Kenangan Tidak Pernah Benar-Benar Hilang Dalam Ingatan Kita. Ia Hanya Tertimbun Kenangan Lain dan Menunggu Diingat Kembali

melupakan kenangan

Pernah nggak sih, kalian berada pada suatu momen di mana kalian sendirian, diam, sambil merenung. Bukan karena apa-apa. Hanya tiba-tiba ingin merenung saja. Selama kalian merenung, peristiwa-peristiwa yang pernah kalian alami teringat kembali. Entah semenit yang lalu berpikir kenapa aku merenung, kejadian satu jam yang lalu, sehari, setahun, bahkan beberapa tahun yang lalu mendadak terlintas kembali dalam pikiran kalian.

Advertisement

Ibarat kaset yang memutar rangkaian kejadian. Seiring kejadian yang silih ganti bermunculan, emosi kalian juga ikut serta berubah. Baru saja kamu memesan minuman, atau bermain media sosial, kemarin habis pergi dengan keluarga, salah paham dengan orang tua, mendapat kejutan dari kekasih, bertengkar dengan sahabat, melihat bocah-bocah main sepak bola, ingat film yang hendak ditonton, ingat tagihan yang belum dibayar, setahun yang lalu hampir mengalami kecelakaan, atau beberapa bulan yang lalu ada anak yang menyatakan perasaannya pada kita. Seolah setiap peristiwa saling berebut pentas di dalam otak kita.

Dalam situasi merenung itu, pasti ada satu-dua kejadian yang tidak menyenangkan untuk diingat kembali. Ada hal menyebalkan yang membuat kita berpikir kenapa hal tersebut bisa terjadi. Kita merasa senang sekaligus rindu bila mengingat kenangan manis dan berharap peristiwa itu bisa terulang kembali. Tapi kita juga akan merasa sedih dan marah ketika mengingat kejadian tidak mengenakkan. Namun ketika kita sudah mampu untuk merelakan atau berdamai dengan kejadian yang dianggap buruk, kita tidak ada masalah. Kita merasakan sesuatu tapi perasaan kita tidak akan terusik. Sedetik merasa kecewa, sedetik memaklumi, detik-detik berikutnya sudah tidak mempedulikan.

Itu bukan karena kita berhasil melupakan kejadian buruk atau menyedihkan. Tapi karena kita mampu berdamai dan menerima kejadian tersebut. Dan sebelum kenangan itu muncul kembali, kita merasa baik-baik saja karena ingatan tersebut terkubur dalam hingga ke dasar. Tidak benar-benar menghilang atau terlupakan.

Advertisement

Melupakan kenangan tidak sama dengan lupa seperti lupa tidak mengerjakan tugas atau lupa belum mengangkat jemuran. Suatu waktu kita merasa telah melupakan peristiwa itu, tapi kita menyadari kalau diri kita belum siap merelakan. Lalu ketika kenangan itu mendadak terlintas, perasaan kita rasanya tidak enak. Sedikit sakit, atau kecewa. Bisa pula dua-duanya.

Kita tahu masa-masa tidak menyenangkan itu sudah berlalu dan kita berhasil melewati bahkan menaklukkannya. Kita pun mampu mengikhlaskan dan percaya jika itu termasuk rangkaian garis takdir hidup kita. Kedamaian menyelimuti hati kita. Tenang. Kita lalu mengembuskan napas lega, bersyukur serta berterima kasih kepada diri sendiri karena berhasil melalui segala kejadian dan menjadi sosok yang lebih tangguh saat ini.

Dapat berdamai dengan kenangan buruk merupakan sebuah pencapaian bagus. Bila ada yang mengatakan ‘aku telah melupakan dia’ atau ‘aku sudah melupakan kesalahanmu’ sebenarnya tidak benar-benar lupa. Ada dua kemungkinan. Dia tetap ingat namun sudah bisa merelakan, atau dia tetap ingat namun belum bisa merelakan dan dia berkata begitu hanya sebagai bentuk pertahanan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka mengkhayal

CLOSE