Manusia dan Alam Harus Saling Melindungi

Alam Semesta

Bumi merupakan tempat tinggal berbagai jenis makhluk dari yang melata hingga manusia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa yang namanya tempat tinggal mestilah harus nyaman, aman, dan tentram sehingga aktivitas dapat berjalan lebih kondusif, dan juga merupakan suatu hal yang menjadi sunnatullah bahwa sebuah tempat harus ada yang menanggung jawabinya, oleh karena itu Allah menciptakan manusia dengan tujuan tersebut sebagaimana yang tertera pada firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah:30 

Advertisement

“Dan ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah dibumi”…

Namun, akhir-akhir ini banyak berita yang sampai ke telinga kita tentang berbagai macam masalah kerusakan bumi dan bencana alam yang terjadi diberbagai belahan bumi terutama dinegara kita sendiri. Hal ini merupakan bukti dari firman Allah dalam QS. Ar-Rum:40-41 yang artinya:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)

Advertisement

Sangat jelas didalam ayat ini bahwa penyebab dari kerusakan bumi adalah manusia yang sebenarnya merupakan penanggung jawab dari kehidupan bumi itu sendiri namun terkadang karena sifat serakah manusia terhadap harta benda duniawi akhirnya ia berbuat diluar batas dan berdampak pada kerusakan alam sekitarnya.

Pada hakikatnya manusia itu tau manfaat alam bagi keberlangsungan hidupnya. Apalagi semisalnya kita yang memang sejatinya dari lahir sudah menyandang gelar sebagai seorang muslim, tentu hal ini sudah diajarkan sejak 14 abad yang lalu oleh rasul kita serta sudah termaktub juga didalam kitab suci umat muslim mengenai hal-hal yang harus kita lakukan untuk menjaga kelestarian hidup dibumi ini.

Advertisement

Hal ini seharusnya menjadi pertanyaan besar bagi pribadi kita masing-masing bahwa bagaimana cara untuk memulihkan kembali lagi bumi ini?. Dalam sebuah riwayat yang dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qoyyim Al-Jauzi, Ibnu Abid Dun-ya menyebutkan sebuah hadits mursal, yang diriwayatkan secara bersambung oleh Hakim dari jalur Baqiyyah, dari Yazid Al-Juhani, dari Anas bahwasannya pernah terjadi gempa bumi pada zaman Rasul Saw.

Beliau meletakkan tangannya diatas bumi, seraya berkata: “Tenanglah, karena waktumu belum tiba”. Kemudian nabi berpaling kepada para sahabatnya dan bersabda: “Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar sedang menegur kalian, maka perhatikanlah teguran-Nya”. dalam riwayat lain diceritakan bahwa pernah terjadi gempa pada masa Umar bin Khattab, lalu beliau berkata: “Wahai sekalian manusia, tidaklah gempa ini terjadi melainkan karena perbuatan kalian. Demi dzat yang jiwaku berada digenggaman-Nya, jika peristiwa ini kembali terulang, niscaya aku tidak ingin tinggal bersama kalian lagi ditempat ini untuk selama-lamanya”

Riwayat diatas merupakan hal yang bisa kita ambil pelajarannya sekaligus dapat menjadi solusi bagaimana agar bumi ini tetap tentram. Isi pokok kedua riwayat itu adalah kembali kedalam konteks taubat, sebab Allah menurunkan bencana karena ia ingin mengingatkan manusia atau menegurnya bahwa tak ada yang dapat menolong manusia dari kejadian apapun kecuali Dia maka dari itu manusia haruslah kembali kepada-Nya dengan cara bertaubat.

Maka bergeraklah untuk membuat perubahan, baik itu perubahan dalam diri kita sendiri ataupun turut mengajak orang lain untuk saling berbenah sebab bumi ini sudah lelah dengan banyaknya maksiat yang dilakukan oleh manusia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini