Hujan, Malam, dan Sebuah Harapan

Malam itu gaya gravitasi kasur seperti sangat kuat, menggoda saya untuk segera merebahkan tubuh yang lelah ini, terlebih saat itu malam diiringi hujan dengan derasnya. Seperti biasa, mimpi selau mendampingi setiap tidur saya. Edisi malam ini, saya bermimpi tengah bermandi ria di sebuah telaga jernih nan sejuk. Namun, mimpi ini tidak berlangsung lama karena saya segera terbangun kaget. Saya merasa ada air yang dengan derasnya menyiram tubuh saya. Karena masih setengah sadar, saya fikir ini air telaga seperti dalam mimpi saya tadi, saya cubit pipi, dan *aww* ini bukan mimpi, tapi ini mimpi yang menjadi nyata.

Rupanya air hujan menyeruak masuk melalui sela-sela genteng rumah yang sudah rapuh. Spontan saya segera bangun dan mencari bak sebagai penampung air telaga *eh maaf maksudnya air hujan ini. Dan ternyata air terjun dadakan ini bukan cuma satu spot ini saja, ada beberapa spot lainnya yang harus segera saya kasih bak penampung juga. Kalau nggak cepet-cepet, bisa kebanjiran seisi rumah.

Sebisa mungkin saya melakukannya denga hati-hati dan tidak menimbulkan kegaduhan, kasihan penghuni rumah yang lain kalau terganggu cuma gara-gara genteng bocor ini, terlebih bapak terlihat sangat kelelahan malam ini karena kehujanan seharian, masa dalam istirahatnya ini harus kembali merasakan dinginnya air hujan, nggak tega deh. Jujur, dalam hati ini sedih sekali. Di saat orang lain merasa sangat nyaman tidur dengan diiringi hujan di tengah malam. Justru keadaan ini memaksa saya harus terbangun dan mengurangi waktu tidur ini.

Setelah semua spot air bocor tadi ada penampungnya, saya kembali melanjutkan tidur. Dengan sedikit menggeserkan kasur yang akan saya tempati, saya tidur dengan rasa khawatir. Takutnya bak penampungan tadi tidak cukup untuk menampung air hujan atau malah ada spot bocor lainnya yang belum sempat saya kasih bak. Dan yang lebih menghwatirkan lagi kalau ada penghuni rumah lain yang juga terbangun karena hal yang tadi mebuat saya terbangun pula. Entah kenapa saya sangat berharap malam itu hujan segera reda.


Terima kasih hujan, kau telah banyak memberi pelajaran padaku di malam itu. Saya tidak pernah membenci kehadiranmu, semoga kita bisa 'berjumpa' lagi pada suatu malam nanti, namun dengan keadaan yg berbeda. Keadaannya, kau hanya berada di luar dan tidak lagi masuk ke dalam rumahku.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta Kopi, Perindu Hujan, Penanti Malam, ketika tiga hal itu menghampiri, sesederhana itu bahagia bagiku. Namun akan lebih sempurna jika ditemani kamu ?

8 Comments

  1. Erica Tjahjadi berkata:

    Bosen main game online yang gitu-gitu aja sist or gan , tapi kalau hadiahnya uang jutan rupiah kenapa tidak ??
    kunjungi dewa168.com

  2. Robenson Kumpang berkata:

    Hidup bukan hanya menunggu badai berlalu, Tetapi belajar bagaimana menari dikala Hujan.
    (Hujan,malam, dan sebuah harapan)?? #hipwee