Kondisi dan Dampak Perekonomian Negara di Masa Pandemi

Dampak dari COVID-19 terhadap sektor ekonomi

Pada awal tahun 2020 Indonesia digemparkan dengan berita menyebarnya sebuah virus yang berasal dari Wuhan, China.Virus yang berasal dari China ini dikenal dengan  nama  Coronavirus yang merupakan salah satu virus yang  serupa dengan common cold atau pilek dan dapat menyebabkan penyakit ringan hingga serius. Virus corona ini  menyebabkan penyakit yang disebut dengan Covid-19, merupakan penyakit menular dan baru diketahui ketika wabah ini dimulai dari Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Covid-19 Ini adalah virus pertama yang menyebar sampai ke seluruh penjuru dunia dan menyebabkan banyak permasalahan seperti pada sektor sosial, ekonomi dan menyebabkan kenaikan angka mortalitas (kematian) pada masyarakat. Virus ini menyebar dengan cara yang relatif mudah dan cepat, gejala yang dirasakan umumnya adalah demam, kelelahan dan batuk kering. Biasanya, gejala yang diasakan adalah gejala ringan dan mulai secara bertahap, pemerintah mengatakan gejala Covid-19 ini dinyatakan positif setelah 14 hari. Namun, tak sedikit pula orang yang dinyatakan terkena Covid-19 tidak merasakan gejala tersebut atau OTG (Orang Tanpa Gejala).

Advertisement

Dalam rangka mengurangi penyebaran covid 19 Pemerintah Indonesia mulai menegaskan bahwa masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah dan memutuskan untuk melakukan beberapa kebijakan baru seperti : PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), work from home,dan di rumah saja. Namun, ketika pemerintah memutuskan untuk melakukan kebijakan seperti itu. Dikutip dari berita detik finance,secara tidak langsung terjadi kerugian yang diakibatkan oleh penyebaran Covid-19, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memperkirakan angka kerugian akibat pandemi Covid-19 di Indonesia setidaknya mencapai Rp 320 triliun selama kuartal I-2020. Selain itu, banyak sekali perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan cukup tajam, bahkan sampai mengalami kerugian besar-besaran dan tak sedikit juga yang memutuskan untuk menutup perusahaannya.

Selain itu, pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada berbagai sektor kesehatan di Indonesia seperti banyaknya kehilangan sejumlah tenaga medis yang gugur dalam bertugas, jumlah pasien Covid-19 bertambah hingga lebih dari 1.000 kasus perhari, jumlah kematian akibat Covid-19 juga mengalami kenaikan sejak Mei hingga pertengahan Juli. Masyarakat merasa khawatir berkunjung ke rumah sakit untuk sekedar berobat dan layanan imunisasi anak menjadi terganggu. Sedangkan dampak politik akibat adanya pandemi Covid-19 ini Pilkada serentak ditunda hingga Desember 2020, Presiden Joko Widodo tegur jajaran Menteri ,Presiden terbitkan perppu untuk menangani dampak dari pandemi, wacana perombakan cabinet mencuat setelah disinggung oleh Presiden, Penundaan pembahasan sejumlah rancangan undang-undang.

Advertisement

Dampak yang paling parah di masa pandemi ini mengarah pada sektor ekonomi yaitu ekonomi Indonesia tumbuh 2,97% sepanjang kuartal I-2020, 1,7 Juta pekerja formal dan informal dirumahkan dan terkena pemutusan hubungan kerja. Jumlah penduduk miskin naik dari 24,79 juta jiwa pada September 2019 menjadi 26,42 juta jiwa pada Maret 2020, nilai tukar rupiah terhadap dillar AS melemah dan sejumlah pusat kegiatan ekonomi ditutup dengan adanya penutupan kegiatan ekonomi terutama di pusat perbelanjaan mengakibatkan pelaku usaha makro yang harus menutup gerainya di sejumlah wilayah salah satu contohnya adalah Matahari Departement Store yang memutuskan untuk menutup 7 gerai ritelnya sepanjang tahun 2020 dan mengalami kerugian, yaitu rugi bersih sebesar Rp617 miliar dan sejalan dengan pendapatan yang turun 57,5% yaitu menjadi Rp3,3 triliun (Dikutip dari berita CNN Indonesia).

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat hingga saat ini ada lebih dari 6,4 juta pekerja yang dirumahkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi virus Corona.Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan keputusan merumahkan atau PHK pekerja merupakan efek dari merosotnya omzet akibat kerugian selama pandemi. Menurut Benny, sejak pandemi covid ini merekaa sudah banyak merumahkan tenaga kerja. Merumahkan, ada yang dibayar, ada yang tidak dibayar. Kalau terpaksa, di-PHK. Sektor usaha yang paling banyak merumahkan atau mem-PHK pekerjanya, yakni tekstil sebanyak 2,1 juta orang. Kemudian sektor transportasi darat 1,4 juta orang, sektor restoran 1 juta orang, sektor sepatu/alas kaki merumahkan atau mem-PHK 500.000 orang, sektor perhotelan 430.000 orang, sektor ritel 400.000 orang, serta sektor farmasi 200.000 orang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE