Mengenal Lebih dalam Procrastinator, Julukan Baru bagi Deadliner

Tips and tricks supaya nggak jadi deadliner sejati

Halo, all. Pasti kebanyakan diantara kalian memiliki teman yang deadliner abis. Mereka tipikal orang yang ga bakal ngerjain tugas sebelum mepet banget sama batas pengumpulan atau deadline. Bahkan, mereka bisa loh mengerjakan suatu tugas hanya beberapa jam sebelum deadline.

Advertisement

Orang-orang semacam ini juga dapat disebut sebagai procrastinator. Julukan ini mulai populer pada tahun 2016, setelah Tim Urban, seorang blogger ‘wait but why’ diundang sebagai pembicara di sebuah acara terkenal asal amerika, TED Talks. Tim mengambil materi dari tulisannya pada tahun 2013 sebagai topik yang akhirnya sukses mendapatkan lebih dari enam puluh enam juta penonton di platform media daring TED Talks. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan procrastinator? Mari kita bahas!

Procrastinator sendiri berasal dari bahasa inggris yang artinya penunda. Procrastinator adalah sebutan bagi seseorang yang sering menunda-nunda pekerjaan. Seorang procrastinator biasanya tidak benar-benar ingin untuk menunda pekerjaannya. Namun, mereka hanya sulit untuk memulai atau bahkan sulit mendapatkan ide agar dapat menuntaskan pekerjaannya. Hal ini dapat terjadi karena terdapat hal lain yaitu ‘faktor x’ di dalam otak seorang procrastinator yang dapat kita sebut sebagai ‘funny monkey’. Singkatnya, procrastinator seringkali memiliki rencana-rencana kecil maupun besar untuk pekerjaannya. Namun realitanya, procrastinator hanya berencana saja tanpa berniat melakukan suatu aksi nyata.

‘Funny monkey’, layaknya monyet di kebun binatang, hanya menginginkan kebahagiaan sehingga ia akan mengajak procrastinator untuk tetap berada pada zona nyamannya. Ketika kesadaran procrastinator mulai pulih untuk kembali pada realita, maka ‘funny monkey’ akan mengganggu dan mengubah haluan otak untuk kembali ke zona nyaman. Hal ini akan terus berulang hingga deadline hadir sebagai alarm tanda bahaya dan mengambil alih kendali otak seseorang procrastinator. Setelah alarm berbunyi, maka secara tiba-tiba otak akan mendapatkan berbagai macam ide baru yang tidak pernah datang sebelumnya. 

Advertisement

Menjadi seorang procrastinator tentu bukan masalah. Namun, masalah justru akan muncul ketika procrastinator dihadapkan oleh suatu pekerjaan jangka panjang yang tidak memiliki deadline. Maka dari itu, seorang procrastinator harus membuat batasan agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik dan tidak memiliki kebiasaan buruk menunda pekerjaan. 

Faktor-faktor yang membuat orang menjadi seorang procrastinator yaitu:

Advertisement


  1. Terlalu perfeksionis, orang yang perfeksionis cenderung mudah cemas jika mereka tidak dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan sempurna. Akibatnya, kita cenderung senang memperhatikan hal kecil yang kadang kurang bermakna sehingga pekerjaan utama justru tidak selesai.

  2. Overthinking, orang yang overthinking sering membayangkan sebuah skenario kegagalan seperti Bagaimana jika karyaku ditolak? atau Bagaimana jika aku tidak diterima?. Hal seperti ini akan membuat kita sulit untuk memulai suatu pekerjaan. 

  3. Terlalu banyak ekspektasi, memiliki banyak ekspektasi dapat membuat kita sedikit frustasi karena kita justru lebih banyak membuat rencana dan ternyata apa yang kita rencanakan sulit untuk direalisasikan.

Procrastinator sebenarnya memiliki motivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan harapan pekerjaannya dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna. Biasanya, mereka merasa tertantang dan memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya di akhir-akhir waktu dengan tujuan mendapatkan rasa kebahagiaan atas terselesaikannya dari pekerjaannya. Terkadang, seorang procrastinator lebih merasa tertantang untuk mengerjakan suatu pekerjaan di bawah tekanan deadline.

Maka batasan perlu dibuat oleh seorang procrastinator, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan, misalnya seperti : 


  1. Membuat target dan tujuan yang mendetail mengenai masing-masing pekerjaan. Dengan memiliki target dan tujuan, maka kita dapat mulai menyusun dan melakukan pekerjaan yang harus dilakukan. 

  2. Menurunkan angan-angan tentang seberapa sempurnanya pekerjaan yang akan dilakukan. Hal ini dapat membuat kita lebih mengedepankan realitas yang ada sehingga tidak banyak terbuai dengan kesempurnaan. 

  3. Membuat skala prioritas di dalam jadwal melakukan pekerjaan. Ada 4 kuadran skala prioritas yang dapat kita tulis supaya kita tidak bingung dengan pekerjaan mana yang harus dilakukan. Pertama, skala prioritas penting dan mendesak. Kedua, skala prioritas penting dan tidak mendesak. Ketiga, skala prioritas tidak penting dan mendesak. Dan keempat, skala prioritas tidak penting dan tidak mendesak.

Nah, sampai sini kamu sudah paham kan tentang procrastinator? Menjadi procrastinator juga merupakan pilihan yang dapat kita lakukan ataupun tidak. Oleh karena itu, yuk mulai mengantisipasi diri dari sifat menunda-nunda pekerjaan ya! Seperti kata orang bijak, langkah pertama pasti terasa sulit dan berat, namun itu akan menjadi penentu bagi langkah-langkah berikutnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini