Istilah Tiger Parents pertama kali dikenalkan oleh seorang profesor hukum Yale Amy Chua dalam bukunya yang berjudul Battle Hymn Of Tiger Mother. Dalam buku tersebut Amy Chua memperkenalkan pola asuh yang keras dan ketat untuk mendorong anak menjadi orang yang berhasil di masa yang akan datang. Tiger Parents seringkali disamakan dengan Strict Parents dan Authoritarian Parenting, Istilah-istilah tersebut sangat umum bahkan menjadi budaya pengasuhan di China dan juga keluarga Asia-Amerika.
Chua mengambarkan bagaimana cara Tiger Parents membesarkan anak dengan menekan mereka agar mendapatkan nilai sempurna dalam akademis, memaksa mengikuti les intensif untuk mendalami keterampilan seperti musik dan olahraga juga termasuk menguasai bahasa kedua.
Bukan hanya itu, Tiger Parents sangat mengontrol anak dalam berinteraksi dengan orang lain juga membatasi kehidupan sosial mereka. Tujuan dari hal tersebut semata-mata untuk dan merencanakan masa depan yang lebih cerah bagi anak dan menanamkan kebiasaan bekerja keras.
Kebanyakan orang menilai pengasuhan Chua terlalu ekstrim dan berdampak pada kesehatan mental anak, setiap kali anak  terutama remaja kehilangan hak pilihan dan rasa kontrol atas dirinya, hal tersebut dapat memicu efek dramatis yang dapat mempengaruhi hasil mereka terkait akademis, selain itu dorongan secara eksternal menggunakan ancaman atau pengasuhan yang mengontrol dapat membuat motivasi anak menjadi goyah dikutip dari pernyataan Christine Carter, Ph.D. Penulis dari buku Raising Happiness.
Anak-anak yang terlalu ditekan untuk menjadi sempurna dapat membuat mereka kesulitan untuk bersosialisasi dan mengalami over-stress. Terlebih ketika beranjak remaja, anak kemungkinan menjadi pemberontak, sering berbohong, bahkan melakukan tindakan yang lebih ekstrim lagi untuk melindungi dirinya dari hukuman orang tua.
Terlepas dari sisi negatif Tiger Parents, tidak sedikit remaja di China mengaku bahwa pola asuh ini memberikan manfaat signifikan dalam hidup mereka. Sophia Chua yang merupakan anak dari Amy Chua mengatakan kalau ia tidak akan menjadi dewasa dan menjadi dirinya saat ini jika bukan karena bimbingan keras dari ibunya, selain itu dalam artikel tahun 2014 Fairfax Media, seorang mahasiswa Psikologi dan Kriminologi kelahiran Singapura Jessica Li-Shan Drisscoll mengungkapkan bahwa orang tua China  menunjukkan rasa cinta melalu disiplin, kami memiliki pepatah yang menggambarkan peran disiplin dalam pola asuh orang tua Tionghoa, pepatah dalam Bahasa Mandarin tersebut jika diartikan ‘Memukul artinya sayang, Memarahi adalah Cinta’ orang tua memarahi karena mereka sayang ungkapnya.
Tiger Parenting didasari oleh komitmen antara orang tua dan anak untuk saling berkerja sama. orang tua yang menerapkan pengasuhan ini bukan semata-mata hanya menuntut anak untuk meraih gelar, akan tetapi mereka juga berkorban untuk mendukung segala keperluan anak baik finansial maupun bimbingan moral.
Pada akhirnya tidak semua remaja cocok dengan pola asuh ini, masa depan anak bukan hanya dipengaruhi oleh didikan orang tua namun ada faktor lingkungan dan circle pertemanan juga didalamnya. Menjadi orang tua memang bukan pekerjaan yang mudah, setiap formula dalam membesarkan anak memiliki resiko nya masing-masing.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”