Jadi Produser Film Nggak Cuma Ngeluarin Duit Buat Produksi, Tapi Juga Memastikan Alur Cerita Apik dan Memimpin Tim

pekerjaan produser film

Jadi sutradara memang sulit, sering jadi sasaran penonton kalau filmnya nggak sampai di hati penonton. Sudah lelah ambil shoot berbulan-bulan, hanya dia yang dicaci maki penonton. Alurnya jelek, akting pemain nggak mendukung, editing film nggak rapi.

Salman Aristo, produser film Dua Garis Biru pernah bilang,


“Kalau ada skenario dan pemainnya yang jelek, salahkan dulu produsernya. Kok skenario gitu diproduksi, kok akting gitu disetujui.”


Ini berdasarkan pengalamannya memproduksi film di Indonesia.

Produser itu diibaratkan seperti arah kompas, contohnya,


"Kemarin kita sepakat genre filmnya horot politik. Arahnya ke sana, premisnya ke sana. Sementara sutradara dan penulis skenario hanya memandu jalur supaya nggak melenceng dari kompas."


Waktu awal mengerjakan proyek film, Salman sebagai produser film bukan sibuk mengontak pemain artis seperti Zara Adhisti atau Dian Sastro. Tapi mengumpulkan sutradara dan penulis skenario di developers room.


“Ini tim awal buat mengembangkan film,” katanya.


Semua kebutuhan film termasuk kru tata suara atau koreografer harus dibicarakan lengkap di developers room sampai tuntas. Ini biar mudah ketika turun ke lokasi shooting. Produser Film Dua Garis Biru itu mencontohkan pentingnya membawa kru yang diperlukan.


“Misalnya, gue mau shooting film romantis, terus milih lokasinya di Depok. Itu head of sound sudah ngasih masukan. ‘Yakin di Depok? Tempatnya rame, banyak orang juga,” katanya.


Alokasi anggaran film juga harus dibicarakan sampai selesai. Pastikan jumlah total anggaran untuk alat, transportasi, makan kru, dan lokasi yang dipilih nggak melebihi uang yang ada. Kalau di developers room nggak membicarakan ini sampai tuntas, pasti akan bermasalah di tengah proses shooting.


“Pas sudah turun, tiba-tiba nyeletuk. Yah, ini Depok bising banget, banyak juga premannya. Bocor budget gue,” kata Salman dengan gaya khasnya.


Inilah alasannya penting sekali menuntaskan development things di awal tahap produksi. Kalau terus-terusan ditunda pembahasannya, akan menjumpai banyak permasalahan di tengah proses produksi. Tentunya, itu akan menghambat proses film.

Perbedaan Pembuatan Alur dan Cara Bercerita

Salman juga memberikan kiat-kiat menjadi produser yang handal dan sukses. Ada yang namanya alur dan cara bercerita. Dua hal ini sangat berbeda, tapi harus dikuasai oleh produser. Contohnya, ada seorang pasangan suami istri bertengkar di malam hari, lalu banting piring. Sampai anaknya berumur lima tahun bangun. Ini dinamakan alur peristiwa.

Sementara masalah cara bercerita, bisa jadi diceritakan dari akhir peristiwa. Piring-piring sudah berjatuhan, lalu anaknya bangun dan mengeluh nggak bisa tidur karena mereka berisik sekali. Atau juga dari akhir ketika anaknya mengeluh nggak bisa tidur. Produser harus pandai bercerita supaya alurnya nyaman di hati penonton. Oleh karena itu, kalau alurnya nggak sesuai di hati penonton, ya salahkan produsernya.


“Produser itu film maker atau pembuat film, nggak cuma mengurusi duit. Dia yang paling disalahkan kalau filmnya jelek,” kata Salman.


Jadi Superteam, Bukan Superman

Salman bilang bahwa film nggak bakal berjalan kalau yang bekerja hanya seorang produser. Butuh sosok yang bisa mengayomi tim supaya peran masing-masing di ruang development bisa maksimal. Tapi, seringkali ada rasa nggak enak melihat anggota tim yang nggak bisa bekerja sama sekali. Takut hubungannya rusak kalau dipecat.

Bagi Salman, mudah untuk membedakan peran sebagai produser yang baik dan menilai anggota inkompeten. Misalnya membaca kemampuan penulis skenario. Seorang penulis yang kompeten bisa membaca arah alur film, suasana latar yang diciptakan, dialog antarpemain, dan sebagainya. Tapi, kalau karya proyeknya nggak mencerminkan karya seorang penulis skenario, itu tandanya memang orang yang dipilih inkompeten.


“Inkompetensi itu nggak bisa ditolerir. Misalnya ada orang main gitar, kalau dia nggak bisa stem gitar, mau dikasih lagu apapun ya nggak bakalan jadi. Sama halnya ke skenario,” katanya.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa tingkat akhir Jurnalistik Universitas Padjadjaran