Berangkat dari pengalaman sendiri sebagai seorang mahasiswa, merantau menjadi satu hal yang tak bisa dihindari. Jarak antara rumah dan kampus yang tidak bisa dijangkau hanya dalam waktu beberapa menit, menjadikanku harus belajar untuk bertahan hidup sendiri dan jauh dari keluarga. Merantau dan menjadi anak kos sebenarnya bukan pilihan yang mudah bagiku. Sobat perantauan pasti Ârelate dengan apa yang aku rasakan. Selain harus beradaptasi ekstra dengan lingkungan yang baru, aku juga harus meninggalkan segala kebiasaan yang hanya bisa kulakukan ketika berada di rumah dan dikelilingi oleh anggota keluarga. Aku juga harus berpisah dengan teman-temanku, dengan tempat makan favorit, penampakan senja dari atas rumah, warung kecil milik tetangga, kolam ikan di halaman belakang, dan poster-poster di dinding kamar.
Berbeda dengan kebanyakan temanku yang bisa pulang ke rumah pada akhir pekan atau pada hari apa pun ketika tidak ada jadwal perkuliahan. Aku biasannya hanya pulang ke kampung halaman pada saat libur semester dan hari raya saja. Alasannya adalah karena perjalanan yang ditempuh untuk bias kembali ke rumah tidaklah singkat dan berujung lelah karena perjalanan. Ada saat-saat di mana aku merasa iri dan cemburu kepada teman-temanku yang bisa bertemu dengan keluarga hampir di setiap akhir pekan. Bagiku itu adalah perasaan yang normal dan alami.
Namun seiring berjalannya waktu, aku tersadar bahwa rumah bukan satu-satunya tempat untuk bisa berpulang. Di sini, aku berhasil menemukan tempat-tempat untukku berpulang ketika rumah belum bisa untuk disambangi.
Tempat berpulang ternyaman adalah dengan bertemu teman dan sahabat yang selalu menyambut dengan hangat.
Ternyata tak sedikit temanku yang bernasib sama denganku. Dengan berbagi cerita dan tawa, aku rasakan lagi dukungan emosional, kenyamanan, dan rasa penerimaan yang mirip dengan suasana rumah. Teman dan sahabat adalah tempat di mana kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa harus merasa dihakimi atau disalahkan. Dengan rasa keterhubungan sosial yang baik kepada teman dan sahabat, perasaan sepi dalam diri kita akan pudar. Bersama melakukan kegiatan yang kita sukai, banyak menghabiskan waktu bersama, dan menciptakan beragam kenangan berharga, membuat teman dan sahabat menjadi tempat di mana kita merasa seperti berada di rumah karena kita tumbuh bersama dan saling memahami.
Sarapan di warung makan yang rasa masakannya mirip buatan ibu.
Ketika hendak pergi ke kampus, aku tidak sengaja menenukan sebuah warung makan yang rasa masakannya mirip buatan ibu. Sepiring nasi hangat yang disajikan dengan lauk-pauk yang berlimpah, mengingatkan kita akan momen-momen berharga di meja makan keluarga. Setiap suapan makanan membawa ingatan manis tentang aroma dapur yang hangat serta cita rasa yang akrab. Tak hanya rasanya yang mirip, suasanya di warung makan yang kutemui ini juga memberikan kenyamanan seperti saat kita duduk bersama keluarga di meja makan. Untuk itu, cobalah berkelana mencari warung makan yang bisa mengobati rasa rindumu akan rumah. Karena sarapan di warung makan yang rasa masakannya mirip dengan masakan ibu adalah kesempatan langka untuk menikmati hidangan penuh kasih sayang seperti yang kita dapatkan di rumah. Kenangan indah tentang masakan ibu terasa semakin dekat, mengingatkan kita pada kehangatan dan cinta di dalam keluarga.
Ruang publik dan temaram bulan di malam hari.
Ruang publik seperti taman dan kafe seringkali menjadi tempatku berpulang. Ketika berada di ruang publik, aku merasa seperti lebih memahami diriku sendiri. Dengan temaram bulan di malam hari, tumbuh kesempatan untuk melakukan refleksi dan evaluasi pribadi. Dengan menjalani waktu sendiri di taman atau tempat terbuka lainnya, kita dapat memperkuat ikatan dengan diri kita sendiri. Penerangan dari lampu yang menghiasi taman ketika malam, pemandangan city light, atau pertunjukan kecil-kecilan di ruang publik dapat memberikan rasa kedamaian dan keindahan yang membuat seseorang merasa nyaman. Menyaksikan acara khusus di ruang publik yang biasanya hanya akan ada di malam hari seperti konser musik, penampilan tari tradisional, wayang, dan sebagainya dapat memberikan pengalaman unik dan menarik yang akan memperkaya perasaan berpulang.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki caranya tersendiri dalam mengatasi kerinduan. Penting bagi anak rantau untuk menemukan strategi yang paling efektif untuk mereka dan mencari dukungan dari orang-orang di sekitar mereka.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”