PUISI 1
ANAK-ANAK
anak-anak kita. dalam kardus indomie. yang isinya telah kita bagi rata. dalam perut kering kita.
2022
Â
PUISI 2
TIGA TELUR DADAR DAN KITA YANG KERONTANG
tiga telur dadar
mereka berbaring rapih di pinggan kitaÂ
yang megah
mereka menunggu doaÂ
dari mulut kita yang kerontang
tapiÂ
kitaÂ
lupa
di mana menaruh doaÂ
yang ibu berikan
apa kau ingat?
2023
Â
PUISI 3
TIDAK ADA LEBARAN DI RUMAH TUAN DAN NYONYA DHI
dalam kepalanya (tuan & nyonya dhi) segala meledak-ledak
hati bergumul lumpur
sedang tungku perapian tak lagi menyala
dan ia (tuan dan nyonya dhi) mematung, masing-masing
satu di kamar, satu di ruang tamu
untuk menyimak baik-baik malam lebaran
: suara-suara takbir dari sana-sini
yang mulai melagu dalam-dalam (pada kepala tuan dan nyonya dhi)
ahh, bikinkan saja rendang pasangan (entah tuan dhi, entah nyonya dhi)
yang dipotong-potong semaumu
usai menyodorkan dosa masing-masing
2023
Â
PUISI 4
AMORFATI
bencana adalah makan siang kita
yang disajikan di atas nampan peluh dan serbet keluh
kita minum-minum duka kelak
yang tumbuh kembangnya kita nantikan, diam-diam
burung gereja terbang merendah
hendak menghabiskan ribuan biji yang kita hamburkan tadi
sepasang petani menabur biji bawang merah di atas bejana pilu, hingga habis
kita tak pernah kehabisan luka
anak-anak itu gemar menabung tangis
perempuannya doyan bergincu kelam
pria-pria suka mengikat nestapa pada sebatang pohon bidara
Lihat, kita masih punya duka
dalam celengan luka yang agung
 2021
Â
PUISI 5
JATUH CINTA
Kita makan cinta pagi ini
abaikan saja si sulung dan si bungsu
yang asyik merapal dan mengoceh
a – b – c – d
   e – f – g – h
      a – b – c – d
        e – e – e
   pff – peff – pefff – peuff
Kita minum anggur nanti malam
yang dituang dalam ziarah sehari semalam
biarkan saja si sulung dan si bungsu
yang asyik menghitung dan mengoceh
satu – du – a – sa – tu – dua
    satu – dua – ti – tiga
empat bintang
lima bulan
enam mentari
satu – satu – satu, kita meneguk anggun yang ranum
dua – dua – du – a, kita melilit tubuh dengan jejak purba
dengan anggur di kerongkongan dan belati di pandangan
dengan si sulung dan si bungsu yang meminta diziarahi, setahun sekali.
2021
Â
Bionarasi
DIAN CHANDRAÂ terlahir dengan nama Hardianti. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Sangat tertarik dengan hal-hal terkait kesehatan, makanan, dan badan. Buku-bukunya antara lain: Sapatha dari Negeri Seberang, Relung, Lalu, Jalan-jalan di Bangka, Hen, Aksara Anindya, Aksara Mimpi, Kepun, & Diary para Hewan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”