Aku Bukan Pembanding, Aku Diriku Sendiri. Jangan Bandingkan Aku Dengan yang Lain!

Setiap garis hidup seseorang sudah ditakdirkan berbeda-beda. Jika ada yang mencapai titik tertentu lebih awal ucapkan selamat, namun jika ada yang belum berilah semangat.

Terkadang hidup terasa tidak adil. Ada yang lebih awal mencapai keberhasilan, tapi ada juga yang perlu waktu lebih lama untuk mencapai keberhasilan. Sebenarnya semua sudah digariskan dan ditentukan, hanya butuh kesabaran dan usaha. Rahasia Tuhan tiada yang bisa mengiranya, bisa besok kita mendadak menjadi mega bintang bisa juga besok adalah hari keruntuhan kita.

Advertisement

Saat kita sedang menjalani apa yang kita yakini akan ada segelintir orang menganggap itu adalah sebuah kesalahan. Segelintir orang tersebut lebih senang mengomentari kehidupan orang lain dibanding menjalani apa yang seharusnya ia lakukan. Menyebalkan! 

Sepertinya kebiasaan mengomentari bahkan membanding-bandingkan sesuatu merupakan keahlian orang Indonesia. Tidak ada satu orang pun yang luput dari komentar pedas atau kritikan seseorang. Menjadi pembanding kadang terdengar menyebalkan seakan kita tidak gagal melakukan sesuatu, atau sebaliknya ada yang bangga karena dianggap lebih berhasil dibanding orang lain. Namun ingat, diatas langit ada langit.

Hal yang sering menjadi bahan pembanding adalah pertanyaan kapan lulus kuliah, kapan mulai bekerja sampai kapan menikah merupakan hal yang sering sering terucap. Padahal sebenarnya hal tesebut sangat sensitif bagi sebagian orang. Yuk belajar menghargai seseorang!

Advertisement

Membanding-bandingkan selalu menghasilkan dua pihak. Satu pihak yang merasa bangga karena di elu-elukan atas keberhasilannya, dan pihak yang jengkel karena dianggap belum bisa mencapai titik tertentu.

Padahal nyatanya setiap garis hidup seseorang sudah ditakdirkan berbeda-beda. Jika ada yang mencapai titik tertentu lebih awal ucapkan selamat, namun jika ada yang belum berilah semangat. Bukannya justru malah dibandingkan, ah namanya juga menyindir secara halus. Tapi, sepertinya tidak seharusnya disampaikan dengan cara menyindir. Padahal pada akhirnya, kita akan sama-sama berhasil dengan menempuh cara  dan jalan yang berbeda.

Advertisement

Menjadi pembanding adalah hal yang menyakitkan. Orang terlalu mudah berujar tentang diri orang lain tanpa memiliki rasa simpati. Dan kita pun seakan terdiam tanpa bisa membalas ucapannya dan hanya mampu melempar senyum lebar. Padahal sebenarnya hanya bisa mengelus dada dan menggerutu didalam hati.

Sebenarnya, telinga ini memerah sesaat mereka berbica tentang diri kita yang tanpa  mereka ketahui kesulitan apa yg kita hadapi. Bermaksud ingin memberi semangat tapi kok rasanya lebih ingin menyindir. Rasanya ingin melempar sesuatu tepat ke mulutnya.

Tidak ada yang tidak ingin berhasil, cemohan dan sindiran yang diterima akan kembali ke mulut mereka. Meski sedikit lebih lama namun sindiran dan cemohan sesungguhnya hanya menjadi pengalaman hidup yang kalian terima saat sedang berjuang. Setiap perjuangan akan selalu menghadapi hambatan yang tanpa kalian sadari adalah pecutan dan pemicu untuk berusaha lebih baik lagi dan belajar lebih banyak lagi.

Daripada tersindir dengan ucapan mereka yang tidak mengenakkan, lebih baik terima saja apa yang mereka utarakan dan balas rasa penasaran mereka dengan memberi balasan positif mengenai diri kita yang tidak mereka ketahui. Dengan cara mudah seperti ini sepertinya pukulan telak akan mereka rasakan karena sesungguhnya kalian sudah punya rencana dan jalan yang sudah kalian siapkan untuk mencapai sebuah titik tertentu.

Untuk yang sering membandingkan hidup seseorang, alangkah baiknya jangan ucapkan didepan orang banyak. Bila penasaran lebih baik untuk menyanyakannya langsung daripada terkesan menyindir di depan banyak orang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Local traveller

CLOSE