Ketika Hati Kita Menyatu, Namun Keadaan Tak Memungkinkan Bersatu

Status yang membedakan kita

Ini adalah ceritaku sendiri.

Advertisement

Aku dan dia bertemu 19 januari 2019 di sebuah cafe ternama di kotaku. Kami adalah teman semasa sekolah, aku lebih tua 5 tahun darinya. Dia adalah teman adikku yang kebetulah seumuran dengannya, maka aku dan dia pun sudah sangat akrab sejak dahulu.

Lanjut! Pertemuan ini hanya sekadar basa-basi, setelah lama berpisah karena aku sudah menikah dan dia pun sedang stay di Bali makanya kami memutuskan untuk bertemu.

Pertemuan kami singkat, karena aku ambil jam makan siang pada jam ngantor. Dan kebetulan dia datang bersama adikku sehingga tidak leluasa untuk bercerita panjang lebar. Akhirnya keesokan harinya kami memutuskan jalan berdua lagi. Entah ada maksud apa tapi kami hanya ingin bertemu awalnya, itu saja.

Advertisement

Pertemuan dan komunikasi makin mendekatkan kami. Entah apa yang kami rasakan tetapi sepertinya sesuatu telah terjadi diantara kami. Intens komunikasi 1×24 jam berlanjut seiring dengan pertemuan makin membawa kami lebih larut dalam hubungan yang tak pasti.

Sebagai wanita, aku memang terlena dengan kondisi ini. Apalagi aku sedang berada dalam kondisi rumah tangga yang renggang karena suamiku ketangkap basah selingkuh dibelakangku.dan beberapa perlakuan KDRT yang aku alami.Membuat kehidupan pernikahanku hancur.

Advertisement

Keadaan ini yang semakin membuatku terlena dengan kehadirannya. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan semakin membuatku lupa akan statusku sebagai istri orang. Dia pun begitu adanya.tapi apa yang kami alami ini benar-benar atas dasar cinta yang kami rasakan seiring berjalannya waktu.

Sudah 9 bulan kami berhubungan secara diam-diam. Dengan penuh terpaksa kami harus bertemu di tempat yang dirasa tidak akan bertemu dengan orang-orang yang kami kenal. Rasa tak tahan, rasa bosan, atau entah rasa apa yang tertekan di dalam diri.

Seakan ingin memberitahukan pada dunia kalau hubungan kami ini tak salah. Kami berhak merasakannya. Kami berhak menjalaninya tanpa ada omongan dari berbagai pihak. Tapi rasanya tetap kembali terhadang oleh dinding yang tinggi yang akan memisahkan kami. Statusku yang memisahkan kami..

Rasanya ingin kuambil kesempatan untuk berpisah dengan suamiku. Namun anak menjadi pemikiranku. Suamiku tak ingin menceraikanku, dia ingin tetap bertahan dengan hubungan yang tak sehat.

Kami hanya terlihat manis di depan publik terutama didepan anak kami. Aku seperti terpenjara di dalam sangkar yang kubuat sendiri.

Pernah berfikir untuk berpisah darinya .aku berfikir meskipun aku mencintainya kadang aku tak ingin membuatnya merasa tersiksa dengan hubungan ini.Dia masih muda, masih banyak wanita yang mau padanya. tetapi lagi-lagi takdir tak dapat memisahkan kami. Yang kami rasa ini nyata..bukan dibuat-buat..dan kami masih bisa bertahan hingga saat ini.

Entah sampai kapan ini akan berlanjut.Kami tetap bahagia walaupun banyak perbedaan diantara kami.Dan aku akan tetap menjaga cinta ini..meski waktu mempermainkan perasaan kita…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE