Menari Menuju Kematian : The Dancing Plague

Kegiatan menari biasanya identik dengan kegiatan bersuka cita, pesta, dan menyenangkan. Apalagi bila kegiatan menari diadakan di zaman kerjaan. Akan tetapi, bagaimana jadinya bila kegiatan menari itu ternyata berubah menjadi sebuah mala petaka?. Hal ini mungkin terdengar sedikit aneh tetapi pernahkah Anda membayangkan jika kegiatan menari bisa berubah menjadi sebuah kutukan?. Meskipun terdengar tidak biasa, nyatanya hal ini pernah terjadi. Peristiwa ini dikenal sebagai wabah menari atau The Dancing Plague yang terjadi pada tahun 1518.

Advertisement

Pada tahun 1518,  seorang perempuan bernama frau Troffea ,yang tinggal di Strasbourg, Alsace, keluar dari rumahnya dengan menari. Orang-orang yang melihatnya pun terhibur dengan melihat keindahan tarian frau Troffea. Akan tetapi, hal ini tidak bertahan lama karena orang-orang mulai menyadari sebuah keanehan. Frau Troffea biasanya akan menari hingga ia pingsan dan tertidur. Sesaat setelah ia terbangun Frau Troffea akan melanjutkan lagi tariannya. Hal ini terjadi berulang, lagi dan lagi, hingga hari ke-6. Hari dimana Frau Troffea akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Setelahnya kengerian pun dimulai.

Setelah kematian Frau troffea, ada beberapa warga lain yang terkena hal serupa. Mereka menari dan menari hingga akhirnya mereka meninggal, baik karena serangan jantung, stroke, ataupun kelelahan. Berbagai upaya pun kemudian dilakukan oleh pemerintah setempat tetapi tetap belum memberikan hasil kesembuhan bagi penderita. Pemerintah pun bertanya kepada beberapa ahli, termasuk dokter mengenai wabah aneh ini tetapi tidak ada yang tau pasti penyebabnya. Pada akhirnya, pemerintah pun memanggil pemain musik untuk mengiringi tarian ini. Selain itu mereka juga membangunkan panggung dan mendorong warga untuk terus menari siang dan malam. Pemerintah saat itu yakin dengan menari terus-menerus warga akan sembuh. Akan tetapi, hal ini sayangya tidak pernah menyembuhkan siapa pun.

Selain dari pemerintah ada berbagai macam cara lain yang disarankan seperti mengunci penderita wabah menari di dalam ruangan gelap dan hanya diberi sepotong roti dan air sampai ada juga yang menyarankan untuk mengikat penderita dengan kain. Namun, tetap tidak ada satupun cara yang berhasil.

Advertisement

Ada beberapa teori yang dianggap sebagai penyebab wabah ini, seperti stress sosial atau teori modern yang menganggap wabah ini terjadi akibat masyarakat yang keracunan jamur api atau claviceps. Claviceps atau jamur api ini biasanya tumbuh di biji gandum. Jamur ini bisa mengakibatkan orang yang mengonsumsinya menjadi berhalusinasi yang disebut dengan psikosis.

Berdasar pada sejarah, wabah ini ternyata tidak hanya muncul di Prancis di tempat Frau Troffea. Italia juga diketahui menjadi negara yang pernah dijangkiti wabah serupa yang disebut sebagai tarantism. Hal ini merujuk dari anggapan masyarakat bahwa penyakit tarantism terjadi akibat gigitan tarantula yang beracun. Akan tetapi, di Itali para penderitanya akan mulai menari dan terus bergerak ke laut hingga akhirnya mereka tersapu oleh ombak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis