Menuliskan aspirasi di poster saat demonstrasi itu hal biasa.Tetapi menjadi hal tidak biasa ketika aspirasi disampaikan dengan kalimat bernada seksual, apalagi disampaikan oleh mahasiswa yang katanya orang berpendidikan.
Â
Pada Senin (11/4/2022) mahasiswa dan sejumlah kalangan di beberapa daerah serentak menggelar demonstrasi. Berdasarkan keterangan Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) 2022, Luthfi Yufrizal, terdapat 1.000 massa aksi yang menyuarakan pendapatnya dari mahasiswa seluruh penjuru tanah air.
Â
Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di berbagai daerah itu dilakukan sebagai respon atas wacana masa jabatan Presiden yang akan diubah menjadi tiga periode dan juga sebagai respon atas isu-isu nasional lain seperti mahalnya harga minyak goreng.
Â
Kalimat dalam poster yang disampaikan oleh mahasiswa menyita perhatian publik dan menjadi perbincangan di media sosial. Pasalnya kalimat dalam poster aspirasi tersebut menggunakan kalimat bernada seksual dan dinilai tidak pantas oleh sejumlah netizen.
Â
Harga minyak kaya harga Mi-Chat
Â
Lebih baik bercinta 3 ronde daripada harus 3 periode
Â
Daripada BBM naik mending ayang yang naiki
Â
Sejumlah netizen menilai bahwa kalimat yang dibuat mahasiswa tersebut cenderung merendahkan harkat martabat perempuan serta tidak mempunyai empati terhadap korban kekerasan seksual. Sementara netizen lain menilai bahwa yang dilakukan oleh mahasiswa hanya untuk keperluan instastory belaka.
Tidak hanya disitu, netizen juga merasa tidak pantas apabila seorang mahasiswa, orang yang menempuh pendidikan tinggi dan dipandang sebagai seorang intelektual menggunakan kalimat seksual karena masih banyak kosakata lain yang bisa digunakan.
Mahasiswa bukannya jenjang pendidikan paling tinggi? Seharusnya mereka bisa memilah bahasa yang baik digunakan untuk mengemukakan aspirasinya. Tidak dengan bahasa yang kurang mengenakan seperti itu, maaf tapi mereka tidak mencerminkan seseorang yang berpendidikan tulis salah seorang netizen.
Meskipun banyak yang menilai tidak pantas, ada juga netizen yang membela mahasiswa yang membawa poster aspirasi bernada seksual tersebut. Mereka menilai bahwa kita harus mengapresiasi usaha mahasiswa karena telah mau dan berani melakukan demonstrasi. Selain itu, mereka berpendapat bahwa melakukan demonstrasi meskipun menggunakan kalimat seksual lebih baik daripada hanya rebahan dan mengomentari tindakan mahasiswa itu di media sosial.
Pro dan kontra adalah hal yang biasa ditemukan dalam suatu kasus karena manusia mempunyai cara pandang masing-masing dalam menanggapi suatu isu. Namun sebagai seorang mahasiswa ilmu komunikasi yang belajar penggunaan kata, saya menilai penggunaan kata seksual saat demonstrasi bukanlah hal yang tepat. Masih banyak pilihan kata yang bisa digunakan untuk menunjukan aspirasi.Â
Ketika saya mempelajari bahasa indonesia ada yang namanya diksi. Dilansir dari Liputan6.com, diksi adalah pilihan kata untuk menggambarkan sebuah cerita. Tidak hanya terbatas kepada pemilihan kata saja, diksi juga digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau menceritakan peristiwa. Diksi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan, dan sebagainya.
Pemilihan diksi yang kurang tepat seperti demonstrasi ini hanya akan menyebabkan kerugian bagi demonstran. Hal paling merugikan dari penggunaan kalimat seksual adalah netizen lebih fokus membahas poster aspirasi bernada seksual daripada membahas tuntutan yang diutarakan oleh para demonstran. Hal tersebut menunjukan betapa pentingnya pemilihan kata saat berdemonstrasi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”