Ketika Hidupmu Buntu, Mungkin Sudah Saatnya Kamu Mencari Mentor

Hidup memang tidak adil. Ungkapan roda itu berputar, kadang kamu diatas kadang kamu dibawah tidak berlaku untukmu. Kamu selalu merasa berada di titik terrendah, sementara kamu mendapati ada orang yang selalu berada di titik teratas. Tidak pernah turun. Seperti mereka yang sudah begitu betah dan menjadi member permanent untuk selalu berada di atas. Kamu tidak mungkin menarik mereka turun, selain karena kamu tidak punya kekuatan kamu juga tidak ingin memiliki sifat crab mentality.

Advertisement

Tau mentalitas kepiting kan? Ketika sekumpulan kepiting dimasukkan kedalam satu ember. Mereka berlomba-lomba ingin keluar. Namun tidak semua bisa sukses memanjat keluar. Apabila ada satu yang nyaris keluar akan selalu ada kepiting yang menariknya kebawah. Seperti kepiting itu bersorak, “Kalau saya nggak bisa keluar kamu juga harus seperti itu”. Kalau ditarik kebahasa manusianya. “Kalau saya nggak bisa sukses kamu juga harus gagal seperti saya”. Ya begitulah mentalitas kepiting.

Tentu saja kamu bukan kepiting. Kamu tercipta sebagai manusia. Kamu bisa menghindari sifat tidak terpuji itu. Untungnya bukan hanya kamu yang terhindar dari sifat itu, Ada begitu banyak orang-orang baik yang ingin membantumu sukses. Ada begitu banyak orang yang ingin membangkitkanmu dan orang-orang sepertimu bangkit dari keterpurukan. Ada orang yang dia sebenarnya tidak selalu berada di atas. Namun ia mengetahui jalan untuk ke atas. Karena dia pernah di sana. Pengalaman hidupnya yang getir, perjuangan nya yang keras. Hingga ia benar-benar merasakan pahit-manisnya hidup. Seseorang tersebut tentu mengerti kamu yang merasa berada di titik terendah. Seseorang tersebut begitu berarti.

Kamu harus menemukan orang seperti dia untuk kamu jadikan sebagai mentor. Berbeda dengan idola. Mentor memiliki kedekatan personal denganmu. Kamu memiliki akses untuk bertemu. Sementara idola bisa jadi seseorang yang sangat terkenal. Kaya raya atau sukses besar. Namun kamu tidak memiliki akses kesana. Kamu juga tidak memiliki kedekatan secara personal dengan nya. Hanya saja dia terlihat begitu mengangumkan di matamu.

Advertisement

Sementara mentor berbeda. Terlepas apakah itu mentor bisnis, mentor hubungan asmara, hingga mentor kehidupan. Semuanya memiliki kesamaan. Ia ingin kamu juga bisa berhasil. Tak jarang juga dari para mentor ini ingin kamu lebih hebat darinya. Dalam menentukan seseorang disebut sebagai mentor tidak selalu dilihat dari usianya. Bisa karena pengalaman nya, kisah sukses nya atau karena ilmu yang dimiliki nya begitu luas dan dalam.

Seorang mentor haruslah memilih kedekatan denganmu. Dia menjadi tempatmu bertanya ketika kamu mengalami kesulitan. Kamu juga terkadang tak sungkan untuk sharing permasalahan yang sedang kamu hadapi. Seorang mentor yang bijak pastinya akan mendengarkan keluh kesahmu. Memberikan solusi yang sesuai dengan dirimu.

Advertisement

Banyak orang-orang sukses di dunia ini karena ada campur tangan mentor mereka. Sebut saja salah satunya Tony Fernandez. Pemilik maskapai penerbangan Air Asia ini siapa sangka pernah di mentoring oleh salah satu atasannya, Richard Branson. Tony Fernandez pernah bekerja di perusahaan Richard Branson yaitu Virgin Atlantic sebuah masakapi penerbangan lain nya. Tony bekerja disana sebagia seorang auditor.

Di Indonesia ada juga kisah pebisnis sukses yang punya mentor pebisnis sukses lainnya. Sebut saja si-anak singkong, Chairul Tanjung. Tentu kamu mengetahui bahwa CT adalah seorang pengusaha yang  memiliki banyak perusahaan. Ada Bank Mega dan CT Corporation yang membawahai banyak perusahaan semisal TransTV dan Trans7. Chairul Tanjung sendiri pernah dimentoring oleh Lim Sioe Liong alias Mendiang Sudono Salim yang merupakan pendiri Salim Group.

Dalam memilih mentor kamu harus realistis. Jangan sampai karena kamu begitu suka dengan pengusaha sukses semisal Chairul Tanjung. Kamu langsung berpikiran ingin dimentori oleh beliau. Memangnya siapa dirimu? Apakah kamu punya koneksi untuk kesana? Apakah kamu memang sudah layak untuk dimentoring oleh beliau? Tentu saja hanya dirimu sendiri yang bisa menjawabnya.

Tentu tanpa bermaksud mengecilkan hati, kamu tidak perlu menjadikan Chairul Tanjung sebagai mentormu. Bukan karena CT tidak baik. Tetapi kamunya yang belum layak untuk di mentoring Chairul Tanjung. Kamu bisa memulai realistis dengan memilih mentor di sekitar lingkunganmu. Atau kamu juga bisa ikut program mentoring bisnis yang sering diadakan motivator-motivator usaha. Ada beberapa komunitas yang sering mengadakan program ini.

Sosok mentor tidak selalu lekat dengan dunia usaha. Ada juga mentor asmara, mentor rumah tangga hingga mentor kehidupan. Kamu bisa temukan mereka ini di sekitarmu. Mereka yang lebih paham dan berpengalaman di bidang-bidang tersebut.

 Mentor yang baik akan mengarahkanmu ke tempat yang lebih baik. Mentor yang baik juga berharap kamu tidak jatuh secara terus menerus. Sekali dua kali jatuh itu biasa. Sakit? Memang. Tapi berkali-kali jatuh adalah kebodohan. Apalagi jatuh di lobang yang sama.

Maka sekarang bangkitlah dari tempatmu berleha-leha. Lihat disekelilingmu. Pasti akan ada satu dua orang yang layak kamu jadikan teladan. Dekati dia. Ambil pelajaran dari kisah hidupnya. Tentu kamu tidak bisa langsung menembak, “Maukah kamu jadi mentorku?”. Tentu bukan seperti itu. Bergaulah dengannya sewajarnya. Sampai kamu dan orang yang kamu jadikan teladan itu mendapatkan rasa nyaman untuk saling berbagi. Kamu bisa ambil yang baik darinya. Sementara dia juga tak sungkan menasehatimu ketika kamu salah dan keliru.

Dia juga sering memberi saran yang bisa mengubah jalan hidupmu. Waktu pun berlalu. Secara tidak sadar kamu sudah menjadikan dia sebagai mentor tanpa harus meminta dia menjadi mentor. Secara tidak sadar pula kamu telah mengubah hidupmu yang semula stuck di tempat, kini berjalan menuju tempat yang lebih baik. Bersama orang-orang yang baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I Write blog not tragedies.

CLOSE