Lantunan Kagumku
Kala sore yang berhawa sejuk
Tak sedingin pagi dan malam
Sang pemisah antara senja dan petang
Keindahan yang digantikan gelap gulita
Kulihat engkau melihatku
Sungguh kau seperti candu
Aku terpaku
Bayanganmu nampak semu
Semu, semu, nyata lalu hadir
Sekedar mampir dalam kilatan yang menyapa
Senyuman manis memikat hati
Mata tajam tanpa lelah
Aku tak ingin mati
Hanya karena tertatap indah
Wajahmu nan tegas
Menatap teduh tatapan tajammu
Tajamnya menggores relung hati
Yang kian terluka, kian menyukaÂ
Ukiran indah karya Tuhan
Ciptaan sempurna yang menawan
Melihatmu aku mengaku kalah
Menahan pasrah jiwaku resah
Kau terlalu indah
Seketika melantun nada dihatiku
Seperti alunan tasbih yang beradu
Aku yang terbelenggu
Menikmati irama rasa suka pada-Nya dan ciptaan-Nya
Bukan ulahku tentang taqdir kita
Rasa ini ada karna sang pencipta
Saat namamu lah yang ku sebut dalam doa
Bahwa Engkaulah yang ku pinta
Engkau yang ku cinta
Tunduk malu ku tatap dirimu
Peci hitam yang menjadi canduku
Baju koko yang nampak pas padamu
Membuatku terusik dan ingin sekali melafalkan "ustadz, aku jatuh cinta"
Lalu hilanglah akalku
Memajnunkan diri pada ciptaan-Nya
Seakan jiwaku ia ambil lewat matanya
Yang bahkan melihatku pun tidak
Yang bahkan terjaganya mata itu
Lalu mengapa?
Gilanya aku sebab ta'dzimnya
Gilanya aku sebab kecintaanku
Gilanya aku sebab hatiku yang Sang Pencipta jungkir balikan sebab satu nama
Yang mana nama tersebut seringkali aku gaungkan
Aku bisikan dan aku ratapi dalam sujudku
Yang bahkan langit pun tidak asing dengan nama itu
Sebab kerap aku bincangkan dia
Bercerita begitu gagahnya dia dengan kesholehannya
Lalu apalah aku yang seorang pendosa
Yang terlalu musykil untuk berharap
Terlalu malu untuk meminta
Dan terlalu sering meratap
Namun seumpama idzhar, aku percaya semua akan jelas pada waktunya
Kadangku
Kadangku,
Kembali membuka lembaran tentangmu
Kembali membaca rasa kagumku
Disebalik benda putih yang tak lagi bersih
Yang berisi hatiku yang tertuang
Menuliskan kamu dalam bentuk prosa
Mensyairkan kamu, membuat kamu menjadi karya
Yang selamanya bisa kubaca
Kadangku,
Riang senang pada hal semu
Turut tabu pada bayangmu
Menjatuhkanku di jurang curammu
Seperti jatuh yang tak ingin bangkit
Seperti jatuh yang membuatku senang
Yang kemudian jatuhku semakin dalam dan terperosok
Kadangku,
Mengukir namamu di hatiku
Yang coretannya membuat hatiku tak lagi kosong
Yang goresan nya kerap membuatku terluka dan menyuka
Namun waktu,
Membuatku melangkah bersama bayangkuÂ
Yang tertinggal tersembunyi dari sinarmu
Yang menjauh, memaksaku membumihanguskan sukaku
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”