Untuk Sesama Pejuang Masa Depan, Jangan Cuma Kerja Keras tapi Juga Harus Kerja Cerdas

angan takut untuk menghadapi masalah yang ada, tapi dengan cerdas mencari solusi dan berusaha untuk menyelesaikannya.

Siapa yang masih ingat dengan cerita perlombaan lari antara kura-kura yang lelet dan kelinci yang cepat? Tentang bagaimana jahatnya si kelinci meremehkan si kura-kura, lalu mengajak si kura-kura untuk lomba lari sampai ke puncak bukit. Si kelinci yang gercep, tentu dengan santai dan cepatnya lari (atau lompat-lompat?) sampai ke kaki bukit.

Advertisement

Dari situ ia melihat kura-kura yang masih di dekat garis start, ia pun tidur di bawah pohon sambil berpikir kalau dia masih punya banyak waktu. Siapa yang mengira, kalau si kura-kura ternyata pantang menyerah, pelan tapi pasti dia berjalan melewati si kelinci yang tidur nyenyak dan menjadi pemenang dari perlombaan lari ini.

Cerita anak-anak ini sering dijadikan bahan pembelajaran agar anak-anak tidak tumbuh menjadi orang yang sombong dan meremehkan orang lain, juga agar mereka mencontoh si kura-kura yang bekerja keras hingga mencapai puncak bukit itu.

Tapi, sebenarnya sejauh mana kerja keras bisa mengantar kita? Apakah hanya sampai puncak bukit? Lalu bagaimana kalau ternyata kita ingin ke puncak Gunung Bromo? Atau ke bulan?

Advertisement

Dengan kerja keras dan dengan gigih kita sangat mungkin untuk pelan-pelan berjalan seperti si kura-kura hingga puncak Gunung Bromo. Masalahnya lama banget dan pasti kaki kita akan sakit. Tapi bagaimana kalau kita mau ke bulan? Apakah dengan kerja keras kita bisa berjalan ke bulan?

Yaa mungkin bisa kalau umat manusia bersatu melawan alam dan membuat jalan vertikal ke langit menembus atmosfir bumi menuju bulan. Tapi tanpa itu, rasanya mustahil deh bisa ke bulan dengan berjalan kaki dan tempurung kura-kura saja. Bayangkan keadaan tanpa udara diluar sana, belum juga perbedaan suhu dan tekanan yang sangat ekstrim yang pastinya tidak bisa ditahan oleh tubuh manusia biasa.

Advertisement

Kerja keras bisa saja membawa kita meniru hasil orang lain sambil buang-buang waktu, nggak jarang juga bisa gagal. Makanya selain kerja keras, kita juga perlu kerja cerdas. Cerdas untuk tahu adanya mobil untuk meringankan beban perjalanan kita ke Gunung Bromo, dan cerdas untuk tahu tidak ada jalan tegak lurus ke bulan, terlebih lagi cerdas untuk tahu gak ada gunanya tempurung kura-kura di bulan sana.

Tapi kerja cerdas saja juga tidak ada gunanya. Masa setelah tahu tidak ada jalan tol naik ke bulan, langsung berhenti gak melanjutkan perjuangan mengejar cita-cita. Idealnya adalah kerja cerdas ditambah kerja keras, bersama-sama mencari cara lain untuk ke bulan. Misalnya dengan membuat roket dan baju luar angkasa, atau mungkin mencari cara bekerja sama dengan NASA untuk menyelenggarakan lomba lari dari Monas ke Bulan. Hehe maksudnya, pinjam roketnya.

Manusia dianugrahi tubuh dan otak oleh Yang Maha Kuasa, bukan sebagai pajangan. Tapi untuk bekerja dan berkarya menjadi berkat bagi yang lainnya. Tubuh untuk bekerja keras, dan otak untuk bekerja cerdas. Yuk, jangan menyia-nyiakan anugrah ini selagi muda. Jangan takut untuk menghadapi masalah yang ada, tapi dengan cerdas mencari solusi dan berusaha untuk menyelesaikannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Spilling irregular ideas through words

CLOSE