Kejujuran dan Kepercayaan, 2 Sifat Timbal Balik yang Wajib Kamu Jaga

Hubungan antara kejujuran dan kepercayaan

Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering sekali mendengar masalah yang berhubungan dengan kejujuran dan kepercayaan. Di mana kedua sifat ini sebenarnya berhubungan erat yang tidak bisa kita pisahkan. Setiap orang juga seharusnya memiliki dua sifat ini dalam diri mereka dan wajib banget untuk dijaga. Karena ketika salah satu dari sifat ini hilang dalam diri kamu, maka inilah awal dari permasalahan itu muncul.

Advertisement

Kejujuran dimiliiki oleh setiap orang dan seharusnya selalu dijaga kejujuran ini. Karena dengan kejujuran lah, maka kamu akan dipercaya oleh orang lain. Kamu tidak akan bisa berbuat lebih jauh apabila orang lain telah hilang kepercayaannya terhadap diri kamu. Apapun yang kamu lakukan dan ucapkan padahal itu benar, bisa saja salah di mata orang lain. Toh, kalau kamu jujur saja orang lain belum tentu bisa percaya, apalagi kalau dirimu sudah tidak dipercayai oleh orang lain.

Begitu pun sebaliknya, ketika kamu sudah tidak percaya kepada seseorang, maka ini pasti akan berlanjut dan justru akan bertahan lama. Walau kamu kembali memercayainya, pastilah ada catatan tambahan di dalam benak kamu tentang dirinya. Seperti yang sering didengar bahwa kepercayaan itu bak gelas kaca. Ketika gelas tersebut pecah, walau mungkin bisa disatukan kembali, namun gelas itu sudahlah tidak sempurna, pasti masih terlihat bekas pecahannya.

Nah, kita ambil contoh terdapat 2 orang saja, di mana mereka saling memiliki kejujuran dan kepercayaan terhadap pihak lainnya. Namun, suatu saat ketika harus berbohong dan melakukan ketidakjujuran  yang kemudian faktanya terungkap. Pihak yang dibohongi pasti merasakan kecewa yang sangat berat, seberapa kecil pun kebohongan yang dilakukan. Alhasil, ini pun otomatis hukum timbal baliknya, yaitu ketidakpercayaannya terhadap pihak yang berbohong pasti berkurang, bahkan parahnya bisa menjadi suatu trauma.

Advertisement

Dan hidup tidak selalu memberikan kita kesempatan untuk menebus dosa atas kesalahan yang kita lakukan. Wajib hukumnya untuk mempertimbangkan secara matang perbuatan atau ucapan tersebut sebelum kamu melakukannya bila kamu tidak ingin kehilangan kepercayaan orang lain terhadap diri kamu. Ingat, walau ada kesempatan untuk menebus dosa tersebut, gelas kaca yang pernah pecah itu tetap tidak akan kembali seperti sedia kala.

Mungkin ada kalanya kita berbohong demi kebaikan seseorang, tapi yang namanya berbohong, pastilah tetap ada efeknya. Mungkin kita mengira berbohong akan lebih baik daripada orang yang bersangkutan mengetahui hal yang sebenarnya. Tapi, orang yang bersangkutan itu memiliki hak untuk tahu apa yang terjadi pada dirinya. Menyalahi haknya, ketika suatu saat dia bisa memaklumi pun, dia pasti akan tahu bahwa kamu adalah orang yang rela menderita demi menutupi sesuatu hal yang buruk. Walau dia mungkin tidak akan kecewa, tapi pastinya akan sedih. Sedih melihat kamu yang berkorban, sedangkan dirinya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Advertisement

Ketidakpercayaan terkadang juga sering kali terjadi hanya karena asumsi. Asumsi orang lain terhadap seseorang. Kenapa bisa berasumsi seperti itu? Mungkin kamu tidak pernah berbohong kepada orang tersebut, tapi namanya orang itu paling sering berasumsi. Dimana dia selalu merasa dia lah yang benar. Nah, kalau ketemu orang yang sering berasumsi dengan level seperti ini, tidak perlu kamu ragukan lagi, pastinya diri kamu sendiri juga tidak memiliki kepercayaan lagi kepada orang tersebut, benar gak?

Dari hal-hal yang disebutkan di atas, terlihat dengan jelas bahwa kejujuran dan kepercayaan adalah 2 (dua) hal yang berhubungan timbal balik yang sangat erat. Jagalah kualitas diri kamu dengan kejujuran dan kepercayaan ini, juga jangan menjadi pembohong dan orang yang berasumsi. Pertimbangkan keduanya dengan timbangan yang setara dan tidak berat sebelah ya…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta travelling dan dunia tulis menulis sedari dulu. Berharap selalu bisa melihat sisi lain dari dunia dan bisa berbagi pengalaman serta dapat memberikan inspirasi kepada semua orang yang membutuhkan.

CLOSE