Luka di Sepuluh Agustus Delapan Belas

Selamat malam luka. Ingin ku tuliskan banyak tentangmu hari ini. Bagaimana aku merasakan sakitmu lagi, kudibodohi oleh yang katanya cinta suci. Bagaimana dirinya menusukku dari kulit sampai sakit ke tulang. Bagaimana dia hadir kembali dengan paket yang berbeda namun rasa sakit yang kini lebih sakit. Lalu sampai kapan luka ini bertahan dan menggerogoti organ tubuhku yang lain lagi? Entahlah, yang pasti saat ini lukanya kubiarkan mengering hingga akhirnya dia sembuh sendiri.

Selamat malam perpisahan. Kamu adalah penyebab dari kepedihan. Tidak ada yang menginginkan kehadiranmu. Kamu datang seenakmu dan pulang meninggalkan kepedihan. Kenapa tidak kau ditinggalkan saja aku dan kebahagiaan berjalan berdampingan? Kenapa masih saja untuk kesekian kalinya kurasakan perpisahan? Sesungguhnya kapankah waktumu berhenti agar kumenunggu saja sampai aku tidak terluka lagi selanjutnya.

Selamat malam rindu. Kamu datang tepat setelah tak lagi bertemu. Kebiasaan yang dilakukan bersama tak lagi dirasa. Sapaan dihening malam yang selalu dinanti tak kunjung datang. Meski demikian, aku masih saja menunggumu pulang. Berharap cinta kan membawanya kembali dalam pelukan. Tidak salahkan untuk berharap? Walau di dalamnya tak ada lagi peluang untukku. Sedikit saja tak mengapa, sembari lantunan doa untuk melulukannya.

Selamat malam kamu. Wanita yang berhasil mengambil satu-satunya milikku. Kamu yang merebut kepunyaanku. Aku juga tak membencimu. Pada akhirnya dia memlihmu karena satu alasan tertentu. Ku coba untuk lapang dada. Tak mengapa sekarang dia milikmu. Ku coba ikhlas melihat dia bahagia. Meski bukan aku yang menjadi alasan dari kebahagiaannya. Ku mohon jangan sakiti hatinya, jangan lukai perasaannya. Sampai itu terjadi kelak, aku adalah orang pertama yang akan melukaimu. Karena bahagianya adalah bahagiaku, dan lukanya juga adalah lukaku.

Selamat malam sayang. Ijinkan aku memanggilmu sayang untuk yang terakhir kali. Aku tak menyangka hari-hariku tanpamu lagi. Aku tak menduga secepat itu kau menerima cinta lagi. Padahal aku tak pernah berpikir akan bersama orang lain nanti. Aku berjuang tapi ternyata kau melepaskan ku kini. Mengapa semua ini harus ku lalui lagi sayang? Sudahkan kau lupa janji dimalam itu, kita kan berjuang bersama-sama nanti? Mengapa secepat itu aku harus menerima kenyataan dirimu sudah bersama yang lain kini? Sementara aku masih saja mengumpulkan serpihan hatiku yang hancur karena dirimu.

Ku harap ini hanya mimpi tapi ternyata aku belum terlelap juga. Kepedihan apa lagi yang harus ku tulis, dan itu tak mengembalikan mu untuk ku. Kau pernah jadi alasan atas semangat ku namun kini kau pergi meninggalkan tangis rindu. Aku bangga pernah memiliki mu. Aku bahagia pernah jadi bagian hidupmu. Meski kita tak bersama lagi, meski rindu tak lagi sama. Tapi tak sedikitpun aku belum mau mencoba melupakan mu dan kenangan kita.

Selamat datang hari yang baru, harapan baru, dengan matahari yang tetap saja bersinar dipagi hari dan bintang selalu setia menemami malam. Ku kan tegar menerima takdir cinta yang melukai, serta perpisahan manis yang ku alami membuat ku merindu lagi. Hingga ku punyai hati yang baru lagi, yang ingin berjuang bersamaku hingga bahagia menjemputku nanti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Cinta Dalam Beda