Cermin Mata
Di depan cermin, aku mencari jalan menuju dirimu melalui mataku.
Ada jawaban tentang cinta yang ingin kugali
terkubur di kelopak matamu.
Kaubawa ke dalam rumah yang gelap dan basah.
Hingga bertahun-tahun aku menyelami mata sendiri,
tiada satu pun jawaban tampak.
Aku menanti cermin mengatakan padaku
rahasia di balik kelopak itu. Apakah cinta adalah
sesuatu yang basah seperti laut atau rahasia gelap serupa maut?
Tapi aku tidak tahu. Cermin berbicara dengan bahasa tubuh
sedangkan satu-satunya yang kukuasai adalah bahasamu.
Namun hari ini, di depan cermin sejak aku pergi,
bisa kudengar bibirku memantulkan suaramu di malam itu.
Kau berbicara tentang resep kehidupan.
Kulihat kau mengolah segala kepahitan dari yang mentah,
hingga di meja makan hanya tersisa semua yang
lezat dan matang. Aku menyantapnya sebagai
hidangan terakhir sebelum pergi.
Hari ini, di depan cermin sejak kau pergi,
aku mulai memahami cinta yang selama ini
bersembunyi di balik kelopakmu. Gelap dan basah.
Aku mengerti bahwa cinta adalah hidanganmu yang
senantiasa hadir di meja makan.
Stasiun Kereta
Setiap saat di stasiun
kereta adalah
tempat penuh cinta.
Kamu bisa menemukan cinta
ada pada bangku panjang
berkarat yang sendirian
menopang beban
entah rindu atau candu.
Sedang tubuh kereta yang
sedia membawa semua orang
adalah bentuk cinta
paling palung yang mampu
diajarkan benda mati
pada benda berhati.
Setiap saat di stasiun
kereta adalah
tempat penuh cinta
sekaligus penuh derita—
bagiku,
Sebab aku adalah
bangku berkarat
Sementara kamu
kereta yang laju datang
lalu hilang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”