Mengenal Karakter dan Siapa itu Strawberry Generation. Apa Kamu Termasuk?

SoHip, mungkin kamu sering mendengar istilah generasi milenial tapi tidak dengan generasi yang satu ini yaitu, strawberry generation atau generasi stroberi. Generasi stroberi ini dikenal dengan ide-ide yang kreatif serta bisa berinovasi, namun generasi ini juga mudah patah semangat, rapuh, dan cenderung kurang cerdas dalam mengambil keputusan.

Advertisement


Seperti yang dibahas dalam buku Strawberry Generation karya Rhenald Kasali, Dari bentuk dan warnanya, strawberry itu menawan. Namun, dibalik keindahannya, ia ternyata begitu rapuh. Itu adalah ilustrasi dari strawberry generation atau pada platform YouTube milik Rhenald Kasali juga mengatakan bahwa generasi ini terlahir setelah generasi milenial dan secara terminologi dinilai lunak sama seperti buah stroberi.


Dalam hal ini sudah jelas bahwa anak muda saat ini bukan hanya membutuhkan pengetahuan dan skill yang mumpuni, tetapi juga kestabilan mental agar mampu meminimalisir rasa cepat pesimis, mudah putus asa atau bahkan takut untuk mencoba lagi. Ibarat virus, seiring berjalannya waktu, bisa saja generasi stroberi ini akan menguasai masa depan kalau pihak-pihak tertentu terutama diri sendiri tidak menyadari atau membiarkannya berkembang pesat.

Apa sih yang menyebabkan lahirnya generasi stroberi ini? Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan lahirnya generasi ini yaitu :

Advertisement

Pertama, cara didik orang tua. Walaupun mendidik dengan baik dan konsisten adalah tantangan bagi orang tua, bukan berarti hal ini mustahil. Saat ini sudah banyak pengetahuan parenting yang baik dan bagaimana cara menerapkannya. Cara didik orang tua yang kurang tepat sering kali berimbas pada perkembangan mental seorang anak hingga dewasa.

Misalnya, saat kecil sering dimanjakan dan dilarang untuk eksplor hal lain, anak akan tumbuh dengan mental yang menginginkan hal instan. Sehingga saat terjun ke dunia kerja, ia akan menjadi pribadi yang mudah menyerah, tidak mau menghadapi permasalahan, dan pesimis.

Advertisement

Kedua, lingkungan sekitar. Stereotipe buruk yang dilontarkan dari lingkungan sekitar bisa melabeling anak yang akan berdampak pada perkembangannya hingga dewasa. Maka, sebagai generasi yang baik kita tidak boleh memberikan narasi buruk pada setiap orang, setidaknya untuk mengurangi lahirnya strawberry generation ini.

Ketiga, membandingkan diri sendiri. Siapa yang sangka dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain bisa menjadi penyebab lahirnya generasi ini. Membandingkan diri dengan orang lain yang pencapaiannya di atas kamu cenderung akan menimbulkan rasa insecure, tidak percaya diri, bahkan tertekan.

Dari penyebab lahirnya strawberry generation di atas, kamu juga bisa mengidentifikasi dirimu apakah kamu strawberry generation atau bukan melalui 3 ciri-ciri berikut.

Ingin sukses secara instan. Untuk sukses dan mencapai mimpi, kamu perlu untuk menghadapi ombak yang besar didepan. Sedangkan strawberry generation akan memilih jalan pintas tanpa mau menghadapi tantangan yang ada.

Memiliki rasa malas tinggi. Rasa malas itu sinyal negatif untuk diri kamu loh dan kamu harus atasi itu. Seperti kata Maudy Ayunda, kita tuh harus melihat perasaan-perasaan negatif sebagai sinyal sebenarnya bahwa, 'Ini bukan sesuatu yang seharusnya aku lakukan',. Generasi ini senang dengan membuang waktu dengan bersantai, scroll sosial media, dan sebagainya. Jangan ditiru ya!

Mudah putus asa. Setiap proses dalam hidup pasti ada yang namanya masalah. Nah, masalah itulah yang harus dihadapi dan ditemukan solusinya. Karena mental pesimis lah yang membuat generasi ini mudah putus asa, sehingga menghambat perkembangan karir dan skill yang dimiliki.

Nah, kalau SoHip memiliki salah satu dari ciri-ciri di atas, itu berarti kamu termasuk strawberry generation.  Kalau ya, ubah diri kamu dengan konsultasi pada pihak yang lebih professional agar menemukan solusinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I never dreamed about success, I worked for it - Estée Lauder

Editor

Penikmat buku dan perjalanan

CLOSE