Lindungi Anabul dari Penyakit Rabies ya, Pawrents!

Halo pawrents!

Advertisement

Dari banyaknya jenis makhluk di dunia, hewan peliharaan salah satu ciptaan Tuhan yang paling menggemaskan. Menyenangkan sekali jika kamu memelihara hewan peliharaan di rumah. Menurut ahli psikolog, bermain dengan hewan peliharaan dapat mengurangi stress. Seperti bermain dengan anjing dan kucing.

Fyi kalo dirumah aku udah ada 8 ekor kucing. Mereka udah aku anggap seperti adik sendiri. Delapan kucing itu ada Melly sesepuh kita, Kitty, Chiki, Ebrot, Oyen, Uni, Ellow, Beki dan Coco. Gimana gimana udah pada bisa tebak belum dari namanya, yang cewe mana yang cowo mana. Kalo hewan peliharaan kalian dirumah apa nih pawrents?

Sering kali megurus kucing udah jadi rutinitas dan kesibukkan sehari hari. Udah pasti buat anabul pastinya mau yang terbaik dong. Kalo kata orang seakan akan pawrents jadi babu dan anabul jadi majikan nya. Mulai dari siapin makanan 3x sehari, gonta ganti pasir, bersihin kandangnya, mandiin anabul, dan ngajak main mereka. Walaupun melelelahkan, melihat anabul bersih dan sehat ngebuat hati pawrents jadi seneng dan tenang.

Advertisement

Ada masanya dimana kita lagi sibuk sibuknya dan akhirnya keteteran, bingung harus ngerjain deadline dulu atau ngurus anabul. Kadang kita sebagai pawrents juga kurang aware sama kesehatan si anabul. Seperti kasus dulu yang yang baru-baru ini naik daun lagi.

Penyakit Rabies kembali menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Akhir-akhir ini banyak beredar kasus hewan terkena penyakit rabies, seperti di kasus-kasus yang terjadi di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang anak balita berusia 4 tahun meninggal dunia akibat luka bekas gigitan anjing rabies. Kejadian ini terjadi di Kabupaten Sikka, NTT. Terdapat banyak kasus anjing peliharaan maupun anjing liar yang terkena rabies. Penyakit rabies ini dapat menular dan menyerang susunan syaraf pusat. Rabies dapat ditularkan dengan gigitan, cakaran atau luka terbuka serta air liur hewan yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka. Penyakit rabies dapat menyerang hewan mamalia, tidak hanya anjing, namun kucing, monyet, manusia serta beberapa hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di dunia yaitu kelelawar dan rubah.

Advertisement

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM drh. Slamet Raharjo mengatakan bahwa Kucing dapat terkena dan menjadi pembawa penyakit rabies, namun untuk menularkan rabies tersebut, kucing harus tertular rabies terlebih dahulu. Jadi kasus penularan rabies yang ditularkan oleh kucing sangat jarang terjadi.Walaupun begitu sebagai pawrents kita juga harus lebih berhati hati, kita harus mengetahui gejala gejala yang timbul jika ada hewan yang tersangka terkena rabies. Hewan yang terkena rabies akan tampak buas, gelisah, lebih sensitive, ketakutan dan lebih sering mengeluarkan cairan seperti busa dari mulutnya. Munculnya gejala gejala rabies sangat bervariasi, berkisar antara 5 hari sampai 1 tahun. Namun gejala penyakit umumnya muncul sekitar 30 sampai 90 hari setelah korban terinfeksi.

Kasus ini tidak hanya terjadi di sekitar Provinsi NTT saja. Salah satu kasus yang baru-baru ini viral adalah balita yang meninggal karena digigit anjing. Kasus ini sama dengan kasus sebelumnya menelan korban anak dibawah umur. Kasus ini terjadi pada hari Selasa 13 Juni 2023 di Buleleng Bali. Berdasarkan video yang beredar anak perempuan tersebut diberi minum air putih, namun saat sedang meminum air anak itu seperti kejang-kejang tak terkendali. Akhirnya dicurigai bahwa anjing milik anak ini terkena rabies, karena ciri-ciri korban terkena rabies merasa cemas dan takut jika mengonsumsi air dan terkena angin.

Kepala Dinas Kesehatan Buleleng Sucipto memberikan informasi bahwa pada pukul 20.00 WITA kondisi balita tersebut melemah, keadaanya gelisah, pandangannya kosong, panas berkeringat dan berhalusinasi. Dua puluh menit kemudian balita itu dinyatakan meninggal. Kasus ini diduga karena digigit oleh anjing peliharaannya sebulan yang lalu. Namun tidak langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis, korban juga tidak sempat mendapatkan vaksin antirabies. Gejala gejala yang dialami oleh bocah malang seperti demam hingga mengigil, kesemutan, sakit kepala, lemas dan hilang nafsu makan. Gejala masa inkubasi virus rabies sekitar 4 hingga 12 minggu, setelah masa inkubasi korban terinfeksi mengalami gejala seperti flu, demam otot melemah, kesemutan atau merasa terbakar di sekitar area yang tergigit, sakit atau nyeri pada kepala, demam, mual dan muntah, merasa gelisah, dan terancam tanpa adanya penyebab. Oleh karena itu, jika merasakan gejala gejala diatas setelah digigit segera periksakan ke rumah sakit atau instalasi kesehatan lain untuk mendapatkan penanganan medis.

Setia pada masalah pasti ada jalan keluarnya. Untuk menjaga anabul anabul pawrents dari penyakit rabies, beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah penularan seperti, memberikan vaksin kepada anabul (anjing dan kucing), menutup lubang atau celah di rumah yang bisa digunakan sebagai sarang hewan liar, jaga anabul tetap berada di dalam rumah agar meminimalisir kontak dengan asing, melapor ke Lembaga pengendalian hewan jika menemukan hewan yang terkena rabies dan mengajari orang0orang disekitar untuk tidak sembarangan menyentuh hewan liar.

Semoga dengan adanya kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, agar lebih berhati-hati. Kebersihan dan kesehatan anabul juga akan mempengaruhi kesehatan kita juga. Jangan lupa bawa anabul ke dokter hewan untuk mendapatkan pengecekan secara berkala. Sayangi anabul sebagaimana kamu mencintai oppa-oppa ya pawrents!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Halo kenalin nama aku Daiva Ardhania N H biasa dipanggil Dai, Iva, Va, Peh dan lain-lain. Aku sekarang lagi melanjutkan studi ku di UNS tepatnya prodi Ilmu Lingkungan. Salam kenal ya!