Kisah Menjalani Ramadan di Negeri Kangguru

Menjalankan ibadah puasa jauh dari orang tercinta

Menjalankan ibadah puasa bersama dengan orang tersayang pastinya menjadi hal yang diinginkan oleh setiap insan. Namun, hal itu kerap tak dapat dilakukan karena situasi yang tidak diharapkan.

Advertisement

Pandemi Covid-19, merupakan salah satu situasi yang tidak diharapkan. Orang-orang jadi tidak dapat menjalankan Ramadan bersama keluarganya karena terpisah oleh jarak.

Hal ini dirasakan oleh salah satu mahasiswa di Institusi Deakin University, Australia, Ukarabening. Pria yang kerap disapa Ukara itu pernah dan masih merasakan bagaimana menjalankan Ramadan jauh dari keluarganya. Selama di Australia, Ukara tinggal di kota Geelong.

Berpuasa di negeri orang merupakan hal yang sangat berbeda untuk Ukara. Menurutnya, puasa di Australia membuatnya tidak merasakan suasana Ramadan seperti yang ada di Indonesia. 

Advertisement

“Kalo di Indonesia kan vibesnya ada banget kalo Ramadan, kaya buka puasa bersama dan banyak yang jualan takjil,” jelas Ukara.

Meskipun begitu, ternyata masih ada orang-orang muslim yang berpuasa di sana. Masih terdapat orang-orang pakistan yang berkuliah dan hidup di Australia.

Advertisement

“Ada juga temen muslim yang puasa, tapi di tempat tinggal saya, cuman saya yang berpuasa,” ujar Ukara.

Rindu Suara Azan

“Selama saya di sini jujur belum pernah denger azan sih,” jelas Ukara ketika ditanya mengenai kumandang azan.

Menurut pengakuannya, azan di negeri kangguru tersebut tidak dikumandangkan seperti apa yang dilakukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan umat muslim yang berada di Australia cenderung sedikit. 

Aplikasi muslim pro adalah jalan keluar yang diambil oleh Ukara agar tetap dapat mengetahui waktu azan.

“Di sini ada masjid sih tapi azan juga kayaknya indoor, nggak pake toa kaya di Indonesia,” jelas Ukara.

Suka Duka Menjalani Ramadan di Negeri Kangguru

Berbagai perbedaan dirasakan oleh Ukara ketika menjalani Ramadan di Australia. Ukara harus mandiri menyiapkan semua kebutuhan Ramadan seorang diri.

“Bangun sahur juga harus sendiri, kan kalau di Indonesia dibangunin,” ujar Ukara sambil tertawa.

Menurut Ukara, suka menjalani Ramadan di negeri orang adalah ia dapat belajar menahan nafsu karena hanya ia seorang diri yang menjalani ibadah puasa di lingkungannya. 

“Kalau di Indonesia kan vibesnya puasa banget, kalau di sini siang-siang orang pada makan,” jelas Ukara.

Hal itu pun membuat Ukara belajar untuk mempertahankan niatnya untuk berpuasa di antara orang-orang yang tidak berpuasa.

Obat Rindu ala Ukara

“Kalau kangen Indonesia paling nelfon orang tua atau keluarga,” kata Ukara.

Selain itu, menonton YouTube atau mendengarkan Podcast yang ada unsur Indonesia juga membantu Ukara untuk mengobati kerinduannya akan Indonesia.

“Bebas mau itu makanan, tempat atau cuma kek ngobrol pake bahasa sunda atau Indonesia hehe,” tambah Ukara.

Hal-hal itu dirasa dapat membantu mengobati kerinduannya akan negeri tercinta yang berjarak sekitar 3,295 km dari Australia.

Menjalani ibadah puasa di negeri orang alhasil membuat Ukara tumbuh menjadi sosok yang lebih mandiri. Jadi, apakah kamu ingin mencoba menjalani Ramadan di negeri orang?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran angkatan 2019.

CLOSE