Lika Liku Mahasiswa Jurnalistik: Mulai Ngejar Narasumber Sampai Pergi Gelap Pulang Gelap

Beginilah kisah kami calon penegak pilar keempat demokrasi.

Mahasiswa punya tantangan masing-masing sesuai jurusan yang digelutinya, termasuk mahasiswa jurnalistik yang musti siap sedia saat mulai terjun ke lapangan. Gak bisa dianggap sepele untuk mencari dan mengorek narasumber demi isi berita. Kita perlu keterampilan khusus dan skill ngelobi yang baik yang tentunya didapat dengan jam terbang yang tidak sedikit.

Advertisement

Selain itu, mobilitas yang tinggi juga perlu saat sudah serius terjun ke dunia wartawan. Gak jarang, dalam satu hari harus bertemu dengan beberapa narasumber dengan topik yang berbeda dan tempat yang berbeda pula. Tantangan untuk tak pecah konsentrasi diuji banget di sini. Belum lagi harus pinter-pinter atur jadwal supaya gak bentrok, atau ngejar waktu yang mepet. Gak jarang pula saat orang-orang kantoran pulang kerja, para manteman mahasiswa jurnalistik masih sibuk nyari bahan untuk berita.

Liputan yang baru dimulai jam delapan malam, mau gak mau bikin hari-hari mahasiswa jurnalistik tak menentu. Baru sampai rumah pas jarum pendek jam di angka sebelas atau nyerempet tengah malam pun sudah pernah mereka lalui, lalu besok paginya harus ngampus lagi. Duh!

Gak sampai di situ. Abis liputan bahan terkumpul, mahasiswa jurnalistik masih harus menyelesaikan tulisan dan di sini biasanya mahasiswa jurnalistik merasa seperti diuber-uber. Salah satu nilai berita yaitu aktual, memaksa kita mau gak mau harus segera menyelesaikan naskah beritanya. Menulisnya pun gak sembarangan, bahan hasil liputan harys dikemas singkat, padat, jelas dan menarik buat dibaca. Tentunya juga berpatokan dengan PUEBI dan gak melanggar kode etik jurnalistik.

Advertisement

Tulisan udah selesai? Masih belum bisa tenang karena harus berhadapan dengan editor. Kalau di kampus, dosen yang akan memeriksa hasil tulisan. Dan di sana tak jarang akan ada revisi-revisi lagi. Jadi mahasiswa jurnalistik juga dituntut gak boleh bosan baca tulisan sendiri. Bukan sekadar nulis berita aja, mahasiswa jurnalistik juga dituntut bisa menyajikan berita dalam bentuk lain seperti foto dan video. Biasanya di jurusan jurnalistik akan ada mata kuliah fotografi untuk menunjang gambar penyajian beritanya.

Tapi di balik itu semua, jurusan jurnalistik jadi jurusan yang seru dan cocok buat kamu yang gak bisa diem dan suka menggali hal baru. Banyak hal yang bisa kamu dapatkan dengan kuliah di jurusan jurnalistik seperti berkenalan dan bertemu narasumber dari berbagai latar belakang dan keahlian. Kamu bisa lebih dekat dengan orang-orang hebat dan menginspirasi.

Advertisement


Biasanya hal ini bikin semangatnya menular ke kamu.


Terus sekalian liputan kamu juga bisa jalan-jalan berkunjung ke tempat baru, anggap aja liputan sambil liburan gitu. Dari perjalanan kamu ini, kamu juga akan lebih dilatih untuk mempertajam insting jurnalis dalam diri kamu, seperti lebih peka terhadap sekitar dan melihat celah isu apa yang bisa diangkat menjadi sesuatu yang menarik.

Menjadi mahasiswa jurnalistik juga harus siap berkenaan tentang aneka bahasan, seperti isu sosial, olahraga, seni, budaya, politik dan masih banyak lagi. Jadi, meski sedikit-sedikit kamu perlu ngerti berbagai banyak hal. Jadi meski penuh lika-liku dan drama dalam dunia wartawan, jadi mahasiswa jurnalistik gak kalah seru. Terlebih kita dapat mengungkapkan suatu hal yang bisa dipercaya dan berguna bagi banyak orang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Writer | News Reporter | MNC Portal Indonesia

CLOSE