Kisah Rini Menjadi Pengusaha dan Usahanya Untuk Survive di Tengah Pandemi

Apapun kondisimu saat ini, percayalah bahwa Tuhan mempunyai rencana yang indah

Tiga puluh empat tahun lalu, Rini dilahirkan dari keluarga miskin. Ibunya pedagang tempe yang bangun setiap pukul empat pagi untuk jualan keliling kampung. Ayahnya hanya lulusan SMA dan bekerja sebagai buruh pabrik. Seusai dari pabrik profesinya kemudian berubah menjadi tukang becak. Rini adalah anak tukang becak yang memiliki impian besar. Ibunya seringkali mematahkan semangatnya dengan berkata jangan terlalu banyak bermimpi. Namun, sekarang ia mampu mewujudkannya.

Advertisement

“Bu, hari ini saya mampu mewujudkan impian saya,” ujarnya.

“Apapun kondisimu saat ini, percayalah bahwa Tuhan mempunyai rencana yang indah. Saya pernah gagal ketika memulai usaha yang pertama, namun saya percaya saya punya Tuhan. Saya punya Dia yang memberi pengharapan,” ungkapnya.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini selain lulus S-1 juga berhasil menempuh studi Magister Managemennya di Universitas Ciputra. Ya, universitas yang memiliki moto “Creating World Class Entreprenuer” ini termasuk universitas bergengsi di Surabaya. Wanita bernama lengkap Dyah Ayu Setyorini ini memilih Universitas Ciputra karena keinginannya memberi pengaruh positif pada lingkungan melalui entreprenuership.

Tidak hanya berhasil lulus saja, pemilik usaha les-lesan di Surabaya ini juga memperoleh hasil memuaskan dengan menyandang predikat “Magna Cumlaude”. Damelina Tambunan, Dekan Fakultas Managemen dan Bisnis mengatakan bahwa Rini berhasil menyerap banyak ilmu. “Rini senang berbagi dan memperhatikan hal-hal kecil di sekitarnya. Dia adalah siswa pertama yang menyelesaikan tesis dari batch nya,” tandasnya.

Advertisement

Keputusannya untuk melanjutkan S-2 sebenarnya ditentang oleh kedua orang tuanya. “Mengapa perempuan harus sekolah tinggi, paling nanti ujung-ujungnya hanya ngurus anak dan di dapur,”ujar orang tuanya. Namun, dengan tekad yang kuat ia berhasil meyakinkan kedua orang tuanya bahwa keputusan ini merupakan pilihan hidupnya. “Cara menunjukkan bahwa pilihanmu tepat adalah dengan pembuktian. Tidak ada yang lain, selain pembuktian,”ungkapnya. 

Di tengah kesibukannya kuliah dulu sambil mengurus usaha, ia pernah diundang berbicara di salah satu radio terkenal di Surabaya. Radio itu bernama Suara Surabaya dengan tema waktu itu “Muda Luar Biasa”. Program ini membahas kisah perjalanan hidupnya dari seorang karyawan biasa menjadi pengusaha. Dulu Rini bekerja sebagai karyawan. Keputusannya membuka usaha les-lessan karena keinginannya keliling dunia.

Advertisement


“Jika saya hanya menjadi karyawan, kemungkinan saya bisa mencapainya dengan waktu yang lama. Kemantapan hati saya itu juga didukung dengan pengalaman mengajar sebelumnya di tempat kerja,” ungkapnya di radio terkenal tersebut.  


Ia mengaku bahwa usahanya yang sekarang bukan usaha yang pertama. “Sebenarnya ini bukanlah bisnis saya yang pertama. Pertama kali membuka usaha ketika sedang menempuh studi S-1. Saya patungan dengan teman-teman untuk membuka warung bakso. Kami lantas menutup usaha itu ketika tukang masaknya berhenti bekerja,”ujar penggemar makanan pedas ini.   

Pengalaman hidup mengajarkan, ketika membuat usaha harus memiliki skill di bidang usaha tersebut. Ia merasa percaya diri membuka usaha les-lesan karena pengalaman mengajar yang ia peroleh di tempat kerja sebelumnya.

Wanita kelahiran Mei ini tidak menyerah dengan keadaan. Ia berani mengubah kehidupannya bukan dengan keluhan namun prestasi demi prestasi yang ia torehkan. Tak hanya fokus dengan pekerjaan, ia juga aktif melayani di Gereja dan di lingkungan.

Sejak pertengahan Maret penyebaran virus corona mulai terasa. Virus ini telah mengubah kebiasaan dan cara pandang lama menjadi baru. Mau tidak mau, perubahan pasti terjadi ditengah ketidakpastian hidup. Berbagai usaha mulai mengalami kemerosotan, mulai dari usaha besar hingga kecil.

Menyikapi hal ini, Rini bersama dosen Universitas Ciputra mengadakan live IG untuk membahas bisnis ditengah pandemi beberapa pekan lalu. Topik ini sungguh menarik terutama bagi mereka yang sedang berbisnis. Selama sesi sharing tersebut, banyak hal yang Rini sampaikan terkait kebiasaan dan cara pandangnya yang lama dan perubahan yang harus ia lakukan.

“Saya telah kehilangan hampir 90% murid yang saya miliki,” ujarnya. Hal itu tentu membuatnya kehilangan sebagian besar penghasilan, ia pun terpaksa harus memberhentikan sementara beberapa karyawannya. “Saya belajar dari wabah ini bahwa seorang pengusaha itu tidak boleh bergantung hanya melalui satu sumber penghasilan saja. Jadi, pengusaha harus memiliki 4 kaki, sama halnya sebuah meja,” ujar penggemar buku ini.

Ia percaya bahwa melalui wabah ini Tuhan akan tetap memberikan berkatnya. Berkat doa dan harapannya tersebut, beberapa rekan bisnis memberinya penawaran untuk menjual makanan ringan. Berawal dari permintaan tolong teman-temannya untuk mempromosikan bisnis mereka, ia pun akhirnya memutuskan untuk bergabung dan menjadi reseller juga. Dari situ, Rini mendapatkan penghasilan tambahan selain dari usahanya yang utama.

Rini mengaku tidak hanya menjual makanan saja, namun juga kebutuhan medis seperti masker dan hand sanitizer. “Meski kekurangan ekonomi, bukan berarti memanfaatkan keuntungan sebanyak-banyaknya terlebih pada permintaan barang medis,” ujarnya. “Sebagai pengusaha kita juga harus memiliki mental takut akan Tuhan,” imbuhnya.  

Bersyukur meski hanya ada beberapa anak yang tetap les secara offline, ia mulai mencoba membuka cara baru dengan menawarkan les secara daring. Melihat dari postingan IG beberapa hari yang lalu, Rini sedang mengajar secara daring di kelas trial bersama dua orang calon murid barunya.

Seorang pebisnis tentu memiliki beban lebih besar daripada karyawan. Bagi kamu yang ingin menjadi pengusaha, harus belajar untuk terus beradaptasi dengan situasi yang ada. Tidak menyerah dengan keadaan dan justru melalui masalah tersebut mencari solusi dan menjadikannya peluang.

Pahlawan yang mewujudkan mimpinya menghadapi situasi sulit dengan kekuatan iman dan harapan. Itulah pahlawan kehidupan. Apakah kamu tidak tergerak bersama Rini untuk menjadi pahlawan kehidupan dalam hidupmu?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE