Sejauh Apapun Berlari Semesta Akan Membawamu Kembali

Pernahkah kau kehilangan seseorang yang sangat kau cintai?

Pernahkah kau kehilangan seseorang yang sangat kau cintai?

Advertisement

Seseorang yang sudah lama ingin kau temui, tapi dia malah bersembunyi.

Pergi tanpa permisi, lalu membuatmu patah hati.

Tutt…tuuut…tutt..

Advertisement

Tuutt..tuttt.tuuut..

Nomor yang anda tuju tidak menjawab cobalah beberapa saat lagi “Kamu kemana,ayo angkat, angkat” gumamnya yang masih terus berharap

Advertisement

Tuut..tutt..tuutt…

Nomor yang anda tuju….

“Dia nggak akan pernah datang lagi Naura, ayo kita pulang”ucap Fely yang sedari tadi memperhatikannya

“Fely benar, mau sampai kapan kita nunggu?” timpal Anya

“Dia datang, dia pasti datang,” Naura mencoba meyakinkan sahabatnya, atau mungkin lebih tepatnya meyakinkan hatinya yang mulai ragu

“Kita udah nunggu selama 3 hari Naura, jika dia ingin bertemu, seharusnya dia sudah menemui kita di sini” jawab Fely berusaha mengingatkan Naura pada waktu yang sudah banyak mereka buang sia-sia

Fely benar, sudah 3 hari sejak mereka datang ke kota Surabaya untuk menemui seseorang yang telah lama dinantikan. Tidak satu hari pun dia muncul, bahkan tidak memberi kabar sama sekali. Naura tidak tau apa yang terjadi, apa yang membuatnya seperti ini, padahal satu minggu sebelumnya, mereka sudah berjanji untuk bertemu, melepas rindu yang telah tersimpan selama satu tahun lalu

Nomor yang anda tuju.

 “Naura percuma…”

“Sebentar lagi Fely, mungkin dia lagi sibuk, mungkin dia tidak memegang ponselnya , mungkin…”

“Sadar Naura, manusia mana yang tidak pegang ponsel selama 3 hari, setiap orang punya waktu yang sama, 24 jam, dan sesibuknya manusia, dia pasti beristirahat di malam hari, dia bukan sibuk, tapi dia nggak peduli…”

“Benar Naura, kalo dia peduli, dia nggak bakal ngabaiin kamu, kalo cintanya sebesar cintamu, dia harusnya udah ngelakuin hal yang sama, nungguin kamu di sini…” timpal Anya

DEG

Ucapan itu begitu menghantam Naura, rasanya begitu sesak, mereka benar, dia tidak peduli, Naura selama ini hanya bersikap seolah semuanya baik-baik saja, menutup kenyataan dengan harapan-harapan yang dibuat sendiri 

Hik…hiks..hiks,..

Tangis nya pecah, dia tidak bisa membendungnya lagi,

“Udah Naura, jangan nangis lagi ya…“ kata Fely menenangkan

“Benar Naura, dia nggak pantas buat ditangisi” sambung Anya sambil menyeka air mata yang terus mengalir

“Tapi kenapa dia lakuin ini, dia bisa bicara, tapi jangan sembunyi, aku bisa menerima hal pahit apapun, tapi jangan pergi tanpa pamit..”

“Kami paham, tapi terus menangis tidak akan membuatnya datang ” jawab Anya

“Naura, ayo kita pulang, gak ada gunanya lagi terus menunggunya disini” ajak Fely sambil merangkul

“Aku akan menunggu sebentar lagi, tunggu sebentar lagi, mungkin dia akan datang..”katanya, Naura menolak untuk menerima kenyataan, dia berusaha untuk mencoba meyakinkan diri kembali. Dia  masih belum bisa percaya, bagaimana mungkin seseorang mampu mematahkan harapannya semudah itu,  harapan yang sudah dibangun selama satu tahun.

Dia pasti datang pikirnya….

5 menit

10 menit

1 jam

1 bulan

1 tahun……

Dia tidak datang.

Dia hilang.



Aku masih di sini, memandang langit yang sama, saat aku menunggumu. Aku masih di sini, di atas bumi yang sama, di tempat kamu bersembunyi,  dan mematahkan hatiku. Aku masih di sini dengan waktu yang masih tetap setia berputar, tapi tidak denganmu.

Naura memilih duduk disudut jendela, dia membiarkan angin memainkan rambut panjangnya yang terurai, wajah cantiknya memandang ke arah langit  dengan tatapan hampa.  Mungkin Naura belum bisa melupakannya, melupakan pria yang sempat mengisi hari-harinya, pria yang sempat dia percaya untuk menitipkan satu-satu hatinya yang dia punya.

Sejenak dia memejamkan mata, lalu menarik nafas panjang, pikirannya kembali menyusun memori-memori yang sempat ingin dia buang, mungkin beberapa telah hilang, tapi yang membuatnya terluka parah butuh waktu lebih lama.

Darren Pratama, nama itu tiba-tiba muncul dalam benaknya, pria berkulit putih, bertubuh atletis. Pria humoris dengan gombalan receh yang justru membuat Naura bahagia dan betah berlama-lama berada di sampingnya.  Darren yang selalu marah jika ada orang yang menyakitinya atau bahkan dia akan murka jika ada seseorang yang membuat Naura kehilangan rambutnya meski hanya sehelai saja.

Terdengar sedikit berlebihan, tapi ini nyata. Darren memang menyukai rambut indah Naura, berkali-kali Darren memuji rambut panjang hitamnya yang berkilau seperti artis shampoo. Kadang Darren dengan sengaja mengikat rambut Naura, katanya tidak boleh ada orang lain yang melihat.

Butiran bening itu kembali mengalir dengan mulus di kedua pipinya, mengingat Darren selalu berhasil membuatnya menangis. Dia mengusap air matanya dengan kasar, namun air mata itu terus mengalir. Naura tersenyum getir dengan apa yang terjadi padanya, dia masih belum bisa percaya, dia selalu berpikir Darren pria yang tidak akan pernah menyakiti hatinya, pria yang dia pikir akan selalu mejaga dirinya, cintanya, kepercayaannya. Naura tidak pernah berpikir kalau Darren akan menjadi pribadi yang lain dari ekspetasinya.

Rasanya semesta terlalu bercanda pada kisah cintanya, takdir terlalu bermain-main dengan skenario hidupnya. Apa fungsi kesetiaan dan ketulusan jika pada akhirnya mereka tetap tidak bisa membuat orang yang dicintainya bertahan?

“Bukankah kue ini yang seharusnya menangis?”

Reflex Naura memandang ke arah cheesecake tersebut. Dia sampai lupa kalau dia sedang bergalau ria tadi. Dilihatnya kue itu sudah tidak berwujud, merasa sudah tidak berselera. Dia pun menggeser kue ke pinggir meja sebelum akhirnya mengalihkan pandangan pada  sumber suara yang telah berhasil membuyarkan lamunannya.

“Darren…” dia benar-benar Darren, tiba-tiba saja jantungnya berdetak tidak beraturan. Setelah 2 tahun berlalu, akhirnya Darren muncul di hadapannya. Pria yang dulu dicintainya, pria yang dia anggap adalah dunianya. Pria yang dia harap  akan menjadi masa depannya, yang akan dia lihat saat menyambut pagi dan bertukar cerita di malam hari. Pria itu benar-benar ada di sini duduk di hadapannya

“Apa kabar?” tanyanya sambil melempar senyum.

"Apa kabar? Tidak ada yang baik setelah kau pergi tanpa permisi. Aku menangis sepanjang hari, berharap segalanya hanya mimpi dan membuatku terbangun. Tapi sebanyak apapun aku bangun itu hanya akan menghancurkanku lagi"  ingin sekali Naura mengatakan itu, tapi rasanya percuma “Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?”

Tidak langsung menjawab, Darren justru memandang Naura begitu lekat, pandangan mereka beradu, Naura rindu pada tatapan itu, meski bertahun telah berlalu  “Tidak ada yang baik tanpamu Naura” Naura tersenyum kecut, dia mengepalkan tangannya yang bersembunyi dibawah meja hingga menciptakan sabit disana. “Aku ingin pulang” aku Naura.

“Aku masih merindukanmu, apa kamu tidak merindukanku?”  

“Setelah kau tiba-tiba menghilang 1 tahun lalu, setelah kau mengingkari janji untuk bertemu,pantaskah untuk mengatakan rindu?” amarah Naura mulai memuncak, sedang Darren masih terus menatapnya, Darren paham apa yang dia lakukan pasti telah menghancurkan hidup Naura “ Maaf, beri aku waktu untuk menjelaskan” katanya memohon

“Seharunya kau menjelaskan hari itu, bukan memilih bersembunyi dan membiarkanku menunggu, aku…"

ARGHH…

Darren mengerang cukup kuat seperti menahan kesakitan. Belum juga jantungnya normal, Naura dihadapkan  dengan pemandangan yng membuatnya terkejut, Darren merosot ke bawah meja,meringkuk disana, memegangi kepalanya, tubuhnya berkeringat, badannya bergetar, sontak  Naura langsung berlari ke arah Darren dan berusaha menolongnya.

“Darren, Darrren apa yang terjadi “ tanya Naura panik, Darren tidak menjawab, dia hanya terus mengerang, Naura semakin khawatir dan tanpa pikir panjang  langsung membawanya kerumah sakit.

Darren telah terbaring di sana, dengan selang infus dan oksigen, dia mulai sadar. Naura  menatap Darren yang terlihat lebih kurusan, ada cekungan di area matanya dan wajahnya terlihat agak pucat. Darren terlihat begitu lemah.

"Jelasin Darren sejak kapan kamu menggunakannya?"

"Sebelum kita menjadi sepasang kekasih"

"Selama itu dan aku tidak menyadarinya, tapi kenapa kamu menggunakannya"

"Saat orang tuaku bercerai, lalu mama meninggal, ayahku menikah lagi dan mengabaikanku. Saat itu hidupku hancur, aku mencari ketenangan dengan mengkonsumsi obat-obatan itu, sampai aku bertemu padamu. Aku menemukan sosok ibuku padamu, kamu yang membuatku lebih ceria, saat itu aku ingin berubah Naura. Itulah sebabnya aku pergi keluar kota untuk rehabilitasi. Kerjaan hanya alasanku saja, ada perubahan, meski kadang ada saja respon negatif seperti saat ini"

Air mata telah jatuh dari pelupuk Naura. Sakit sekali rasanya melihat orang yang dia cintai pernah mengalami hal seburuk itu, ditambah lagi dia sempat salah paham "Maaf karna sempat salah paham, maaf karena tidak ada saat kamu berjuang"

Darren menarik Naura, menariknya keatas dadanya, mengecup pucuk kepalanya "Tidak apa Naura, maaf karena aku juga telah menghilang tiba-tiba"

Tidak ada kesalahpahamanan lagi. Percayalah apa yang telah ditakdirkan untukmu pasti akan kembali, meski dia bersembunyi semesta akan membawanya kembali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Karna menulis adalah tempat curhat paling baik yang pernah kau temui...