Hubungan Parasosial Itu Wajar dan Normal

Apasih hubungan parasional itu?

Selama pandemi, tingkat ketertarikan orang terhadap K-Pop meningkat drastis. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenaikan penjualan album K-Pop dan juga harga-harga photocard yang menjadi sangat tinggi karena permintaan yang juga meningkat. Orang-orang tidak pergi kemana-mana, hanya di rumah menjalani rutinitas yang monoton dan membosankan. Hal ini tentunya menimbulkan beberapa dampak negatif.

Advertisement

Selain peningkatan ketertarikan society dengan K-Pop, hal lain yang juga secara linier meningkat adalah tingkat depresi, stres dan kecemasan dalam masyarakat selama pandemi COVID-19. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti ketidakpastian akan hal-hal yang akan terjadi, karantina, aktivitas sosial yang terpaksa dibatasi, dan beberapa hal lain. Pertanyaannya adalah, apakah 2 hal tersebut berkaitan? Mengutip dari Rahmah, H.J (2022) bahwa hal tersebut memanglah berkaitan. Pandemi meningkatkan tekanan dan stres yang cukup signifikan, dan K-Pop membantu dalam melewati masa-masa tersebut. 

Selain dari studi, aku sendiri juga mengalami hal tersebut. Aku bukan penggemar K-Pop sebelum tahun 2020, ketika pandemi menyerang. Namun, bagaimana pandemi mengubahku, sangat cukup bagiku untuk mencari jalan keluar dari perasaan negatif yang ditimbulkan dari pandemi itu sendiri. Pandemi berlangsung ketika aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Waktu-waktu dimana aku seharusnya menikmati masa remajaku. Yang aku inginkan hanyalah sebatas mencoba hal-hal selayaknya anak SMA—menonton film selepas sekolah, melihat pertandingan basket, atau sekedar sekolah sebagai siswa SMA.

Pandemi membuatku melewatkan semua keseruan itu. Bukannya menonton dengan teman-temanku, aku hanya punya laptop dan kamarku untuk menikmati film. Bukannya belajar dan bersenang-senang di sekolah, kami hanya punya platform google meet dan layar kotak untuk bersosialisasi. Ditambah lagi, masa-masa kelas 12 kami pun masih dalam keadaan pandemi. Meskipun tidak 100% lockdown, namun sudah lebih dari cukup dalam membatasi ruang dalam bersosialisasi. Dengan menjadi murid kelas 12 saja, sudah memberikan tekanan stress yang besar. Ditambah, kita harus melewatinya dengan pandemi.

Advertisement

Setelah melalui hal-hal berat itu, aku sadar. Salah satu yang membuatku bertahan adalah K-Pop. Cara K-Pop menyembuhkan hal-hal negatif saat pandemi tidak sesederhana itu. Hal yang membedakan K-Pop dari genre musik lain adalah bahwa agensi K-Pop melibatkan perasaan penggemar di dalamnya. Mulai dari konten youtube yang dibuat secara khusus, seakan-akan video tersebut berinteraksi dengan kita. Atau dimana video-video itu menampakkan kehangatan member dalam grup—hal yang tidak bisa aku dan teman-temanku dapat.

Kebersamaan dan kehangatan itu seakan keluar dari dalam video. Hal-hal tersebut mengobati kebutuhan akan kehangatan dan kebutuhan akan interaksi sosial selama pandemi. Selain dari video youtube, idol K-Pop memiliki suatu platform yang diperuntukkan untuk mengobrol dan berinteraksi secara langsung. Juga bagaimana agensi K-Pop menciptakan agenda fansign dimana idol dan fans dapat mengobrol dan berinteraksi secara langsung.

Advertisement

Karena interaksi yang spesial itu, tak jarang penggemar K-Pop merasa memiliki kedekatan khusus dengan idolanya. Sekalipun tidak mengenal secara langsung, hubungan antara fans dan idol K-Pop terasa lebih dekat daripada itu—apalagi saat pandemi. Setelah membaca beberapa artikel, hal tersebut memiliki penjelasan khusus—hubungan parasosial.

Menurut National Register of Health Service Providers in Psychology dari United States, hubungan parasosial adalah hubungan sepihak yang terbentuk oleh 1 pihak yang memberikan energi, ketertarikan, dan waktu kepada pihak 2 yang tidak tahu bawah pihak 1 ada. Hal ini terdengar aneh, namun sebenarnya hubungan parasosial wajar dan normal. Hal ini karena kita manusia dan adalah makhluk sosial, dan kita cenderung mudah merasa berhubungan dengan orang. Hubungan parasosial memiliki dampak negatif dan dampak positif, namun secara keseluruhan, hubungan ini lebih ke memberi dampak positif. Karena dari hubungan itu, kita merasa terinspirasi, termotivasi, dan didukung—hal yang mungkin saja tidak didapat dari orang di hidup kita.

Sama halnya dengan pengalaman saat pandemi. Dengan tidak mendapatkan pengalaman bersosialisasi yang cukup, kita mencarinya melalui hubungan pada kehangatan antar member K-Pop. Kita juga mendapatkan inspirasi dari capaian mereka, merasa termotivasi dari aktivitas-aktivitas produktif mereka, hingga merasa memiliki seseorang yang dapat diandalkan. 

Namun, dibalik manfaat positif itu, hubungan parasosial ini sudah seharusnya dihentikan apabila kita mulai mengutamakan hubungan parasosial dibandingkan hubungan asli. Lebih-lebih ketika kita mulai tidak berinteraksi dengan dunia asli, dan cenderung memilih untuk tetap bergantung dengan hubungan parasosial dan mengisolasi diri. Apabila sudah sampai di tahap ini, ada baiknya kita menghubungi profesional untuk mendapatkan bantuan. 

Aku merasakan sendiri manfaat dari hubungan parasosial ini. Memasuki dunia K-Pop, secara tidak langsung membantuku bertahan saat pandemi. Disaat aku merasa suntuk, aku bisa membuka video-video K-Pop dan merasakan kehangatan tersalurkan dari sana. Selain itu, mereka juga membantuku bertahan ketika kelas 12 dengan menjadikan capaian mereka sebagai salah satu motivasiku. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini