Media Sosial Justru Menjadi Wadah Untuk Pamer? Kok Bisa Yah?

Kamu setuju enggak?

Media sosial dizaman sekarang semakin melekat dikehidupan masyarakat indonesia bahkan dunia. Semakin berkembangnya media sosial yang dari tahun ke tahun semakin membuat masyarakat bergantung pada media sosial.  Awalnya media sosial hanya dapat mengirimkan sebuah pesan dari jarak jauh melalui email lalu semakin berkembangnya zaman terus menerus di upgrade sehingga pada tahun 1998 sudah mulai berkembang aplikasi pencarian yang dinamakan Google. Perkembangan tersebut semakin diulik lebih dalam oleh para peneliti, sehingga muncullah aplikasi-aplikasi media sosial yang sudah mulai kita kenali dan gunakan ini. Perkembangan zaman yang terus menerus ke arah maju ini membuat manusia terbawa arus teknologi dan informasi yg berkembang. Arus teknologi dan informasi yang ada ini juga membuat candu bagi manusia. Efek kecanduan ini juga sebenernya tidak baik bagi manusia, karena dapat diperbudak oleh kemajuan teknologi ini. Semakin mudahnya mendapat informasi ini membuat manusia terkadang menjadi acuh tak acuh pada orang orang sekitarnya. 

Advertisement

Bermunculannya aplikasi-aplikasi yang mendukung perkembangan jaman ini membuat manusia bisa bahagia hanya dengan sebuah gadget dan aplikasi yang ada didalamnya. Namun, tanpa disadari oleh manusia media sosial yang awal mulanya hanya sekedar untuk mengirim pesan jarak jauh dan menjadi gudang informasi kini berubah menjadi wadah untuk ajang pamer, bukan hanya pamer harta saja namun makanan dan aktifitas pun juga bisa dipamerkan. Hal tersebut jarang disadari oleh manusia pengguna media sosial terutama. Mengapa bisa dikatakan menjadi wadah untuk ajang pamer. Menurut saya, hal tersebut didorong karena manusia mempunyai kecenderungan senang untuk dipuji atau dikomentari dengan konteks positif dan akhirnya menjadi pusat perhatian dari publik di lingkungannya itu yang membuat manusia ingin mengabadikan kegiatan nya disosial media. 

Banyaknya aplikasi dalam gadget seperti instagram, whatsapp, line, twitter, facebook, dan masih banyak lagi tersebut membuat manusia seperti mempunyai dunia sendiri. Sebagai contoh yang kerap kita lihat atau bahkan kita alami,  saat bertemu dengan kawan lama disuatu restoran atau cafe, justru lebih sibuk kepada gadget masing-masing entah untuk mengabadikan moment, berswafoto, bahkan mengshare aktivitas nya ke sosial media. Dari contoh tersebut sangat terlihat bahwa seseorang mempunyai ketergantungan dalam mengupload instastory (cerita berupa video yang diunggah di laman instagram) untuk menampilkan sedang apa,lagi dimana bahkan lagi apa hanya untuk kebutuhan sosial medianya. Hal tersebut mungkin sudah menjadi rutinitas di zaman sekarang. Bagi mereka yang sudah kecanduan sosial media, dapat diibaratkan seperti tidak memberi makan sosial media terutama ke followers jika tidak mengunggah suatu foto atau video. Sebenarnya motif dari seseorang mengunggah ceritanya di sosial media yang pertama adalah mereka hanya membutuhkan komentar berupa pujian dari pengikutnya dan yang kedua adalah sebagai ungkapan ekspresi diri serta adanya kepuasan dalam diri masing-masing.  

Advertisement

Dengan kecenderungan manusia yang tertarik dengan dipuji atau dikomentari positif itu, maka dari hal tersebut semakin mendorong seseorang untuk selalu mengunggah cerita di sosial media mereka masing-masing. Namun, tidak semua dari mereka berniat untuk pamer, justru sosial media juga digunakan untuk mengekspresikan diri mereka agar dapat menghasilkan karya lalu akan mendapat apresiasi atau pujian dari orang yang melihat postingan tersebut. Menurut pendapat saya, tidak ada salahnya seseorang mengunggah foto atau video disosial media kalian sebagai bentuk ekspresi diri masing-masing, namun juga harus mengandung unsur yang positif dan bermanfaat ya. Yuk, gunakan media sosial kalian dengan baik untuk berkarya bukan hanya untuk pamer ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE