Ketika Detektif Jenius Berpasangan dengan Seorang Dokter Militer

Resensi Novel "A Study in Scarle" karya Sir Arthur Conan Doyle

Dr. Watson, seorang dokter tantara yang ditugaskan di Afghanistan dicutikan oleh pemerintah karna mengalami luka tembak di bahu saat bertugas. Watson pun pulang ke London dan bertemu teman lamanya yang memperkenalkan Sherlock Holmes sebagai teman untuk berbagi biaya sewa apartemen di jalan Baker. Beberapa minggu bersama, Watson mulai tertarik dengan kemampuan analisis dan deduktik Sherlock Holmes yang sangat luar biasa, Holmes pun memberitahu bahwa dia adalah seorang konsultan detektif.

Advertisement

Holmes membuktikan teori observasi dan deduksinya dengan memprediksi seorang pembawa pesan yang merupakan sensan marinir yang sudah pensiun. Pembawa pesan itu mengantarkan pesan untuk Holmes dari Inspektur Tobias Gregson yang berisi tentang permohonan untuk membantu kasus pembunuhan yang aneh.

Watson pun ikut terjerumus kedalam kasus pembunuhan ini. Sebuah mayat ditemukan tidak bernyawa di sebuah rumah kosong. Mayat tersebut bernama Enoch J.Drebber. Watson dan Holmes ditemani inspektur Lestrade dan Gregson menginvestigasi sekeliling ruangan. Lestrade dan Gregson memaparkan pandangan mereka tentang kasus ini dengan nada sombong karena teori mereka yang cukup masuk akal. Holmes yang hanya mengobservasi ruangan selama 30 menit pun mematahkan semua teori mereka dan menunjukan kehebatan deduksinya dengan memberikan ciri-ciri fisik dari si pembunuhnya.

Investigasi pun dilanjutkan oleh Lestrade dan Gregson, dan Holmes melakukan investigasinya sendiri. Lestrade mencurgai pembunuhnya ialah Stangerson, asisten korban yang terlihat bersama korban dimalam terjadinya pembunuhan. Gregson melakukan investigasinya sendiri dan menangkap seorang anak dari pemilik penginapan dimana Drebber dan Stangerson pernah menginap beberapa hari sebelum pembunuhan karena anak tersebut terlibat perkelahian dengan Drebber dimalam yang sama.

Advertisement

Dihari dimana semua berkumpul di apartemen jalan Baker, Gregson dengan sombongnya mengatakan bahwa dia menangkap pembunuhnya, anak dari pemilik penginapan. Akan tetapi, semua terdiam ketika Lestrade mengumumkan bahwa ia menemukan Stangerson dalam kondisi terbunuh di sebuah Hotel. Dengan sangat mengejutkan, Holmes terlihat sangat kegirangan dan megatakan bahwa semuanya telah terungkap. Keheranan dimuka Lestrade dan Gregson berubah menjadi keterkejutan saat sopir taksi yang dipanggil Holmes diborgol olehnya, orang tersebut merupakan Jefferson Hope, pembunuh Drebber dan Stangerson.

Setelah dibekuk, terungkap bahwa Hope membunuh Drebber dan Stangerson dikarenakan dendam masa lalu yang sangat kuat. Lucy, pacar dari Hope yang akan dinikahinya diculik oleh Stangerson dan Drebber, tidak hanya itu, mereka pun juga membunuh ayah dari Lucy agar dapat menculiknya. Lucy pun dipaksa menikahi Drebber dan selang beberapa minggu, Lucy meninggal. Mendengar berita ini, Hope menyimpan dendam yang sangat besar kepada Drebber dan Stangerson dan ingin menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk membunuh 2 orang tersebut. Drebber dan Stangerson yang mengetahui mereka diburu, memutuskan untuk berpindah-pindah negara. Hope dilain sisi mengikuti Drebber dan Stangerson kemana pun hingga akhirnya mendapatkan kesempatannya untuk membunuh mereka berdua di London.

Advertisement

Setelah mengakui kejahatannya dan dijatuhi hukuman, Lestrade dan Gregson pun akhirnya mendapat penghargaan atas jasa mereka menyelesaikan kasus ini. Holmes dilain sisi tidak terlalu memikirkan penghargaan dan sudah cukup senang dapat meyelesaikan kasus ini.

***

Cerita diatas merupakan karya Sir Arthur Conan Doyle, penulis berkebangsaan Inggris. Cerita Sherlock Holmes ini sebenarnya memiliki banyak lanjutan, mulai dari novel hingga kumpulan cerita yang semua ditulis semasa kehidupan Sir Arthur. Sherlock sendiri merupakan sebuah tokoh fiksi yang disebut-sebut terinspirasi dari seorang dosen kenalan Sir Arthur. Tidak seperti karya lain Sir Arthur, series Sherlock ini ditulis dengan memberikan begitu banyak deskripsi-deskripsi dari latar hingga kejadian dengan sangat detil.

Novel A Study In Scarlet dan novel Sherlock Holmes lainnya karya Sir Arthur menggunakan sudut pandang dari dr. Watson, hal ini sangat menarik karena tidak seperti cerita detektif lainnya, kita seolah-olah diajak berinteraksi dengan karakter Sherlock Holmes ini. Novel ini juga memberikan detil-detil yang banyak sehingga kita dapat ikut menyelesaikan kasus ini.

Novel ini berlatar di tahun 1800an dengan detil yang luar biasa pada masa itu. Ini cukup menarik karena kita dapat melihat perbedaan yang sangat luar biasa pada masa dulu dengan masa sekarang. Seperti masih digunakannya telegram, taksi yang ditarik kuda, orang-orang yang digambarkan gemar membaca koran biar up-to-date, dll.

Dengan semua kelebihan itu, dapat disimpulkan bahwa buku ini merupakan buku yang sangat direkomendasi untuk dibaca. Akan tetapi, hanya ada satu kekurangan yang dapat ditemukan, ialah latarnya yang bertempat tahun 1800an, cukup membuat bingung beberapa istilah yang digunakan. Meski begitu, hal tersebut mungkin tidak dianggap sebagai sebuah kekurangan bagi beberapa orang. Oleh sebab itu novel ini sangat direkomendasikan untuk kalian yang penasaran dengan kisah hidup Sherlock Holmes, kalian dapat juga membeli beberapa buku lainnya seperti The Sign Of The Four, The Valley Of Fear, dll. (Rivandy)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis