Jalannya SBMPTN yang Mencekik Siswa SMK

Mencekik siswa SMK

Seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri atau yang biasa kita sebut dengan SBMPTN merupakan even awal bagi para calon mahasiswa. Di sini akan diadakan ujian untuk menentukan apakah mereka layak untuk mengenyam bangku kuliah atau tidak. SBMPTN dibagi menjadi 2 kelompok ujian yaitu SOSHUM (Sosial dan Humaniora) dan SAINTEK (Sains dan Teknologi). Materi uji bagi kelompok ujian SOSHUM adalah Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Sedangkan bagi kelompok ujian SAINTEK meliputi matematika, biologi, fisika, dan kimia.

Advertisement

Materi – materi yang diujikan merupakan materi yang didapat ketika menduduki bangku menengah atas. Lantas, bagaimana dengan siswa SMK yang tidak mendapatkan materi se “detail” anak SMA? Tentu jika difikirkan tidak adil disini. Kita ambil contoh pada SMK jurusan multimedia. Pada jurusan ini, siswa tidak mendapatkan mata pelajaran biologi mulai dari awal semester sampai akhir semester. Ketika siswa tersebut lulus, ia ingin melanjutkan ke ranah kuliah dengan jalur SBMPTN. Ia ingin menduduki program studi Animasi yang jalur masuknya adalah pada kelompok SAINTEK. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa salah satu mata uji bagi program studi ini adalah biologi. Lalu bagaimana mungkin siswa tersebut dapat dengan cepat mempelajari hal yang tak pernah ia sentuh dan juga tak akan ia pelajari di bangku kuliah animasi nanti?. Lulusan SMK memang diarahkan untuk langsung terjun ke dunia kerja, lalu apakah mereka dilarang untuk melanjutkan pendidikan?.

Memang tidak menutup kemungkinan bagi para siswa untuk les sesaat sebelum ujian, tapi tidak semua siswa mampu disini apalagi untuk les yang notabenenya mahal. Memang juga tidak menutup kemungkinan untuk ia belajar sendiri, tetapi apakah hal itu mudah dan tidak membutuhkan waktu lama? Tentu tidak. Belum lagi para siswa yang harus menyelingi pendidikannya dengan bekerja. Tentu waktu dan uang tidak mereka dapatkan dengan semudah apa yang kita fikirkan.

Advertisement

Para siswa SMK makin takut untuk lebih melangkah, alhasil sebagian mereka hanya akan bekerja serabutan seadanya. Mereka menutup mimpi rapat–rapat karena takut tak sanggup. Seharusnya pendidikan negeri ini bisa lebih mengarah pada kemampuan anak terhadap penerimaan pembelajaran. Bukan sekedar sederet angka di atas kertas. Semua bisa mendapatkan hak dengan adil. Adil disini bukan berarti semua mendapatkan ujian yang sama, melainkan diuji sesuai dengan apa yang mereka dapat dan apa yang mereka mampu. Sehingga tidak banyak anak yang harus menutup mimpinya dengan segera. Karena anak SMA dan SMK sebenarnya memiliki potensi yang sama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE