Hujan Adalah Dirimu, Karena Hujan Aku Selalu Mengingatmu

Aku terbangun dari tidurku setelah menyadari air hujan terhempas dia atap rumahku. Setelah sekian lama aku menantikan hujan itu akan turun untuk merayakannya bersamamu, tetapi aku tersadar penantian itu telah hilang sudah harapan merayakan bersamamu. Hatiku menangis dengan diiringi setiap curahnya.

Advertisement

Dahulu aku pernah memberikan harapan kepada mu untuk dapat merayakan hujan di atap kita bersama. Keyakinanku semakin tajam setelah menjalaninya bersamamu. Aku tak pernah menganggapmu sempurna karena aku harap akulah penyempurnamu dan engkau juga menjadi penyempurnaku.

Hujan itu semakin deras, mungkin awan bersedih karena tak ada senyum di antara kita lagi, dan setiap jalan yang kita lewati pasti menunggu untuk kita lewati. Bagi sebagian orang hujan sangat menggangu sehingga orang-orang akan berteduh, tetapi tidak bagiku, aku akan keluar dan menerjang hujan itu dan berkata kepada hujan: kenapa setiap kehadiranmu selalu mengingatkanku kepadanya. Tetapi karena hujanlah aku menjadi terlihat tegar tanpa rasa kecewa karena moment itu menjadi alat bantu agar aku bisa menangis tanpa ada satu orang pun yang tahu.

Masih tentangmu, aku pernah mencoba untuk tidak mengingatmu, tetapi itu sama saja seperti aku berharap agar hujan tidak membasahi bumi, rasanya itu tidak mungkin, tetesan hujan itu seperti ingin menyampaikan pesan bahwa hujan kehilangan tawamu.

Advertisement

Hujan di sore hari, hujan di sore hari adalah yang paling mengingatkanku kepadamu, ingat tentang matamu, ingat tentang pelukanmu, ingat tentang suatu kata yang seharusnya tidak pernah kuucapkan padamu, pada waktu itu kita sama sekali tidak terlihat meneteskan air matamu,sebab air hujan menyingkirkan air matamu, karena hujan sore itu tidak ingin tetesan air mata lebih deras di bandingkan tetesannya.

Aku dan kau, kita berpisah saat hujan turun membasahi bumi, akankah mungkin kita bertemu kembali saat hujan membasahi bumi.

Advertisement

Doaku untukmu, terima kasih telah mengajariku untuk mencintai, dan terima kasih karena engkau pernah berperan dalam drama hidupku, jikalaupun kita bertemu lagi nanti ku harap jangan ada lagi kecewa di antara kita yang ada hanya kenangan tentang hari-hari yang penuh tetesan hujan, semoga engkau menemukan lelaki yang lebih baik dariku.

Cerita kita, cerita ini akan ku ceritakan kepada anak-anakku kelak agar anak-anakku tau bahwa kenangan takkan bisa terulang, dan syukuri hidup hari ini, dan belajar dari masa lalu untuk hari esok yang lebih baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE