Jika Mencintai Adalah Hak Semua Orang, Mencintaimu Adalah Hakku!

Ketika hati tetap memilih mencintai meskipun tak tahu kapan akhirnya terbukakan hati.

Ketika orang lain bertanya, lebih memilih mana antara mencintai atau dicintai? Kebanyakan dari kita pastilah lebih memilih untuk dicintai daripada mencintai. Mencintai adalah keputusan. Mengapa? Karena mencintai adalah hak pribadi masing-masing dari kita, pria atau wanita, untuk tetap memilih setia bertahan menunggu meskipun sebenarnya hati tak kuat bila diteruskan tanpa jawaban yang pasti.

Advertisement

Tanpa diminta, mencintai selalu berupaya membuat orang yang dicintai membuka hati. Terus berjuang adalah harga mati yang selalu dipupuk setiap hari. Meskipun tidak sekali dua kali ini mencintai sering tak luput juga dari patah hati. Kapan rasa mencintai ini berbalik tuk dicintai? Yang aku tahu rasa mencintai ini tak akan berubah, tuk tetap mencintai dalam penantian panjang sekali.

Mencintai memang menyakitkan karena kita serasa berjuang sendiri tanpa kan tahu pasti, kapan perjuangan kan membuahkan hasil. Seperti perbincangan dengan teman-teman kemarin, mencintai adalah tugasnya mereka kaum laki-laki. Tapi bagiku, wanita juga berhak terlebih dulu tuk mencintai.

Berjuang bukan hanya milik mereka kaum laki-laki, meskipun tanpa dipungkiri tak bisa dilupakan kodrat seorang wanita adalah menunggu seseorang yang kan datang menghampiri. Tapi untukmu, tak bisa bila hanya berdiam diri. Pernah suatu kali aku berkata pada temanku, "Sampai dia belum menikah, aku akan tetap menunggunya".

Advertisement

Tapi setelah kukatakan semuanya itu dulu kepadanya, semuanya tak bisa seperti dulu lagi. Meskipun hanya sebatas chating an tuk menanyakan kabarnya lagi. Dengan cara apalagi dan bagaimana lagi? Rasanya seperti jalan buntu saja yang kutemui. Rasanya juga ingin berhenti tapi sudah sejauh ini.

Pertanyaan apalagi yang harus aku tulis untuk memulai chat denganmu lagi? Menanyakan kabar lagi? Sedang sibuk apa sekarang ini? Kayaknya seperti itu-itu saja. Tidak ada pertanyaan lain yang lebih berbobot atau apa gitu? Hingga akhirnya tak jadi lagi aku memulai chating ini. Padahal niat sudah terkumpul tapi takut bila diabaikan lagi.

Advertisement

Tapi, seingatku, di pertemuan terakhir kala itu, kau pun bilang kalau bukan hanya aku saja yang tak kau balas. Bahkan teman-temanmu pun sering mengeluh karena chat mereka sering juga tak kau tanggapi. Yah, aku hanya harus terus memupuk rasa sabarku dengan berpikir positif selalu.

Rasanya puncak dari cinta sendiri ini aku kira akan berhenti sampai saat itu saja. Karena kaupun bilang sedang dekat dengan orang lain. Tapi ternyata tidak. Sampai kapan aku bertingkah seperti ini? Mungkin dosa terbesarku selama ini terhadapmu adalah mendoakanmu patah hati lalu akhirnya membuka hati untukku yang menunggumu tanpa jawaban pasti.

Terakhir aku ingat chat yang kau tulis, dari yang kau kirimkan padaku sepertinya tak nyaman dengan apa yang aku katakan. Hufft… Padahal sudah kuputar-putar pemikiran ini, namun selalu salah lagi. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku takut kalau kaupun akan semakin jauh. Apakah mencintai harus selalu terlebih dulu memulai seperti ini? Apakah hanya aku yang terburu-buru ingin memilikimu, sehingga seperti aku yang berjuang selalu?

Sampai karena perjuanganku yang tak berhenti ini, akupun sampai diteror berkali-kali oleh seorang wanita yang tak kukenal sama sekali. Dia berupaya membuatku patah hati dan memintaku untuk berhenti berjuang untukmu membukakan hati. Sampai suatu kali akupun tak tahan untuk menanggapi. Sampai akhirnya saudarakupun ikut mencampuri, karena juga tak tahan menanggapi karena dia memperlakukanku seperti orang yang tak punya hati.

Dengan resiko aku harus jelek dimata wanita itu karena saudaraku memang membantuku dengan akun pribadiku. Bahkan sampai sekarang chat saudaraku dengan wanita itu masih aku simpan. Bila suatu saat nanti bukti ini akan kupergunakan jika wanita itu sampai membual tentang apa yang dia utarakan untuk membuatku jelek di matamu.

Maafkan aku, yang belum bisa berhenti memperjuangkanmu. Meskipun aku mencobanya, tetap saja kau yang sampai sekarang ini aku inginkan. Apa aku salah? Lagian kau masih sendiri kan? Kau tak salah. Karena kaupun tak memintaku untuk menunggumu. Hanya saja aku yang memutuskan untuk tetap menunggu.

Satu pertanyaan lagi untukmu, meskipun pertanyaan ini sudah sering aku tanyakan. Apakah sampai sekarang kaupun masih sendiri?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.

CLOSE