Masa perkuliahan seringkali dianggap sebagai salah satu tahap hidup yang penuh dengan perubahan, tantangan, dan eksplorasi diri. Namun, banyak mahasiswa yang mengalami kegalauan saat menjalani masa perkuliahan. Kegalauan anak perkuliahan ini dapat meliputi kecemasan, stres, dan keraguan diri terkait dengan performa akademik dan masa depan. Kondisi tersebut bisa berasal dari berbagai hal, seperti tekanan akademis, masalah sosial, dan konflik internal. Kegalauan bisa menjadi kondisi yang sangat mengganggu dan mempengaruhi kesejahteraan psikologis mahasiswa.
Tantangan akademik menjadi salah satu faktor masalah yang dihadapi oleh mahasiswa, seperti menyelesaikan tugas-tugas, menghadapi ujian, dan memenuhi tuntutan akademik lainnya, sering kali menjadi beban yang berat dalam perjalanan mereka. Mahasiswa sering merasa tertekan oleh tingginya ekspektasi dan harapan untuk mencapai kesuksesan akademik. Rasa takut akan kegagalan atau ketidakmampuan untuk memenuhi harapan ini dapat memicu kegelisahan yang signifikan. Kegelisahan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkonsentrasi, belajar dengan efektif, dan menghadapi tantangan akademik dengan percaya diri.
Tantangan sosial yang dihadapi oleh mahasiswa tidak bisa diabaikan, termasuk dalam membangun hubungan sosial, beradaptasi dengan lingkungan kampus yang beragam, dan menghadapi tekanan dari teman sebaya. Mahasiswa sering kali merasa tertekan untuk memenuhi harapan sosial dalam menjalin hubungan yang baik, menjadi bagian dari komunitas kampus, dan membangun jaringan sosial yang kuat. Ketidakmampuan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan sosial dan akademik yang sehat dapat mengakibatkan kegalauan yang signifikan.
Mahasiswa mungkin merasa terbebani oleh tuntutan sosial yang beragam, seperti kebutuhan untuk hadir dalam acara sosial, ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler, atau menjaga hubungan yang erat dengan teman sebaya mereka. Selain itu, adanya perbedaan budaya dan latar belakang di lingkungan kampus yang beragam juga dapat menambah kompleksitas dalam menavigasi kehidupan sosial mereka.
Ketika kehidupan sosial dan akademik tidak seimbang, mahasiswa dapat merasa dilema antara memenuhi harapan sosial dan mencapai keberhasilan akademik. Kegalauan ini dapat mengganggu fokus mereka pada studi, meningkatkan tingkat stres, dan mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan manajemen waktu, memprioritaskan tujuan, dan mencari dukungan sosial yang sehat untuk mengatasi tantangan sosial yang mereka hadapi.
Tidak hanya itu harapan diri dan eksternal sering kali memberikan tekanan tambahan pada mahasiswa, baik dari harapan yang mereka letakkan pada diri sendiri maupun dari harapan yang berasal dari orang tua, keluarga, atau masyarakat. Mahasiswa mungkin memiliki ambisi tinggi dan berusaha memenuhi standar yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri. Mereka menginginkan kesuksesan akademik, mencapai prestasi yang gemilang, dan mengejar karir yang sukses. Namun, terlalu banyak tekanan dari harapan diri ini dapat memicu kecemasan yang berlebihan dan kegalauan.
Selain itu, harapan yang ditempatkan oleh orang tua, keluarga, atau masyarakat juga dapat menambah beban psikologis pada mahasiswa. Perasaan harus memenuhi ekspektasi orang lain, merasa perlu membuktikan diri, atau takut mengecewakan dapat menghasilkan ketidakpastian dan kegelisahan yang signifikan. Mahasiswa mungkin merasa terjebak dalam persepsi diri yang tidak realistis atau merasa sulit untuk mencocokkan harapan eksternal dengan apa yang mereka inginkan atau mampu lakukan. Penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman yang sehat tentang harapan yang realistis, mengelola tekanan yang datang dari harapan diri maupun eksternal, dan mencari keseimbangan yang sehat antara tujuan pribadi dan harapan orang lain.
Gangguan konsentrasi pun seringkali menjadi masalah yang dihadapi oleh mahasiswa yang mengalami kegelisahan. Kondisi kegelisahan dapat menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan fokus dan konsentrasi saat belajar atau mengerjakan tugas akademik. Mahasiswa yang merasa cemas atau gelisah cenderung teralihkan oleh pikiran yang mengkhawatirkan, memikirkan hal-hal di luar tugas yang sedang mereka lakukan, atau merasa kewalahan oleh tekanan emosional yang mereka alami.
Ketika konsentrasi terganggu, mahasiswa mungkin kesulitan memahami materi pelajaran dengan baik, mengingat informasi yang dipelajari, atau menyelesaikan tugas dengan efisien. Hasil belajar mereka dapat terpengaruh secara negatif, baik dalam bentuk penurunan kualitas pekerjaan yang dihasilkan maupun dalam hal pencapaian akademik secara keseluruhan.
Oleh karena itu perlu adanya strategi untuk menangani kegalauan pada mahasiswa sangat penting untuk membantu mereka menghadapi tantangan perkuliahan dengan lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Kesadaran emosional adalah fondasi yang penting dalam penanganan kegalauan. Mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan dan emosi yang mereka alami. Ini melibatkan kesadaran terhadap tanda-tanda kecemasan, stres, atau ketidakpastian yang muncul dalam diri mereka.
Selanjutnya yaitu, mencari dukungan yang merupakan langkah penting dalam mengatasi kegelisahan bagi mahasiswa. Mahasiswa perlu mencari dukungan dari berbagai sumber, seperti teman ataupun keluarga terdekat untuk membantu mereka menghadapi tantangan perkuliahan dengan lebih baik. Berbicara tentang kegelisahan mereka dengan orang-orang yang dipercaya dapat memberikan perasaan lega dan mengurangi beban yang dirasakan.
Temuan solusi yang efektif juga dapat muncul melalui dukungan tersebut. Melalui percakapan dan diskusi, mahasiswa dapat mendapatkan perspektif baru, saran praktis, atau strategi yang berhasil digunakan oleh orang lain dalam menghadapi situasi serupa. Orang-orang terdekat dapat memberikan dukungan emosional dan memberikan dorongan untuk tetap berjuang.
Selain itu, mencari komunitas atau kelompok dengan minat dan pengalaman serupa juga bisa menjadi sumber dukungan yang berharga. Bergabung dengan komunitas atau kelompok di kampus yang memahami perjuangan dan tantangan mahasiswa dapat memberikan ruang aman untuk berbagi pengalaman, saling mendukung, dan belajar dari satu sama lain. Dalam komunitas ini, mahasiswa dapat menemukan pemahaman, dukungan praktis, dan motivasi untuk terus melangkah maju.
Mencari dukungan melalui interaksi sosial dapat mengurangi isolasi dan menjaga keseimbangan emosional. Berbagi beban dengan orang lain yang memahami dapat membantu mengurangi kegelisahan dan merasa lebih kuat dalam menghadapi tantangan perkuliahan. Dukungan dari teman, keluarga, konselor akademik, atau komunitas dapat menjadi pilar penting dalam perjalanan mahasiswa untuk mengatasi kegalauan dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Sumber: Kegalauan Kuliah di Masa New Normal Harapan vs Pesimis (jejakrekam.com)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”