Lantunan Kagumku

Sebuah kekaguman seorang santri kepada ustadnya

Lantunan Kagumku

Advertisement



Kala sore yang berhawa sejuk

Tak sedingin pagi dan malam

Sang pemisah antara senja dan petang

Keindahan yang digantikan gelap gulita

Kulihat engkau melihatku

Sungguh kau seperti candu

Aku terpaku

Bayanganmu nampak semu

Semu, semu, nyata lalu hadir

Sekedar mampir dalam kilatan yang menyapa

Senyuman manis memikat hati

Mata tajam tanpa lelah

Aku tak ingin mati

Hanya karena tertatap indah

Wajahmu nan tegas

Menatap teduh tatapan tajammu

Tajamnya menggores relung hati

Yang kian terluka, kian menyuka 

Ukiran indah karya Tuhan

Ciptaan sempurna yang menawan

Melihatmu aku mengaku kalah

Menahan pasrah jiwaku resah

Kau terlalu indah

Seketika melantun nada dihatiku

Seperti alunan tasbih yang beradu

Aku yang terbelenggu

Menikmati irama rasa suka pada-Nya dan ciptaan-Nya

Bukan ulahku tentang taqdir kita

Rasa ini ada karna sang pencipta

Saat namamu lah yang ku sebut dalam doa

Bahwa Engkaulah yang ku pinta

Engkau yang ku cinta

Tunduk malu ku tatap dirimu

Peci hitam yang menjadi canduku

Baju koko yang nampak pas padamu

Membuatku terusik dan ingin sekali melafalkan "ustadz, aku jatuh cinta"

Lalu hilanglah akalku

Memajnunkan diri pada ciptaan-Nya

Seakan jiwaku ia ambil lewat matanya

Yang bahkan melihatku pun tidak

Yang bahkan terjaganya mata itu

Lalu mengapa?

Gilanya aku sebab ta'dzimnya

Gilanya aku sebab kecintaanku

Gilanya aku sebab hatiku yang Sang Pencipta jungkir balikan sebab satu nama

Yang mana nama tersebut seringkali aku gaungkan

Aku bisikan dan aku ratapi dalam sujudku

Yang bahkan langit pun tidak asing dengan nama itu

Sebab kerap aku bincangkan dia

Bercerita begitu gagahnya dia dengan kesholehannya

Lalu apalah aku yang seorang pendosa

Yang terlalu musykil untuk berharap

Terlalu malu untuk meminta

Dan terlalu sering meratap

Namun seumpama idzhar, aku percaya semua akan jelas pada waktunya

Kadangku

Advertisement



Kadangku,

Kembali membuka lembaran tentangmu

Kembali membaca rasa kagumku

Disebalik benda putih yang tak lagi bersih

Yang berisi hatiku yang tertuang

Menuliskan kamu dalam bentuk prosa

Mensyairkan kamu, membuat kamu menjadi karya

Yang selamanya bisa kubaca

Kadangku,

Riang senang pada hal semu

Turut tabu pada bayangmu

Menjatuhkanku di jurang curammu

Seperti jatuh yang tak ingin bangkit

Seperti jatuh yang membuatku senang

Yang kemudian jatuhku semakin dalam dan terperosok

Kadangku,

Mengukir namamu di hatiku

Yang coretannya membuat hatiku tak lagi kosong

Yang goresan nya kerap membuatku terluka dan menyuka

Namun waktu,

Membuatku melangkah bersama bayangku 

Yang tertinggal tersembunyi dari sinarmu

Yang menjauh, memaksaku membumihanguskan sukaku

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini