cara tidak terduga dari Tuhan. Gagal sekarang bukan berarti gagal selamanya. Bangkit dan coba lagi. Halu tercipta positif atau negatif tergantung bagaimana kamu mengolahnya. 

Advertisement

Bimbingan dan masukan dari orang-orang sekitar juga perlu. Seperti dari orang tua, saudara, dan teman dekat. Mintalah saran kepada orang-orang yang benar-benar dekat dan mengerti kamu. Setelahnya keputusan ada di tanganmu sendiri.  Jangan lalai terhadap sekitar akibat terlalu asik berselancar dalam dunia maya. 

Disiplin waktu sangat perlu diterapakan, loh, supaya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Mulai sekarang, sebelum terlambat, kita perlu menyaring apa-apa yang akan kita gunakan. Seperti halu tadi, kita harus selektif, salah sedikit saja akan berakibat jangka pendek ataupun jangka panjang. 

Kaum milenial jangan malu untuk halu untuk terus meluaskan ilmu dan bergerak maju guna menjadi generasi emas yang membanggakan Indonesia. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini