Guys, tahukah kalian? bahwa di Korea Selatan tidak hanya popular dengan K-pop dan dramannya saja loh, ternyata kasus bunuh diri juga sudah sangat terkenal. Korea selatan tetap menjadi salah satu negara dengan kasus bunuh diri tertinggi diantara negara-negara maju lainnya. Seperti Jepang, Jerman, Inggris dan Amerika. Tingkat bunuh diri di Korea selatan mencapai 90 orang pada tahun 2016 didiagnosa memiliki gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan. Pelaku bunuh diri di Korea Selatan umumnya berusia muda 10 sampai 30 tahun, bahkan banyak dari kalangan selebritis. Dalam beberapa kasus ada pula pelaku bunuh diri yang berusia diatas 60 tahun.
Penyebab dari mereka melakukan bunuh diri bisa karena bullying, kesepian, dan tekanan karir. Sementara banyak kasus bunuh diri dikalangan orang tua didorong masalah himpitan ekonomi, lain halnya dengan penyebab kasus bunuh diri yang marak dilakukan di Negeri Ginseng ini. Kasus bunuh diri di Korea Selatan justru dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan, punya jabatan tinggi, serta mereka yang popularitasnya sedang meroket. Termasuk juga para artis dan idol K-pop.
Menurut Hwang San-Min, psikolog di Universitas Yonsei, Seoul, kecenderungan bunuh diri di kalangan orang-orang terkenal yang masih muda umumnya karena tekanan karir dan popularitas. "Bagi pesohor Korea Selatan, menjadi public figure itu artinya anda harus selalu tampil hebat, cemerlang, dan dipuja-puji,” kata Hwang San-Min. Hal tersebut juga didukung oleh sistem manajemen yang menjadikan artis dinaunginya layaknya ‘robot’ yang tidak punya perasaan. Ini pula yang membuat sebagian idol K-pop hengkang dari agensi naungannya.
Selain tekana karir dan popularitas, fans (penggemar) adalah sebuah tekanan bagi idol K-pop itu sendiri, karena mereka akan melakukan apapun demi memuja idola mereka. Inilah yang membuat para bintang hidup dalam tekanan. Mereka tidak boleh merasa lelah, tertekan, kesepian, marah , jenuh di depan public, bahkan mereka tidak boleh menjalin hubungan asmara dengan sesama idol k-pop. Maka tidak jarang kita melihat para idol menjalin hubungan asmara dengan cara sembunyi-sembunyi.
Bukan hanya itu, tetapi idol kpop juga mempunyai penggemar yang sangat obsesif atau lebih tepat disebut saesang (dalam bahasa Korea), saesang tersebut beranggapan bahwa idol yang mereka gemari hanya milik mereka saja. mereka berani mengancam untuk mebunuh, meneror menguntili atau perilaku lain yang merupakan pelanggaran privasi, dan melakukan hal-hal gila lainnya yang membuat selebritis tidak nyaman untuk hidup. Banyak dari kita mengira bahwa selebritis atau idol K-pop Korea Selatan mempunyai hidup yang sangat mewah dan nyaman, padahal dibalik itu semua mereka mempunyai tekanan dalam kehidupannya. Maka, jalan satu-satunya yang dipilih oleh mereka untuk menyelesaikan masalahnya yaitu dengan cara bunuh diri.
Penyebab lain dari tingginya bunuh diri di Korea Selatan yaitu: Pertama, penduduk Korea Selatan sudah terbiasa serba cepat karena hidupnya dikejar oleh waktu. Kedua, bullying menjadi hal yang masih banyak ditemukan di Korea Selatan, apalagi pada jenjang sekolah dan kampus. Ketiga, perlakuan yang tidak menyenangkan sering dialami oleh mereka yang jelek, makanya banyak orang Korea Selatan yang terobsesi dengan kecantikan dan ketampanan, sehingga mereka melakukan operasi plastik walaupun biayanya sangat mahal. Keempat, tuntutan belajar menjadi salah satu yang paling berat, anak sekolah di Korea Selatan tak akan pulang sebelum jam 10 malam, les menjadi kewajiban dan kehidupan mereka digadaikan dengan nilai pelajaran. Kelima, kesenjangan sosial juga masih banyak di Korea Selatan, orang yang berada di kelas bawah harus siap apabila di-bully oleh orang yang tingkat sosialnya lebih tinggi. Maka dari itu, banyak sekali yang tidak dapat memenuhi atau menjalankan kehidupan dengan mudah di Korea Selatan dan membuat mereka menjadi depresi.
Saking maraknya bunuh diri di Korea Selatan, bahkan ada yang dilakukan dengan menulis perjanjian untuk melakukan bunuh diri melalui internet. Ada juga yang membuat jaringan kelompok untuk melakukan bunuh diri secara bersama-sama (masal). Karena maraknya kasus bunuh diri di Korea Selatan, pemerintah yang mulai khawatir dengan kondisi ini mencari berbagai macam cara untuk mengurangi angka kematian karena bunuh diri. Di mana salah satunya dengan menanamkan pengalaman kematian yang diterapkan di dalam kurikulum pelajaran sekolah. Mata pelajaran ini bakal diterapkan secara serempak di Korea Selatan, bahkan sudah mulai memasuki tahap percobaan. Pelajaran itu pula bakal dilakukan di ruang khusus dan dilengkapi dengan peti mati untuk setiap siswa yang terhubung dengan meja belajar khusus. Di mana pada setiap jam tertentu, pelajar bakal menerima ilmu pengetahuan dan fakta-fakta soal kematian.
Tidak hanya menerapkan pelajaran tentang pengalaman kematian saja, pemerintah Korea Selatan juga sudah membentuk petugas penyelamatan bunuh diri. satuan khusus yang diberi nama Suicide Watch ini bertugas mencegah atau secepat mungkin menyelamatkan mereka yang telah melakukan aksi bunuh diri. Salah satu yang terkenal adalah Tim Pelayanan Darurat Air yang telah eksis sejak tahun 2015 silam. Mereka berhasil menggagalkan sebanyak 70% tindakan bunuh diri yang akan dilakukan dengan melompat ke Sungai Han, salah satu tempat favorit orang-orang depresi untuk melakukan aksi bunuh diri. Tim ini berpatroli secara rutin di sungai Han dan jembatan Mapo untuk bisa menggagalkan aksi bunuh diri sedini mungkin.
Tak hanya petugas penyelamatan bunuh diri saja, di sisi-sisi jembatan juga telah tertempel beberapa gambar orang-orang tersenyum, keluarga bahagia, dan gambaran menyenangkan lainnya. Tertulis juga beberapa kalimat sapaan dan pertanyaan seperti, “Apa kabar?“, “Sudah makan?” yang tersusun menjadi pertanyaan panjang jika diikuti hingga ujung jembatan. Hal inilah yang akan mengalihkan niat bunuh diri untuk berpikir ke hal-hal lain yang lebih positif. Semua gambar dan kalimat yang telah ditempel dijembatan diatur agar dapat menyala dalam gelap dan tetap bisa terlihat saat malam hari. Tak hanya Suicide Watch, petugas pemadam kebakaran juga bisa difungsikan sebagai tim penyelamat bunuh diri di Korea Selatan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”