Menilik Kabar Nasionalisme yang Ada di Indonesia. Sudahkah Jadi Hal Utama?

Hari untuk mengingatkan makna persatuan


Setiap tahunnya pada tanggal 20 Mei kita memperingati hari kebangkitan nasional. Namun apakah sebenarnya kita sudah memahami peristiwa apa yang kita peringati setiap tahunnya sejak 1959 ini?


Momentum yang mendasari gagasan hari kebangkitan nasional adalah berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Sebuah organisasi yang pertama kali muncul sebagai bentuk pergerakan rakyat dalam persatuan dan nasionalisme. Terbentuknya organisasi tersebut pada tahun 1908 mempelopori kesadaran masyarkat untuk bergerak memajukan diri dengan semangat kolektif.

Zaman dahulu Boedi Oetomo pertama kali digagas oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo menjadi organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya. Boedi Oetomo awalnya beranggotakan oleh orang-orang dari suku Jawa dan Madura. Mereka mendirikan sekolah-sekolah Boedi Oetomo untuk memajukan budaya Jawa. Pada tahun 1915 organisasi ini mulai terlibat dalam dunia politik. Pergerakan mereka berorientasi untuk kesejahteraan dan kepentingan rakyat dengan cara turut serta dalam pembentukan kebijakan oleh pemerintah Belanda.

Organisasi ini tidak mungkin ada tanpa orang-orang yang memilih untuk berkorban lebih demi negaranya. Soetomo, Soekarno, Dr Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan Dr. Wahidin Sudiro Husodo adalah tokoh-tokoh yang berjasa melalui organisasi ini.

Momen hari kebangkitan nasional seharusnya mampu kita jadikan pengingat bahwa rasa persatuan adalah alasan lahirnya Indonesia. Persatuan memang tak melulu memiliki satu misi dan pandangan, namun menjadi bagian bangsa Indonesia sepatutnya sudah fasih dengan makna bersatu meski dalam banyak perbedaan. Ironisnya yang kita lihat saat ini orang-orang cenderung sibuk terhadap kepentingan pribadi atau kelompoknya hingga bahkan lupa kalau sebenarnya kita saling membutuhkan.

Belakangan sering kita jumpai masyarakat yang  mudah terprofokasi kemudian berujung perpecahan. Mereka lupa cara menyelesaikan masalah dengan duduk berdiskusi untuk mencapai mufakat seperti esensi demokrasi yang selama ini diperjuangkan. Nasionalisme terkikis dengan ambisi untuk kepentingan sendiri maupun golongan. Kapan kita bisa kembali memaknai kebangkitan nasional dengan mengingat betapa persatuan dan nasionalismelah yang memberikan jalan untuk kemerdekaan?

Sederhananya, bangsa ini tidak maju karena kita sendiri yang tidak mendukung itu terjadi. Sulit rasanya mendorong kemajuan Indonesia ketika masyarakatnya tidak bisa saling berdamai dengan diri sendiri. Apabila kita mengingat bahwa tujuan kita adalah sama yaitu untuk Indonesia yang lebih baik maka akan mudah untuk menerima perbedaan. Sejatinya kita punya cara masing-masing untuk memajukan bangsa ini dan hal itu harus dihargai.

Mengingat ucapan Soekarno bahwa perjuangannya lebih mudah karena mengusir penjajah sedangkan perjuangan kita lebih sulit karena melawan bangsa sendiri nampaknya memang ditujukan untuk situasi Indonesia saat ini. Maka membangkitkan dan meletakkan nasionalisme di atas kepentingan pribadi dan kelompok perlu kita ingatkan lagi kepada diri sendiri. Sudahkah kita benar-benar memperjuangkan hal yang sama yaitu Indonesia?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini