Krisis Moral dan Penurunan Mutu Pendidikan Berkarakter, Siapa yang Salah?

Pendidikan karakter merupakan sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah

Moral menurut KBBI adalah (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila. Di zaman dengan segala kecanggihan teknologi ini, persaingan juga semakin tinggi. Kualitas dan kinerja manusia juga harus semakin tinggi. Generasi yang hidup dalam zaman ini harus mampu beradaptasi dengan cepat. Bangsa Indonesia dikabarkan memiliki masa depan yang semakin memprihatinkan. Moral anak bangsa disebut-sebut sebagai salah satu alasannya. Karakter bangsa yang semakin menurun dari waktu ke waktu ini telah menjadi pembicaraan serius, tidak hanya dikalangan atas namun rakyat biasapun mengetahui permasalahan ini. Permasalahan ini juga tidak hanya menjadi isu lokal dan nasional, tetapi juga menjadi isu global.

Advertisement

Maraknya fenomena penyimpangan moral dari generasi saat ini membentuk keprihatinan yang berkelanjutan. Penyimpangan yang dimaksud yaitu seperti free sex, bullying, dan penggunaan narkoba. Tidak hanya ini, kerap ditemui juga bahwa seorang murid berani menantang, bahkan memukul gurunya di sekolah. Hal ini dapat terjadi karena moral tidak lagi menjadi hal yang penting. Generasi saat ini lebih mementingkan ego masing-masing sehingga sesuatu yang dilakukan biasanya tidak didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan.

Setiap permasalahan selalu ada solusinya, jika bangsa ini ingin kembali memiliki harga diri yang diakui oleh negara lain, penanganan masalah seperti ini harus dilakukan secara menyeluruh. Hal ini harus dilakukan jika ingin menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan. Berbagai solusi dapat dilakukan, seperti menanamkan pendidikan karakter sejak dini, memanfaatkan IPTEK dengan baik, dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan.

Salah satu solusi yang disebutkan di atas adalah menanamkan pendidikan karakter sejak dini. Apa itu pendidikan karakter? Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut sebagai pencerahan agar dapat mengetahui, berfikir, dan bertindak secara bermoral dalam menghadapi setiap situasi. Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat diperlukan dan ini merupakan tugas seorang guru yang menjadi orang tua bagi siswa di sekolah dan salah satu faktor penting dalam menanamkan dan menentukan karakter anak. Terdapat lima nilai karakter utama yang harus ditanamkan, nilai-nilai ini bersumber dari Pancasila yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan kegotongroyongan.

Advertisement

Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi orang tua dan lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Oleh karena itu, orang tua juga harus membangun nilai-nilai pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anaknya karena orang tua adalah rumah pertama bagi anak maka akan sangat mudah mengajarkan pendidikan karakter tersebut. Tidak hanya itu, orang tua juga harus mengajarkan tentang toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Jika peran masing-masing elemen ini sudah berjalan sebagaimana fungsinya maka tidaklah sulit untuk mewujudkan nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diajarkan.

Namun, apakah pendidikan karakter ini telah berjalan seperti yang diharapkan? Salah satu permasalahannya adalah guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Guru belum memiliki kompetensi yang cukup untuk mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya. Hal ini diakibatkan karena kurangnya pelatihan yang menjadi alasan keterbatasan seorang guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Sebenarnya kunci kesuksesan pendidikan karakter terletak pada peran seorang guru. Guru tidak hanya sebagai pengajar, namun guru juga harus berperan sebagai fasilitator bagi anak didiknya. Guru juga harus membantu anak didik menyaring berbagai pengaruh negatif dan juga mampu berperan sebagai katalisator yang mampu menggali dan mengoptimalkan potensi anak didiknya. Apakah semua guru telah menerapkan peran-perannya tersebut? Tentunya tidak semua.

Tidak mudah untuk mengatasi permasalahan bangsa ini, tetapi harapan tertingginya terletak pada pendidikan. Jika penerapan pendidikan karakter berjalan dengan optimal dan semua elemen masyarakat mengetahui peran juga melaksanakan perannya tersebut, maka semua ini pasti dapat teratasi. Alangkah baiknya jika pendidikan karakter ataupun sesuatu yang mengedukasi dan memberikan hal-hal positif dapat dilakukan sedini mungkin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE