Dionisius Dexon atau yang akrab dipanggil Dion merupakan seorang penulis sekaligus musisi. Setelah beberapa kali gagal dalam menerbitkan karyanya dan sempat merasa putus asa, ia tetap mencoba menulis naskah lain. Tak lama kemudian, ia harus dihadapkan dengan patah hati sehingga membuatnya membenci dunia dengan segala isinya. Sejak saat itu, ia mulai menulis curahan isi hatinya di sebuah buku catatan. Kemudian pada Agustus 2018, melalui tulisan-tulisan di buku catatannya itu, ia berhasil menerbitkan buku pertamanya yaitu Seratus Pekan Sebelum Ledakan. Novel-novel karya Dionisius Dexon memang dapat diibaratkan layaknya sebuah rumah. Seolah-olah mempersilahkan pembaca untuk datang, duduk sejenak, kemudian menikmati apa yang disediakan.
Novel Jangan Sembunyi di Bumi merupakan karyanya yang keempat. Bagian pertama dari novel ini, Untuk Seseorang yang Pernah Membuat Bumi Berhenti Berputar, mengisahkan tentang rasa kehilangan akan seseorang yang bahkan tidak sempat menjadi miliknya. Tokoh "aku" di dalam cerita mengajarkan kepada kita betapa berharganya waktu yang ada. Lewat penyangkalan atas kepergian orang yang dicintainya. Merenung dan terus merenung. Berharap hal itu hanyalah mimpi dan waktu dapat diputar kembali. Walaupun pada akhirnya ia tahu yang tersisa hanyalah sederet kenangan.
Rasa rindu yang terus-menerus menghantam dan kehilangan yang begitu menyakitkan membuatnya kehilangan dirinya sendiri.Cenderung melihat sesuatu secara negatif, mencari pengakuan dari orang lain, dan merasa dilupakan. Terngiang-ngiang oleh ingatan. Berandai-andai hidup bersama dan bahagia menikmati hari tua dengan orang yang dicintainya. Walaupun pada akhirnya, semua berakhir pada doa yang dipanjatkan agar yang tercinta selalu bahagia.
Pada cerita Abyssos, tokoh "aku" memutuskan untuk mengubur perasaannya dan memohon segala sesuatu yang baik pada Tuhan. Ada pula kutipan "Yang datang suatu hari nanti belum tentu menetap abadi, yang mengandung arti bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Cepat atau lambat, siap tidak siap, suka tidak suka, semua itu pasti terjadi.
Serta satu hal yang dapat diambil hikmahnya yaitu kehilangan sesuatu yang kita cintai di dunia bisa menjadi salah satu cara Tuhan mengajarkan kepada kita arti ikhlas yang sebenarnya. Emosi yang coba disalurkan melalui tulisannya ini dapat disampaikan dengan baik. Tulisannya membuat pembaca hanyut ke dalam dunia rekaan si pengarang. Seperti menyaksikan sebuah pertunjukkan dan ketika semua usai, hal yang tersisa hanyalah kenangan. Â
Sayangnya, novel ini lebih mirip seperti tulisan acak yang dibalut dengan kata-kata melankolis. Padahal jika disisipkan alur cerita lalu ditambah dengan penggambaran serta sudut pandang dari sosok yang di sebut-sebut telah menghilang dari bumi, tulisan ini akan terasa lebih menarik dan tidak monoton. Beralih ke bagian kedua, Untuk Orang-Orang yang Merasa Bahwa Bumi Sedang Berputar ke Arah Lain, salah satu kutipan favorit saya adalah, "Berhentilah membandingkan hidupmu dengan orang lain. Satu hal yang terpenting adalah membuat dirimu bahagia, bukan membuat dirimu terlihat bahagia." Kita tidak perlu menjadi yang paling hebat. Yang kita perlukan adalah bagaimana membuka mata dan memandang dunia dengan cara yang tepat.
Walaupun deretan subtema yang disajikan terdengar sedikit klise, hal yang membuat tulisan Dion ini berbeda dengan lainnya adalah ia mampu mencerminkan kehalusan hati dalam memandang segala kepahitan. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan karya sastra lain miliknya, akan ditemukan kesamaan garis besar dari tulisannya ini. Dalam Tentang Seratus Pekan Sebelum Ledakan, Dion juga mengisahkan tentang cinta yang terpendam, kritik, dan ketidakpuasan terhadap dunia.
Terlepas dari beberapa kelemahannya, hal yang sangat menarik yaitu selain menyuguhkan tentang cerita cinta, novel ini juga berisikan tentang motivasi-motivasi untuk menjalani hidup. Tulisannya membuat kita merasa bahwa dunia ini benar-benar menjadi tempat kita merenung, berdoa, dan berdialog dengan masa lalu. Bagi yang pernah maupun tidak pernah merasa kehilangan, meninggalkan atau ditinggalkan, melupakan atau dilupakan. Buku ini dapat mewakili manusia-manusia di Bumi ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”