Daripada Berbohong yang Menghasilkan Dosa, Mencoba untuk Menunda Sebuah Fakta atau Informasi Sepertinya Lebih Baik

Sebuah Trik Berkomunikasi.

Sayang, aku ngantuk banget nih, yuk beli kopi!

Emang habis begadang?

Iya, kemarin aku kerjain laporan.

Ih bohong kamu loh! Bukannya kamu bilang udah baring di kasur ya semalam, kok malah kerja sih?

Nggak bohong kok, kan kamu nanya lagi apa? ya aku jawab lagi baring di kasur, terus kamu gak nanya lagi sambil ngapain? Hehe

Yaelah tetep aja kamu bohong.

Nggak dong sayang, ya harusnya kamu nanya sambil ngapain?

Kenapa nggak langsung bilang aja aku baring sambil kerja gitu.

Pasti kamu larang kalau aku bilang gitu.

Yaelah.

Tapi pada akhirnya aku tetap jujur kan sayang? Laporannya dikumpulin hari ini loh.

Yaudah lain kali dikerjakan jauh-jauh hari jangan mepet-mepet ya.

Advertisement

Gimana SoHip apakah merasa dekat dengan percakapan dua sejoli diatas ini? Hehe. Atau mungkin ada yang mulai membaca tulisan ini sambil senyum-senyum sendiri?

Jadi, memang dalam agama apapun berbohong adalah perbuatan dosa, dan kita dianjurkan untuk tidak berbohong. Akan tetapi seringkali kita tetap berbohong karena banyak alasan. Salah satu yang membuat berbohong menjadi sah adalah alasan yang bernada baik atau positif. Misalnya, karena takut dilarang, dimarahi, menghindari munculnya konflik-pertengkaran, jadi lebih baik bohong dulu aja deh.

Bagaimanapun juga, berbohong tetap ada dalam kelompok dosa meski dilandasi oleh alasan-alasan yang baik seperti beberapa contoh diatas. Lalu, bagaimana dong caranya berbohong agar tidak berbohong? Maaf, maaf, gimana? Gimana maksudnya? Kok agak berbelit gitu ya pertanyaannya. Hehe. Mungkin maksudnya, gimana ya caranya agar tetap bisa melakukan sesuatu yang menurut kita baik, tapi itu tidak dilarang, dimarahi, atau memancing timbulnya konflik atau pertengkaran bagi orang-orang terdekat kita, seperti, orang tua, teman, sahabat, atau kekasih kita?

Advertisement

Tapi, sebelum terlalu jauh, kita harus punya pemahaman yang sama dulu tentang melakukan sesuatu yang menurut kita baik, itu seperti apa sih? Sampai-sampai ingin kita tutupi dari orang-orang terdekat kita agar tidak menuai larangan, kecaman, amarah, konflik, sampai kepada pertengkaran hebat?

Berdasarkan percakapan dua sejoli di paragraf awal tulisan ini, jadi sesuatu yang menurut kita baik itu tentu saja sesuatu yang harus berguna dan membangun (positif) bagi hidup dan masa depan kita, bahkan akhirnya bisa berpengaruh baik buat orang-orang terdekat kita. Jadi, selain mengerjakan laporan hingga harus begadang, contoh sederhana lainnya mungkin bisa seputar menunda informasi tentang membelikan kado atau merancang kejutan kepada orang terdekat kita.

Advertisement

Tapi, kalau sesuatu yang menurut kita baik itu merugikan orang-orang terdekat bahkan mengancam hidup dan masa depan kita, maka itu tidak termasuk hal baik yang bisa dimaklumkan untuk ditutupi dari orang-orang terdekat kita. Misalnya, chatting bahkan kencan dengan pria atau wanita lain (selain kekasih), memakai uang kuliah untuk nongkrong atau bahkan membeli barang-barang yang tidak baik bagi tubuh kita, melakukan tindakan kekerasan (fisik dan verbal) atau kriminal, dari banyak sisi jelas semua ini bukan termasuk hal yang baik dan tidak cocok digunakan sebagai alasan untuk ditutup-tutupi dari orang-orang terdekat kita. 

Jadi, waktu sudah tahu mana hal yang baik, mana yang bukan, kita akhirnya bisa mulai mencari cara bagaimana menutupinya tanpa sebuah kebohongan, jadi bagaimana? Yaitu, dengan cara menunda sementara untuk mengatakan yang sebenarnya – jujur kepada orang-orang terdekat kita. Hah? Emang bisa? Nggak ketahuan ya? 

Berdasarkan analisis dari percakapan dua sejoli di paragraf pertama, kita bisa belajar bahwa cara menunda sementara sebuah informasi atau fakta yang menurut kita baik namun berpotensi melahirkan larangan atau pertengkaran dari orang-orang terdekat kita adalah cukup dengan menjawab pertanyaan yang mereka sampaikan dengan seadanya-singkat.

Jika kita tetap ingin melakukan sesuatu yang kita anggap baik tanpa adanya larangan dan pertengkaran, sebaiknya hindari untuk terlalu lengkap, rinci, dan jelas menjawab pertanyaan orang-orang terdekat kita tentang kegiatan baik yang sedang kita lakukan. Karena penjelasan yang seperti itu seringkali bisa membuat kita keceplosan. Dan kemungkinan besar kita batal deh mengerjakan sesuatu yang kita anggap baik itu.

Perlu diingat juga bahwa, memilih untuk menunda sementara ini harus dilandasi alasan yang kuat terkait waktu yang kurang pas ataupun mood dari orang terdekat yang kurang pas – sedang kelelahan atau mengalami sesuatu yang berat, sehingga memang kita perlu menunda sementara untuk menyampaikan informasi atau fakta tentang kegiatan baik yang sedang kita lakukan agar larangan, amarah, atau bahkan pertengkaran tidak muncul ke permukaan – meledak. 

Tapi, ketika kita merasa waktunya sudah pas dan mood mereka lagi waras – tidak sedang kelelahan kerja atau mengalami apapun, berarti menunda sementara sebuah fakta atau kegiatan yang menurut kita baik itu harus disingkirkan jauh-jauh. 

Artinya, kita harus segera berkata yang sebenarnya – jujur tentang segala hal yang kita lakukan kepada orang-orang terdekat kita. Guna mendapat dukungan terbaik dari mereka. Cheers! 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shangrila.(n) ; any place of complete bliss and delight and peace→The Lost Horizon, James Hilton(England,1933)™ Passion Never Weak

CLOSE