Halo! Perkenalkan nama saya Nisa Aulia Safitri, biasa dipanggil Nisa. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir dan besar di Jakarta. Selama 17 tahun saya tinggal bersama keluarga dengan berbagai fasilitas yang tersedia di rumah. Menurut saya, bersama keluarga adalah zona ternyaman di dunia.
Sejak kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang dokter spesialis paru-paru di Jakarta. Sejak kecil saya selalu belajar dengan giat untuk bisa mendapatkan ranking di kelas. Hingga akhirnya saya bisa bersekolah di salah satu SMA Negeri favorit di Jakarta yang mana hal tersebut menjadikan saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan tinggal dan menempuh pendidikan di luar Kota.
Dengan semangat belajar yang tinggi dan usaha yang saya lakukan untuk mengejar nilai rapor hingga bisa mendapatkan peringkat 10 besar pararel dalam jalur undangan juga meyakinkan saya bahwa saya bisa mewujudkan mimpi untuk menempuh pendidikan dokter di Jakarta. Akan tetapi, kehendak Tuhan berkata lain. Saya gagal diterima dalam jalur SNMPTN dan harus menempuh jalur SBMPTN.
Tentu saja hal tersebut membuat saya kecewa, tetapi saya juga sadar bahwa saya harus bangkit dan meneruskan mimpi saya untuk menjadi seorang dokter. Dengan sisa waktu yang ada saya berjuang agar bisa lolos dalam jalur ini. Setelah berusaha dan berdoa, akhirnya saya mendapatkan buah manis dari apa yang saya perjuangkan. Saya berhasil diterima di jurusan Pendidikan Dokter Universitas Sebelas Maret. Rasa syukur dan haru bercampur menjadi satu. Akan Tetapi ternyata tantangan yang harus saya hadapi tidak berhenti sampai disitu.Â
Saya sadar bahwa setelah ini saya harus melanjutkan pendidikan keluar kota, jauh dari keluarga. Memang sangat berat rasanya meninggalkan apa yang membuat saya nyaman,tetapi inilah jalan yang saya pilih. Ini demi masa depan dan cita-cita saya. Bagaimanapun saya harus tetap berjuang demi meraih itu semua. Semua yang saya perjuangkan dan lakukan saat ini, bukan semata-mata hanya untuk diri sendiri, melainkan demi keluarga saya terutama orang tua. Saya sangat ingin bisa membuat mereka bangga dengan apa yang nantinya saya capai dan bisa mewujudkan apa yang selama ini mereka inginkan.
Singkat cerita, saat ini saya sudah tinggal di luar kota, tepatnya saya sudah tinggal sendirian selama beberapa bulan di kost. Disini saya sangat merasakan bagaimana rasanya keluar dari zona nyaman yang sebenarnya. Di kamar kost ini, saya hanya tinggal sendirian, tanpa ibu, ayah, kakak dan adik. Awal-awal disini saya selalu menangis, selalu ingat dengan suasana dirumah dengan keluarga, dan selalu merasa ingin pulang terutama ketika lelah dengan belajar.
Disini saya sangat merasa kesepian, tak ada orang yang saya ajak berbicara tentang berbagai hal sebagaimana biasanya saya mencurahkan segalanya kepada ibu, tak ada adik kecil yang biasanya saya ajak bertengkar. Sedih, kangen, resah, itu yang saya rasakan selama berhari-hari disini. Ada banyak hal yang harus saya lakukan sendiri ketika berada disini, misalnya saja mencuci baju, mencuci piring atau bahkan belajar mengatur keuangan bulanan. Hal tersulit yang pernah saya lakukan ialah ketika saya harus melakukan pindah kost tanpa dibantu oleh orang tua.
Selain itu, banyak sekali masakan rumah yang saya rindukan. Tahun ini adalah tahun dimana saya melaksanakan puasa jauh dari orangtua. Saya sendiri merasa sedih karena tidak bisa sahur dan berbuka bersama orang tua. Saya sendiri masih tidak yakin bahwa saya bisa mempersiapkan sahur dan buka puasa sendiri. sedangkan saya masih memiliki kesulitan untuk bangun tidur. ditambah lagi dengan kuliah yang sedang padat-padatnya
Banyaknya hal yang saya rindukan, membuat saya selalu menunggu waktu libur tiba. hingga tiba waktu libur, saya langsung mempersiapkan diri untuk pulang kerumah. Jika sudah dirumah saya bisa merasakan kenyamanan yang sangat saya rindukan saat diluar kota. Saya selalu memenuhi rasa kangen saya dengan berada di rumah menghabiskan quality time dengan keluarga saya.
Tapi ada hal yang paling saya benci saat pulang kerumah, yaitu saat dimana saya harus balik ke luar kota untuk belajar. Rasanya tak ingin balik kesana lagi. Tapi, berkat semangat dari kedua orang tua saya, saya akhirnya bisa balik keluar kota dengan ikhlas. Mereka berdua adalah orang tua terbaik bagi saya. Mereka yang selalu memberikan saya semangat, mereka yang selalu menenangkans saya saat saya resah, tanpa mereka saya rasa tak akan bisa berbuat apa-apa. Terimakasih ibu dan ayah, saya sangat beruntung bisa memiliki kalian.
Dari pengalaman awal saya merantau, saya menjadi tahu apa arti keluarga dan rasa rindu yang sesungguhnya. Saya juga menjadi banyak belajar tentang bagaimana hidup yang sesungguhnya. Sedikit pesan dari saya untuk kalian semua, beranikanlah dirimu untuk keluar dari zona nyaman, jika dengan itu kalian bisa membuat orang yang kalian sayang nantinya bahagia.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”