Krisis Pancasila: Kemana Perginya Keadilan yang Selama Ini Kita Junjung Tinggi?

Adil adalah hal yang menenangkan, lalu bagaimana keadaannya jika keadilan itu hilang dari muka bumi?

Kita semua tahu, bahwa tanggal 1 juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Sejak disekolah dasar masing-masing dari siswa telah diajarkan mengenai asal usul pancasila dan norma-norma yang terdapat didalamnya. Pancasila juga dilafalkan setiap senin pagi saat upacara bendera dan saat ada acara-acara tertentu yang berkaitan dengan negara sebagai bukti cinta kepada Indonesia.

Sila kelima, yang dilambangkan dengan gambar padi dan kapas, telah disebutkan bahwa “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” sebagai penutupan pancasila yang terakhir. Kata adil disini menyatakan bahwa setiap warga negara, tidak perduli dia miskin atau kaya, tidak perduli dia normal atau cacat, tidak perduli dia dari indonesia bagian timur atau barat, kedudukannya semua sama dimata hukum.

Sila kelima didasari oleh hakikat manusia yang merupakan makhluk sosial, agar hubungan yang terjalin antara sesama manusia harmonis. Baik dalam lingkup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Namun pada kenyataannya sangat berbeda. Kita sudah sangat sulit untuk menemukan keadilan yang sebenarnya. Hukum sangat tajam kebawah namun tumpul keatas.

Orang-orang yang melakukan korupsi hanya dipenjara 4-20 tahun, itupun dinilai dari nominal uang yang digelapkannya. Contohnya seperti taufik rusdi, pelaku pengadaan sampan fiberglass dan telah terbukti melakukan penggelapan uang 159 juta dan hanya dihukum satu tahun 6 bulan penjara dan denda 50 juta ( sumber detik.com). Namun lihatlah keadaan orang-orang miskin yang mencuri singkong atau telur hanya untuk melanjutkan hidup, mereka dijatuhi pidana satu tahun penjara padahal apa yang dicurinya tidak mencapai nominal seratus ribu dan itu dilakukannya karena sudah sangat terpaksa. Sebagai contoh lain, kasus yang baru-baru ini terjadi di Aceh. Seorang anak berusia 11 tahun diperkosa oleh anak dan pamannya, namun tersangka dibebaskan begitu saja.

Ironis bukan? Namun beginilah keadaan negara kita sekarang. Hukum sudah dapat dibeli dengan uang. Tragis, namun inilah kenyataannya. Realita lagi-lagi menghancurkan ekspetasi.

Lalu sebagai generasi muda kita bisa apa? Keadaan negara nantinya sangat bergantung pada generasi muda. Maka dari itu kita harus belajar untuk adil sedari sekarang adil pada hal-hal kecil seperti menempatkan sesuatu sesuai kadarnya, menjaga diri dan senantiasa belajar bersyukur atas apapun yang terjadi karena tuhan lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita, serta lebih mendekatkan diri kepada tuhan agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela. belajarlah dari sekarang agar indonesia menjadi lebih baik kedepannya. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis