Jangan Merasa Sendiri, Ketahuilah Ada Cinta Untukmu Sebelum Kamu Lahir di Bumi

Kepingan-kepingan kalimat penggugah di saat kamu remuk redam serba salah.


Hadirnya ujian, ibarat obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.


Advertisement

Seringkali kita sebagai manusia tak menyadari. Akan setiap kenikmatan yang senantiasa menyelimuti. Mungkin, hanya sebatas lewat rasa syukur yang merambat. Selepasnya, bisa saja mengudara bersama angin dan tak tersimpan di batin. Adakalanya memang kita sejenak merenungi, memahami, dan meresapi. Hidup tidaklah sejahat itu. Tak ada kejelekan dalam hidup. Bayangkan saja, perjalanan yang sudah mengantarkan kita sampai dengan posisi sekarang ini, masihkah kita menyalahkan keadaan? Belumkah rasa syukur itu kau rendam? Atau, kamu masih senang membandingkan dengan mereka yang tak terekam kekurangan?

Heran, banyak dari kita termasuk aku, melihat kegagalan sebagai bentuk keburukan. Merasakan ketidakadilan karena usaha dianggap mengkhianati. Setiap derai upaya sudah dilakukan, doa selalu dilangitkan, restu terus dialirkan, mengapa masih saja tak ada keberhasilan? Apa yang salah dengan semua yang sudah diikhtiarkan atas nama Tuhan? Munculnya kejadian yang tak sesuai harapan, seringkali dijadikan pertanda bahwa memang tak ada keberpihakan semesta. Keadaan yang dianggap remuk selalu diajadikan alasan tak mau berupaya lagi.

Menyerah bukanlah pilihan. Mundur juga tak bisa dijadikan jalan. Tapi, lemah terus saja mengakar bersamaan setiap langkah kaki saat memulai berlari. Ada puing-puing yang menjadi penyebab semangat tak bisa bangkit lagi. Perasaan hanya berjuang sendiri kian menjadi-jadi. Menunjukkan bahwa ketidakberdayaan diri menahan bangunnya hati.

Advertisement


“Hai orang-orang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu …,”

(QS. Ali Imran : 200)


Advertisement

Cobaan yang saat ini dijalani hakikatnya adalah ujian dan durasi waktu ujian sebenarnya sudah ditentukan oleh Allah. Allah sudah menentukan kapan ujian ini akan berakhir. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain bagi orang yang diuji kecuali ia harus bersabar hingga berakhirnya masa-masa cobaan ini. Jika ia resah dan gundah, bahkan berprasangka tidak baik kepada Allah, hal tersebut akan membuat hatinya menderita dan di akhirat kelak ia akan memanen keburukan.

Sejatinya, dalam sebuah ujian yang datang, Allah sedang menyemaikan begitu banyak kebaikan. Saat muncul hal-hal yang tak sesuai harapan, Allah sedang memberikan banyak peluang amal untuk bersabar. Cukuplah dengan bersabar, tak perlu menyalahkan keadaan. Apakah kamu merasa tak ada yang menolong kamu dalam menghadapi masa-masa sulit? Jika kamu merasakan itu, tandanya kamu belum bisa bersyukur. Untuk bisa merasakan setiap keadaan sulit itu sebagai bentuk kebahagiaan, kunci yang harus dilakukan adalah dengan bersyukur. Janganlah mengada-ada dan menyalahkan siapapun, tak perlu melakukan hal itu. Yang harus dilakukan adalah menerima dan menjalankannya tanpa perlu bertanya-tanya mengapa harus aku yang yang menerima.

Jika kamu memahami makna cinta yang sesungguhnya, pastilah kamu tidak akan berburuk sangka kepada-Nya. Bentuk cinta yang sesungguhnya adalah dimana ketika diberikan sebuah kesulitan, di sana tersimpan manisnya kebaikan. Tidaklah mungkin Allah memberikan sebuah masalah tanpa adanya solusi, tidaklah mungkin Allah menguji hamba-Nya melebihi kadar kemampuannya, dan tidaklah juga Allah memberikan sebuah ujian tanpa di sana disisipi dengan banyak kebaikan. Untuk kita yang masih terfokus pada hal-hal buruk, akan sulit dalam memaknai ini. Tersebabnya, buanglah selalu pikiran-pikiran buruk kepada siapapun, kepada keadaan, dan kepada yang menciptakan keadaan.

Cara yang terbaik untuk bersabar adalah dengan selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan yang bisa menghilangkan ketidaksabaran. Dalam hal ini, terdapat banyak pilihan kegiatan yang dapat dilakukan tergantung dengan kondisi yang sedang dialami. Pilihlah kegiatan yang bernilai amal shalih dan jauhilah kegiatan-kegiatan yang justru akan memperkeruh keimanan dan meniup terbang kesabaran, seperti menonton sesuatu yang tidak ada manfaatnya atau membaca hal-hal yang tidak ada faedahnya. Bukankah kita sedang berusaha mengetuk pintu langit dan meminta pertolongan-Nya?

Sesakit apapun yang sedang menimpamu, janganlah kamu jauh-jauh dari pencipta semesta. Apapun yang sudah melekat pada dirimu, cobalah kamu terima. Tidaklah mungkin Allah memberikan kekurangan bagi hamba-Nya tanpa ada puing-puing kelebihan di sana. Coba kamu cari dan jangan sekali-kali merasa hidupmu tak berarti. Yang tahu yang terbaik bukanlah kita. Yang mengerti apa yang seharusnya ada, bukan juga kita. Apalagi masa depan yang kita impikan, sebenarnya kita tak bisa menerkanya. Hanya yang mencipatkan yang bisa menjawabnya. Tetaplah berbaik sangka dan teruslah kamu belajar untuk mengenali diri. Aku yakin, aku, kamu, dan kita memiliki banyak kelebihan yang mampu menopang bertahannya melawan angin. Buang buruknya, ambil baiknya.

Banyak orang sakit yang merasa gelisah. Kata-kata yang keluar dari bibirnya, penuh keluh kesah. Tatapan matanya kosong tanpa arah. Hatinya remuk redam dan sikapnya serba salah. Tapi tak sedikit juga, orang yang sakit, senyumnya selalu saja merekah. Sakit, baginya adalah nasihat yang menggugah. Sakit dan bahagia yang kita rasa, sejatinya adalah rahmat Pencipta yang tak terkira harganya. Maka, kita harus selalu bersyukur, janganlah insecure.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE